BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Medis
1.
Kehamilan
Proses kehamilan
merupakan merantai yanag berkesinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi
spermatozo dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba,2012;h.75).
a. Tanda – tanda kehamilan
1) Tanda pasti kehamilan
a) Terdengar denyut jantung
janin(DJJ)
b) Pada pemeriksaan USG
terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio
c) Ada pemeriksaan rontgen
terlihat adanya rangka janin(>16 minggu)
d) Terasa gerakan janin (Sulistyawati,
2009,h;83) Quickening (persepsi gerakan janin pertama)
Gerakan janin pertama biasanya dirasakan pada
umur kehamilan 18 minggu(primigravida) atau 16 minggu (multigravida). (Pantiawati,
2010;h.52).
Gerakan pertama biasanya dirasakan si ibu
pada usia kehamilan antara 14-16 minggu yang disebut dengan wickening. Di usia
ini janin mulai tumbuh besar dan air ketuban pun tersedia cukup banyak, hingga
ibu bisa merasakan janinnya bergerak sedikit. Sensasi yang muncul seperti
“dikitik-kitik” atau serasa ada bola kecil menggelinding lembut dalam rahimnya.
Tapi tak setiap ibu hamil akan merasakan gerakan janin di usia kehamilan yang
sama.
(http://ery2.wordpress.com/2010/08/01/pentinganya-memantau-gerakan-janin).
2) Tanda Tidak Pasti kehamilan
a) Rahim membesar
b) Tanda hegar
c) Tanda Chadwik, yaitu
warna kebiruan pada servik, vagina dan vulva
d) Tanda piskacek, yaitu
pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol jelas pembesaran
tersebut
e) Braxton hicksbila uterus
dirangsang(distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi
f) Basal metabolism Rate
(BMR) meningkat
g) Ballotement positif .
Jika dilakukan
pemeriksaan palpasi diperut ibu dengan cara menggoyang-goyangkan disalah satu
sisi, maka akan terasa “pantulan “disisi yang yang lain.
h)
Tes Urine Kehamilan (test HCG0 positif)
Tes urine dilaksanakan satu minggu setelah terjadi pembuahan tujuan dari
pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormon gonadotropin dalamm urine,kadar
yang melebihi ambang normal, mengindikasi bahwa wanita mengalami kehamilan.
3) Dugaan Hamil
a) Amenorea/tidak mengalami
menstruasi sesuai siklus terlambat haid
b) Nusea, anoreksia,
emesis, dan hipervasilasi
c) Pusing
d) Miksing/sering buang air
besar
e) Obstipasi
f) Hiperpigmentasi : striae
, cloasma, linea nigra
g) Varises
h) Payudara menegang
i)
Perubahan perasaan
j)
BB bertambah
(Sulistyawati,2009;h.85)
14 Standar pelayanan ANC
a)
Ukur tinggi badan dan berat badan
b)
Ukur
tekanan darah
c)
Ukur
TFU
d)
Imunisasi TT
e)
Tablet Fe
f)
Tes PMS / VDRL
g)
Temu wicara / konseling
h)
Pemeriksaan HB
i)
Pemeriksaan protein urin
j)
Pemeriksaan reduksi urine
k)
Perawatan payudara
l)
Pemeliharaan tingkat kebugaran
m)
Terapi yodium
n)
Pemeriksaan malaria
(Pantiawati dkk,2010;h.10)
b. Prinsip Pokok Asuhan
Kehamilan
1)
Proses kehamilan merupakan proses alamiah dan fisiologis.
2)
Menggunakan cara-cara yang sederhana atau menghindari segala bentukintervensiyang
tidak dibutuhkan
3)
Bersifat aman bagi keselamatan hidup
ibu, asuhan yang diberikan ditunjang oleh pengobatan berdasarkan bukti( evidence based medicine)
4)
Menjaga privasi pasien
5)
Membantu pasien agar merasa aman dan nyaman, seta memberikan dukungan emosional.
6)
Memberikan informasi, penjelasan, serta konseling yang cukup.
7)
Menghormati praktik adat istiadat, kebudayaan, serta keyakinan/agama yang ada
dilingkungan setempat.
8)
Memelihara kesehatan fisik, psikologis, sosial, serta spiritual klien dan keluarga.
9)
Melakukan usaha penyuluhan kesehatan dan pencegahan penyakit
(Sulistyawati,2009;h.4).
c. Tujuan asuahan Kehamilan
Tujuan utama ANC
menurunkan/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Adapun
tujuan khususnya:
1) Memonitor kemajuan
kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal
2) Mengenali secara dini
penyimpangan dari normal dan memberikan penatalksanaan yang diperlukan
3) Membina hubungan saling percaya
antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik,
emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya
komplikasi.
d. Standar Asuhan Kehamilan
Terdapat 6 standar dalam
pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:
1)
Standar 3 : identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan
kerumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan
dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk
memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur
2)
Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan Antenatal
Bidan memberikan
sedikitnya 4x pelayanan anteatal. pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan
ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.
3)
Standar 5 : Palpasi abdominal
Bidan melakukan
pemerikssaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan
usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah janin, dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4)
Standar 6 : pengelolaan Anemia dan Hipertensi
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan
atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5)
Standar 7 : pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan
Bidan menemukan secara
dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda
serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6)
Standar 6 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran
yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
Ketiga, untuk memastikan
bahwa persiapan persalinan yang bersih, dan aman serta suasana yang menyenangkan,
disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk , bila tiba-tiba
terjadi keadaan gawat darurat.
e. Hak- hak wanita hamil
Hak – hak ibu menerima
layanan asuhan Hak – hak ibu menerima layanan asuhan kehamilan, yaitu :
1) Mendapatkan keterangan
mengenai kondisi kesehatannya. Informasinya harus diberikan langsung kepada
klien(dan keluarganya)
2) Mendiskusikan
keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap system pelayanan, dalam
lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan
didasari rasa saling percaya.
3) Mengetahui sebelumnya
jenis prosedur yang dilakukan terhadapnya.
4) Mendapatkan pelayanan
secara pribadi /dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur
5) Menerima pelayanan
senyaman mungkin
6) Menyatakan pandangan dan
pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.
f. Evidence Based Pratice
Sesuai dengan evidence
based pratice, pemerintah telah
menetakan progarm kebijakan ANC sebagai berikut :
1) Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4x selama kehamilan:
a)
Kunjungan trimester I sebelum usia kehamilan 14 minggu
b) Kunjungan trimester II
usia kehamilan 14-28 minggu
c)
Kunjungan trimester III usia kehamilan 28-36 minggu dan lebih dari 36
minggu
2)
Pemberian suplemen Mikronutrien
Tablet mengandung FeSO4 320 mg(zat besi 60 mg) dan asam folat 500 µg sebanyak 1
tablet /hari segera setelah rasa mual hilang pemberian selama 90 hari (3 bulan )
3)
Imunisasi TT 0.5 cc
(Pantiawati dkk, 2010;h.8).
Imunisasi selama
kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang bisa
menyebabkan kematian ibu dan janin, jenis imunisasi yang di berikan adalah
tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah dari penyakit tetanus. Ibu hamil yang
belum mendapatkan imunisasi statusnya T0, dengan status T0 hendaknya ia
mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval
4 minggu) dan bila memungkinkan di berikan TT3
dengan interval 6 bulan. Pemberian imunisasi TT1 dapat diberikan pada saat usia
kehamilan sudah memasuki usia 16 minggu atau di TM II
(Sulistyawati,2009;h.121).
Suntikan TT melindungi
ibu dan bayi dari penyakit tetanus neonatorium dan mencegah kematian pada bayi
baru lahir yanh disebabkan oleh kuman tetanus yang masuk ketubuh bayi melalui
tali pusat (Salmah dkk,2006;h.115).
g. Perubahan Anatomi dan
fisiologi Ibu Hamil
1)
Sistem reproduksi
a) Uterus
Uterus berkembang samapi ke xisfisternum.penguranag tinggu fundus uteri
dikenal dengan istilah lightening, terjadi pada beberapa bulan terakhir
kehamilan,pada saat fundus turun kebagian bawah uterus. Hal ini bertujuan untuk
membuat jaringan pelvik menjadi lebih lunak, degan tonus uterus yang baik,
dengan formasi yang baru dari segmen bawah rahim
(Salmah dkk,2006;h.60).
Pada kehamilan cukup bulan,ukuran uterus adalah
30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan bagi
adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat
hipertropi dn hiperplasi otot polos rahim, serabut- serabut kolagennya menjadi
higroskopik, dan endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukuran TFU per
tiga jari, dapat di cermati dalam tabell berikut ini:
Tabel 2.1
Perabaan TFU pertigajari
Usia kehamilan
(Minggu)
|
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
|
12
|
3 jari di atas simfisis
|
16
|
Pertengahan pusat – simfisis
|
20
|
3 jari di bawah pusat
|
24
|
Setinggi pusat
|
28
|
3 jari di atas pusat
|
32
|
Pertengahan pusat–prosesus xiphoideus (px)
|
36
|
3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
|
40
|
Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
|
(Sulistiyawati,2009;h.59)
b)
Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema
pada seluruh servik.
c)
Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel
baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.
Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilam setelah
itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif
minimal. Terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna
pada usia 16 minggu.
d)
Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas
pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan
terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwick.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, di mana sekresi akan berwarna
keputihan, menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan
produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi
dari lactobacillus acidophilus.
2)
Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih
lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukuranya dan vena-vena yang
dibawah kulit akan lebih terlihat, hal ini untuk persiapan saat menyusui.
Perkembangan payudara dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron, dan
somatomammotropin.
Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut
kolostrum dapat keluar. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat
diproduksi karena hormon prolaktin ditekan olehprolactin inhibiting hormone.Kelenjar
Montgomery, yaitu kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung
untuk menonjol keluar. Payudara sebagai organ target untuk proses
laktasi mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir (Sarwono,
2009;h.179).
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, setrogen dan progesteron akan tetapi belum mengeluarkan air
susu. Pada kehamilan akan terbentuk lemak sehingga mammae menjadi lebih besar.
Apabila mammae akan membesar lebih tegang dan tampak lebih hitam seperti
seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas
dari puting susu dapat keluar cairan bewarna putih agak jernih disebut
colostrum (Ai yeyeh.2009;h.42).
3)
Sistem integumen
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan
ini dikenal dengan striae gravidarum.Pada banyak perempuan kulit di
garis pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam
kecokelatan yang disebut dengan linea nigra.Kadang-kadang akan
muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut chloasma
gravidarum. Adanya peningkatan kadar serum melanocyte
stimulating hormone (MSH) pengaruh lobus hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis pada akhir bulan kedua masih sangat
diragukan sebagai penyebabnya. Estrogen progesteron diketahui mempunyai peran
dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya.
Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen
kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. peningkatan pigmentasi juga
terjadi di sekiling puting susu, sedangkan di perut bawah bagiantengah biasanya
tampak garis gelap, yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi
gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, dan biasanya di atas
pinggang. Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis sering tampak di
tungkai bawah.
Pembesaran rahim menimbulkan peregangaan dan
menyebabkan robekan serabut elastis di bawah kulit, sehingga menimbulkan strae
gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan
gemeli, dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea
alba bertambah pigmentasinya dan di
sebut sebagai linea nigra. Adanya vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah
berkeringat (Sulistyawati,2009;h.30).
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh Melanophore stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini
adalah salah satu hormone yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis.
Kadang-kadang terdapat deposit pada dahi, pipi, hidung dikenal sebagai
cloasmagravidarum.
Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di aerola
mammae ibu hamil mulai akan mengalami hiperpigmentasi pada muka biasanya
terjadi pada usia kehamilan
12 minggu (Wiknjosastro,2005;h,35).
4)
Sistem endokrin kehamilan, pertumbuhan normal
janin, dan pemulihan pascapartu (nifas). Tes HCG positif dan kadar HCG akan meningkat
menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu. (Pantiawati,2010;h.56).
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di
dalam tubuh, plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam
mempertahankan kehamilano hormon utama yang di hasilkan oleh plasenta adalah HCG,
hormon yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta
progesteron oleh ovarium untuk mmepertahankan kehamilan. Plasenta juga
menghasilkan melanocyte-stimulating hormon yang menyebabkan kulit berwarna
legih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di dalam
darah. Peningkatan kadar hormon ini kemungkinan menyebabkan tanda peregangan
pada kulit perut (Maryunani.2010;h.42).
5)
Sistem perkemihan
Pada akhir
kehamilian,apabila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul, keluhan
sering kencing akan timbul oleh kandung kemih yang tertekan
(Prawirohardjo,2011;h.185).
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu
atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akn
mulai menekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan
metabolisme air menjadi lancar
(Pantiawati dkk,2010;h.69).
6)
Sistem pencernaan
Esterogen dan HCG meningkat, dengan efek samping
mual dan muntah-muntah. Selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan
gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar/perasaan ingin makan
terus, juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu,
terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis
gravidarum). Saliva meningkat dan pada trimester pertama, men dan megeluh mual
dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan
makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan. Bulan- bulan pertama
kehamilan, hormon esterogen meningkat yang dapat menyebabkan nausea (mual), ada
yang mengalami muntah terus menerus sampai menganggu aktivitasnya, dikatakan
mengalami hiperemesis gravidarum (muntah-muntah yang banyak ini merupakan
keadaan patologik), mual dan muntah tersebut merupakan efek samping dari peningkatan
kadar esterogen dan HCG, reabsorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan
obstipasi, rahim yang semakin membesar akan akan menekan rektum dan usus bagian
bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi), sembelit semakin berat karena
gerakan otot di dalam usus di perlambat oleh tinginya kadar progesteron (Maryunani,2010;h.43).
7)
Sistem kardiovaskuler
Volume darah akan meningkat secara progresif mulai
minggu ke-6-8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32-34 dengan
perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira
40-45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang
diinisiasi oleh jalur renin-angiotensin dan aldosteron. Pada kehamilan lanjut
kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl itu merupakan suatu hal yang abnormal dan
biasanya berhubungan dengan defisiensi zat besi dari pada dengan hipervolemia.
Kebutuhan zat besi selama kehamilan lebih kurang 1000 mg atau rata-rata 6-7
mg/hari (Sarwono,2009;h. 183).
Manfaat pemeriksaan Hb yaitu:
a) Sebagai
pemeriksaan penyaring untuk membantu diagnosa
b) Sebagai
pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit,
c) Dapat
dipakai sebagai kemajuan penderita anemia
(https://docs.google.com/documen).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin di bawah 11 gr %
pada trismester I dan II atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr % pada trimester
II ( Saifuddin,2001;h.281
).
Nilai
ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil,
didasarkan pada kriteria WHO th 1972 ditetapkan 3 katagori yaitu: >11 gr
/dl, ringan 8-11 gr/ dl, berat <8 gr/dl (Ai yeyeh dkk, 2010;h.115).
8)
Sistem Respirasi
Selama periode kehamilan, sistem respirasi mengalami perubahan.
Hal ini dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan O2 yang semakin
meningkat.Disamping itu juga terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim.
Ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya. Sesak nafas
dan pernafasan yang cepat akanmembuat ibu hamil merasa lelah, hal ini
dikarenakan saat kehamilan kerja jantung dan paru-paru meningkat. Perubahan ini
akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37.
Ruang yang di perlukan oleh rahim yang membesar
dan meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi
lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan janinnya (Maryunani,2010;h.50).
h.
Perubahan berat badan
Kenaikan berat badan pada saat hamil yang normal pada wanita yang
memiliki ukuran rata-rata biasanya berkisar
antara 12,5-15 kg (sekitar 1-1,5 kg/bulan). Kenaikan berat badan ini
(yang normal) terutama berasal dari bertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai
organ/cairan intrauterin, yaitu:
1)
Berat janin 2,5-3,5 kg
2)
Berat plasenta 0,5 kg
3)
Cairan amnion 1,0 kg
4)
Berat uterus 1,0 kg
5)
Penambahan volume sirkulasi maternal 1,5 kg
6)
Pertumbuhan mammae 1 kg
7)
Pertumbuhan cairan interstisial di pelvis dan
ekstremitas 1,0-1,5 kg (Maryunani,2010;h.50)
Perkiraan peningkatan berat badan :
1)
4 kg dalam
kehamilan trimester I
2)
0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai
III
3)
Totalnya sekitar 15-16 kg (Sulistyawati,2009,h;50).
Berat badan diukur setiap ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui
kenaika berat badan atau penurunan berat badan.
Kenaikan berat badan ibu hamil normal rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg
(Pantiawati,2010;h.36)
Table 2.2
Takaran Makanan Untuk Kebutuhan Wanita
Bahan makanan
|
Ukuran rumah tangga
|
Wanita tidak hamil
|
Wanita hamil
|
Nasi
|
Piring
|
3,5
|
4
|
Daging
|
Potong
|
1,5
|
1,5
|
Tempe
|
Potong
|
3
|
4
|
Sayur bewarna
|
Mangkok
|
1,5
|
2
|
Buah
|
Potong
|
2
|
2
|
Susu
|
Gelas
|
-
|
1
|
Minyak
|
Sendok
|
4
|
4
|
Cairan
|
Gelas
|
4
|
6
|
i. Informasi Yang
Diberikan Ketika Memberikan Asuhan Kebidanan
Trimester III
menurut (Sulistyawati,2009;h.6)
1) Gameli (28-36
minggu)
Pada usia
kehamilan ini informasi yang perlu disampaikan adalah pemeriksaan kesejateraan
janin dalam kandungan, salah satunya adalah janin tunggal atau ganda. Informasi
tersebut akan mengurangi beberapa kekhawatiran yang dirasakan oleh ibu dan
keluarga berkaitan dengan janin.
2) Letak janin
(>36 minggu)
Gambaran
persalinan yang akan di lalui merupakan salah satu hal yang dikhawatirkan oleh
ibu dan keluarga pada akhir masa kehamilan. Informasi mengenai kepastian letak
dan posisi janin akan mengurangi kecemasan pasien. Ibu akan lebih siap jika
diberikan gambaran mengenai proses persalinan secara lengkap. (Sulistyawati,2010;h.6-7)
3) Deteksi Dini
Masa Kehamilan
Deteksi dini
adalah deteksi dini terhadap kelainan,komplikasi dan penyakit yanglazim terjadi
pada ibu masa kehamilan, persalinan dan masa nifas yaitu menjadi pokok
kebenaran dasar berfikir dan bertindak seorang bidan dalam suatu mekanisme.
Umur dikatakan berpengaruh / memiliki resiko jika <20 tahun karena alat-alat
reproduksi belum matang dan psikis yang belum siap dan >35 tahun rentan
sekali terjadi komplikasi-komplikasi dalam kehamilan dan perdarahan dalam masa nifas, jadi usia reproduktif
(subur) seorang wanita yang baik dalam siklus reproduksi berkisar dari usia 20-35
tahun (Manuaba dkk,2010;h.75).
Factor-faktor
resiko:
a)
Terlalu muda (< 20 tahun)
b)
Terlalu Tua (> 35 tahun)
c)
Terlalu Sering (paritas >5)
d)
Terlalu Dekat (jarak anrtara 2 kehamilan
kurang dari 2 tahun)
(Ai Yeyeh dkk,2010;h.4)
2.
Adaptasi
Psikologis Dalam Masa Kehamilan
Pada kehamilan TM III
sering kali di sebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu
merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya
perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Terkadang ibu
merasa khawatir akan bayinya lahir sewaktu-waktu. Sering kali ibu merasa
khawatir atau takut apabila di lahirkan tidak normal. Kebanyakan juga ibu
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang
dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan
rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan (Nanny dkk,2011;h.110).
Rasa tidak
nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya
aneh dan jelek. Di samping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah
dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada
trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga
dan bidan.
Trimester
ketiga adalah persiapaan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua.
Keluarga mulai menduga-duga jenis kelamin bayinya (apakah laki-laki atau
perempuan) dan akan mirip siapa. Dan bahkan mereka juga sudah memeilih sebuah
nama untuk bayinya (Nanny dkk,2011;h.110).
Berat badan ibu
meningkat, adanya tekanan pada organ dalam, adanya perasaan tidak nyaman karena
janinnya semakin membesar, adanya perubahan gambaran diri (konsep diri, tidak
mantap, merasa terasing, tidak dicintai, merasa tidak pasti, takut juga sengang
karena kelahiran bayi.
(Nanny dkk,2011;h.110).
Perubahan psikologis
trimester III (periode penantian dengan penuh kewaspadaan )
a)
Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
b)
Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c)
Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
d)
Khawati bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
e)
Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f)
Merasa kehilangan perhatian
g)
Perasaan mudah terluka(sensitif)
h)
Libido menurun (Sulistyawati,2009;h.77).
3.
Keluhan selama kehamilan
pada TM III
1)
Sering Buang Air Kecil
Penyebabnya adalah
tekanan rahim terhadap kandung kemih yang membatasi kemampuan kandung kemih
untuk menyimpan air seni. Saat kehamilan bertambah besar Ibu hamil akan
mengalami rasa sulit menahan air seni. Walaupun repot harus bolak-balik ke
kamar kecil jangan pernah untuk mengurangi porsi minum.Inilah keluhan yang
paling sering dialami. Adanya janin membuat tekanan pada kandung kemih. Kadang
kala penyebabnya kecenderungan ibu hamil yang minum lebih banyak. Akibatnya,
ginjal lebih banyak pula memproduksi air seni. Selain itu letak kandung kemih
yang bersebelahan dengan rahim membuat kapasitasnya berkurang. Itulah salah
satu sebab ibu hamil sering buang air kecil.Yang perlu diwaspadai, saat ini
sering terjadi infeksi pada saluran atau kandung kencing pada ibu hamil.
Sayangnya, sulit membedakan buang air kecil lantaran hamil dengan yang
disebabkan oleh infeksi. Yang mungkin bisa dijadikan pedoman yakni rasa nyeri
yang menyertai. Jika keluarnya air seni diiringi oleh rasa nyeri dan warnanya
merah atau keruh mungkin itu pertanda infeksi. Untuk mengatasinya, jangan
menunda keinginan buang air kecil.
(2http://satubidan.com/ketidaknyamanan-umu).
Sering kencing
dikarekan fungsi kandung kemih akibat prubahan vasikuler yang berhubungan
dengan hormonal dan volume kandung kemih mengecil akibat terdoring rahim serta presentasi
janin. (Salmah dkk.2006;h.71)
Peningkatan frekuensi
berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan uterus karena
turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan
frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang. Sebab lain adalah karena nocturia yang
terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang
berbaring pada saat tidur malam hari. Akibatnya adalah pola diurnal
kebalikannya sehingga terjadi peningkatan pengeluaran urin pada saat hamil tua.
Cara
mengurangi ketidak nyamanan ini adalah:
a.
Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang
dialaminya mencangkup sebab terjadinya
b.
Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing
c.
Mengurangi asupan cairan pada sore hari dan
memperbanyak minum saat siang hari.
Jelaskan
tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu
berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah dieresis.
(http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/10/05/ketidaknyaman-pada-ibu-hamil-tm-iii)
2) Konstipasi
atau Sembelit
Berhubung hormon kehamilan progesteron mengendurkan
sistem pencernaan dan memperlambat gerakan pencernaan, maka konstipasi menjadi
keluhan yang umum. Kondisi ini akan semakin memburuk bila memang sudah
mengalaminya sebelum kehamilan atau bila mengkonsumsi suplemen zat besi (lihat
Anemia)
Cara untuk mencegah konstipasi:
a) Minumlah
sebanyak-banyaknya air putih, jus buah-buahan atau teh herbal. Tapi hindari teh
dan kopi, karena dapat membuat bolak-balik buang air kecil yang bisa
mengakibatkan dehidrasi.
b) Konsumsi
serat. Buah segar dan buah yang dikeringkan, juga sayur-sayuran dan gandum
adalah sumber-sumber penting yang harus dikonsumsi.
c) Singkirkan
junkfood. Hindari makanan manis dan halus, yang bisa menyumbat sistem
pencernaan.
d) Olah raga
ringan seperti jalan kaki dan berenang akan membantu menjaga sirkulasi berjalan
lancar.
e) Jangan
terburu-buru. Pelan-pelan saja kalau buang air besar, dan jangan mengejan.
f) Manfaatkan
ramuan alami. Para herbalis menyarankan akar teh dandelion untuk menjaga
keteraturan BAB dapat diperoleh di toko-toko makanan sehat.
(http://satubidan.com/ketidaknyamanan-umu)
3) Hemorrohoid
Secara khusus
ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester II dan III.Hal ini sering terjadi
karena konstipasi.Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena didaerah anus
juga membesar.Diperparah lagi akibat tekanan kepala terhadap vena di rektum
(bagian dalam anus).Konstipasi berkontribusi dalam menimbulkan pecahnya hemorid
sehingga menimbulkan perdarahan.Untuk menghindari pecahnya pembuluh darah ini
maka dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak serat, banyak minum, buah dan
sayuran.Kurangnya klep di pembuluh-pembuluh yang berakibat pada perubahan
secara langsung pada aliran darah.Pada kehamilan Progesterone menyebabkan
relaksasi dinding vena dan usus besar.
(http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/10/05/ketidaknyaman-pada-ibu-hamil-tm-iii).
Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena
hemorrhoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan menyebabkan kongesti pada
vena pelvic (Salmah. 2006;h.73).
Cara
meringankan/mencegah :
a)
Menghindari konstipasi
b)
Menghindari ketegangan selama defekasi
c)
Mandi air hangat/kompres hangat, air panas
tidak hanya memberikan kenyamanan tapi juga meningkatkan sirkulasi
d) Latihan kegel,
untuk mengencangkan otot-otot perineal
e)
Istirahat di tempat tidur dengan panggul
diturunkan dan dinaikkan
(http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/10/05/ketidaknyaman-pada-ibu-hamil-tm-iii)
4) Heart burn
(panas dalam perut)
Rasa panas di
perut adalah rasa terbakar yang tidak nyaman pada oesphogus (saluran
cerna).Gejala ini lebih sering terjadi pada ibu hamil karena hormon progesteron
membuat lentur katup saluran pencernaan, sehingga sebagian makanan yang sudah
dicerna atau asam perut naik kembali ke oesphogus.Kondisi ini yang menyebabkan
rasa terbakar.
Mengatasi rasa
terbakar:
a) Konsumsi
makanan dalam porsi kecil-kecil secara lebih sering, ketimbang makanan berat
secara lebih jarang.
b) Berbaringlah
atau tidurlah dengan posisi tersangga bantal.
c) Hindari
makanan yang diproses dan kaya bumbu, juga minuman yang mengandung kafein.
d) Minumlah teh
camomile atau teh jahe–keduanya dapat membantu menyamankan sistem pencernaan.
5) Sakit kepala
Biasa terjadi
pada trimester II dan III. Ini Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu
dan penegangan pada kepala), serta keletihan (Nanny dkk.2011;h.144). Cara
meringankan :
a)
Memassase leher dan otot bahu
b)
Istirahat
c)
Mandi air hangat
Tanda bahaya :
a)
Bila bertambah berat atau berlanjut
b)
Jika disertai dengan hipertensi dan
proteinuria (preeklampsi)
c)
Penglihatan berkurang atau kabur.
6) Edema atau
pembengkakan
Edema pada
kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus
yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri
pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang
menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk
masalah. Edema akibat kaki yang menggantung secara umum terlihat pada area
pergelangan kaki dan hal ini harus dibedakan dengan perbedaan edema karena
preeklamsia/eklamsia
(http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/10/05/ketidaknyaman-pada-ibu-hamil-tm-iii)
Adapun cara
penangaannya adalah sebagi berikut:
a)
Hindari menggunakan pakaian ketat
b)
Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
c)
Posisi menghadap kesamping saat berbaring
d) Penggunaan
penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat melonggarkan vena-vena
panggul.
(http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/10/05/ketidaknyaman-pada-ibu-hamil-tm-iii)
7)
Sesak nafas
Ibu hamil yang
mengalami sesak napas di karenakan dengan semakin membesarnya uterus, maka akan
mengalami desakan diafragma sehingga naik 4 cm. (Hani dkk,2011;h.64)
Ketika perut semakin
membesar maka Ibu akan merasakan sesak nafas, jangan khawatir karena hal ini
biasa terjadi pada masa kehamilan. Untuk mencegahnya jangan lupa berdiri dan
duduk dengan dengan sikap tenang. Jika ingin berbaring, telentang dan letakkan
kepala dan bahu di atas sebuah bantal atau lebih, mengurangi bekerja yang berat
seperti turun naik tangga, menyandarkan bahu pada tumpukan bantal (posisi semi
Fowler).
8) Nyeri punggung
bawah (Nyeri Pinggang)
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang)
merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung
bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan
karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut
dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang
membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur
tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat
peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan
menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Masalah memburuk apabila wanita hamil
memiliki struktur otot abdomen yang lemah sehingga gagal menopang berat rahim
yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur. Kondisi yang membuat
lengkung punggung semakin memanjang.Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi
pada wanta grande multipara yang tidak pernah melakukan latihan untuk
memperoleh kembali struktur otot abdomen normal.Nyeri punggung juga bisa
disebabkan karena membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat
beban, hal ini diperparah apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang
lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat penting
diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe ini (Sulistyawati,2010;h.119).
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan,
tubuhnya akan mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin.
Perubahan tubuhnya yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah lardosis
karena tumpuan tubuh bergeser lebih belakang dibandingkan sikap tubuh ketika
tidak hamil.keluhan yang sering muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal
dipunggung dan pinggang serta kram pada kaki ketika tidur dimalam hari.
(Sulistyawati,2010;h.119).
Nyeri tersebut bisa muncul seiring dengan
pertambahan berat badan.Perubahan mobilitas dapat ikut berpengaruh pada
perubahan postur tubuh dan dapat menimbulkan rasa tidak enak di punggung bagian
bawah.Ini umumnya terjadi pada akhir masa kehamilan. Nyeri pungung dapat
diredakan dengan kompres panas, istirahat dan obat pereda sakit yang telah diresepkan
dokter kandungan untuk mengantisipasinya juga, perhatikan, diet dan kenaikan
berat badan.
Perubahan
tubuh selama kehamilan bisa mengakibatkan pegal pada punggung. Apalagi janin
berkembang semakin besar sehingga punggung mudah tertarik atau merenggang.
Untuk mencegahnya lakukan olahraga hamil secara teratur, gunakan sepatu tanpa
hak, tidur di kasur yang rata dan agak keras, jangan tidur melengkung dan berbaringlah
dengan punggung lurus. Selama kehamilan, sambungan antara tulang pinggul mulai
melunak dan lepas. Ini persiapan untuk mempermudah bayi lahir. Rahim bertambah
berat, akibatnya, pusat gravitasi tubuh berubah. Secara bertahap, ibu hamil
mulai menyesuaikan postur dengan cara berjalan. Hal ini menyebabkan sakit
punggung dan pegal. Mengatasinya tak perlu obat cobalah perbaiki cara berdiri,
duduk, dan bergerak. Jika harus duduk atau berdiri lebih lama jangan lupa
istirahat setiap 30 menit.Hormon-hormon membantu melenturkan sendi-sendi,
tulang-tulang dan otot-otot untuk persiapan kelahiran. Tapi hormon juga
menjadikan lebih rentan mengalami terkilir dan rasa tegang selama
kehamilan–terutama di punggung bagian bawah. Janin yang semakin besar juga ikut
menekan tulang belakang dan panggul, serta mengubah postur.
Tips mengatasi sakit punggung:
a)
Beristirahat
b)
Gunakan bantal-bantal untuk menyangga tubuh.
c)
Saat berbaring miring, taruh sebuah bantal di
antara paha dan satu lagi di bawah lutut, untuk menghindari rasa kaku pada
punggung.
d) Hangatkan.
Sebotol air panas atau kompres hangat dapat meredakan area tubuh yang sakit.
e)
Berlatih. Untuk memperkuat punggung bagian
bawah, coba kencangkan otot-otot pantat dan perut, seolah-olah memakai jeans
ketat. Kemudian tahan posisi tersebut selama beberapa detik sambil tetap
bernafas seperti biasa. Ulangi dua tiga kali sepanjang hari
f)
Jongkok, tapi jangan membungkuk. Jangan
pernah membungkuk untuk memungut sesuatu dari lantai. Turunkan tubuh sampai
posisi berjongkok, dengan punggung tegak.
g)
Cari pengobatan alternatif. Beberapa terapi
tambahan seperti akupunktur, osteopathy atau chiropractic dapat mengatasi
masalah pada punggung.
(http://satubidan.com/ketidaknyamanan-umu)
9)
Kram Pada Kaki
Ibu hamil yang mengalami kram pada kaki dikarenakan penurunan kalsium dan
alkalosis terjadi akibat perubahan pada system pernafasan, tekanan uterus pada
syaraf, keletihan dan sirkulasi yang buruk pada tungkai. (Hanni dkk,2011;h.64)
10) Keputihan
Keputihan ini
dikarenakan hyperplasia mukosa vagina danpeningkatan lendir dikarenakan peningkatan
hormone estrogen. (Nanny dkk,2011;h.146).
Ini merupakan
ketidaknyaman yang terjadi pada ibu hamil Trimester pertama hingga ketiga,
bahkan pada wanita yang tidak hamil pun mengalami keputihan ini.
Cara mengatasi
ketidaknyamanan ini, yaitu :
a)
Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap
hari
b)
Memakai pakaian dalam dari bahan katun yang
mudah menyerap
c)
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan buah dan
sayur
(http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/10/05/ketidaknyaman-pada-ibu-hamil-tm-iii).
11) Varices
Ibu yang
mengalami varices dikarenakan penekanan dinding otot polos vena melebar, akibat
hormonal. Pembesaran uterus dan gravitasi sehingga menekan vena-vena (Salmah dkk,2006;h.73).
4.
Mengatasi ibu hamil dengan asam urat
Kelebihan (
hiperurisemia,
hyperuricemia)
atau kekurangan (
hipourisemia,
hyporuricemia)
kadar asam urat dalam plasma darah ini sering menjadi indikasi adanya
penyakit atau gangguan pada tubuh manusia (http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_urat).
Tips Menu Makanan Ibu Hamil Penderita Asam Urat Setelah dipahami bahwa
penyebab naiknya kadar asam urat dalam tubuh adalah konsumsi makanan yang
tinggi zat purin, maka pemahaman ini harus dijadikan dasar dari penyusunan menu
makanan untuk ibu hamil yang sedang menderita asam urat. Adapun jenis-jenis
makanan yang mengandung banyak zat purin adalah sebagai berikut:
a.
Makanan olahan dari kacang-kacangan. Contohnya adala melinjo, emping, dan
tauco.
b.
Makanan cepat saji kalengan. Contohnya adalah sarden dan kornet daging
sapi. Makanan instan kalengan tidak hanya mengandung banyak zat purin, tetapi
juga mengandung pengawet dan rentan terhadap bakteri. Dengan atau tanpa
penyakit asam urat, ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan jenis ini.
c.
Makanan/minuman hasil fermentasi dan yang mengandung alkohol. Contohnya
adalah tape, tuak, wiski, bir, dan anggur.
d.
Beberapa jenis sayuran, seperti daun singkong, asparagus, dan buncis.
e.
Beberapa jenis buah, seperti durian, nanas, dan air kelapa.
f.
Daging dan jeroan, seperti daging kambing, limpa, hati, paru, otak.
g.
Seafood, seperti udang dan kepiting.
Makanan-makanan diatas
harus sedapat mungkin dihindari karena dapat memperparah penyakit asam urat
yang sedang diderita. Sebaliknya, ada beberapa jenis makanan yang baik bagi ibu
hamil penderita asam urat. Di antaranya adalah yoghurt, kentang, pisang,
buah-buahan yang kaya vitamin C, terutama jeruk dan juga
strawberry.
Agar eksresi kelebihan
zat purin lancar, masukkan banyak air putih ke dalam diet yang disusun. Sayuran
seperti wortel aman dikonsumsi, sehingga bisa dimasukkan ke dalam menu diet.
Agar nafsu makan yang tinggi dapat terakomodir dengan baik tanpa melibatkan
makanan yang berdampak buruk, selalu persiapkan buah-buahan seperti pisang,
strawberry atau jeruk untuk camilan. Penambahan yoghurt akan menambah cita rasa
dan tetap baik bagi kesehatan. Selalu perhatikan keseimbangan dari setiap menu
agar semua kebutuhan dapat terpenuhi. (http://artikelduniawanita.com/tips-menu-makanan-ibu-hamil-penderita-asam-urat.html).
5.
Tanda-Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester III
Adapun
tanda-tanda bahaya dalam kehamilan trimester III adalah :
a. Perdarahan
pervaginam
Pendarahan
pada akhir kehamilan, pendarahan yang tidak normal adalah banyak, merah atau
kehitaman, nyeri atau tidak nyeri. Pendarahan seperti ini bisa berarti plasenta
previa dan solusio plasenta (Ai Yeyeh dkk,2010;h.198).
Pada
umumnya penderita mengalami pendarahan pada triwulan ketiga atau setelah
kehamilan 28 minggu. Pendarahan antepartum terjadi kira-kira 3% dari semua
persalinan yang terbagi kira-kira antara plasenta previa, solusio plasenta dan
pendarahan yang belum jelas sumbernya (Ai Yeyeh dkk, 2010;h.198).
b. Sakit Kepala
yang Hebat dan Menetap
Sakit
kepala selama kehamilan adalah umum dan sering kali merupakan ketidaknyamanan
yang normal selama kehamilan.Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang
serius adalah sakit kepala yang hebat dan menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat itu, ibu mungkin
mengalami pengelihatan kabur atau berbayang.Sakit kepala yang hebat merupakn
gejala dari preeklamsi/ eklamsia. (Hanni dkk,2011;h.118)
c. Masalah
penglihatan
Perubahan
penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin
merupakan suatu tanda pre-eklamsia (Sulistyawati,2009,h;175).
d. Nyeri Abdomen
yang hebat
Nyeri
abdodomen mungkin menunjukkan masalah
yang mengancam keselamatan juwa alah nyeri yang hebat, menetap, dan tidak
hilang Setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, penyakit radang
pelvis, persalinan preterm, ISK dan lain-lain. Pada kehamilan lanjut jika ibu
merasakan nyeri yang hebat, tidak berhenti dan di sertai dengan tanda-tanda
syok yang membuat kaedaan ibu makin lama makin memburuk dan disertai dengan pendarahan yang tidak
sesuai maka kita harus curigai adanya kemungkinan terjadinya solusio plasenta
atau plasenta previa (Sulistyawati, 2009; h.176).
e. Bayi kurang
bergerak seperti biasanya
Ibu
mulai merasakan gerakan bayi selama bulann ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah.
Bayi harus bergerak sedikitnya 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan
lebih terasa jika berbaring atau beristirahat. (Hanni dkk,2011;h.118).
6.
Kebutuhan Ibu
Hamil Trimester III
a.
Kebutuhan nutrisi
Widya
Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan
asupan energinya sebesar 285 kkal per hari.Tambahan energy ini bertujuan unntuk
memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Jumlah tambahan energy
terus meningkat pada trimester II dan III (Sulistyawati,2009;h.108).
Kebutuhan
ibu hamil akan nutrisi lebih tinggi di bandingkan saat sebelum hamil. Kecukupan
gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan
berat badannya. Untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, maka ibu harus
makan-makanan yang bergizi karena makanan-makanan tersebut diperlukan untuk
janin, plasenta dan buah dada. Apabila kekurangan akaan menyebabkan terjadinya
partus prematurus (Nanny dkk,2011;h.119).
Mulai minggu ke delapan sampai lahir
terjadi pertumbuhan janin yang cepat,serta terbentuknya cadangan pada ibu untuk
mempersiapkan kelahiran dan memproduksi air susu ibu (ASI). Pada tahap ini
terjadi hyperplasia dan hipertropi
sel-sel dan kecepatannya berbeda masing-masing orang.pleh sebab itu suplemen
nutrisi sangat diperlukan terutama dalam bentuk kalori protein (Salmah dkk,2006;h.111).
Makanan yang baik dikonsumsi ibu hamil antara lain:
a. Sayuran Daun Berwarna
Hijau Tua.
Manfaat sayuran untuk wanita hamil sudah tidak diragukan, terutama sayuran
yang berwarna hijau tua. Contohnya bayam, atau sayuran berdaun hijau lain yang
sarat dengan vitamin dan nutrisi, termasuk vitamin A, C, dan K, serta folat
yang sangat penting. Sayuan juga telah ditemukan untuk meningkatkan kesehatan
mata.
b. Daging tanpa Lemak
Daging adalah sumber protein berkualitas tinggi, carilah daging tanpa lemak
atau lemak yang telah dipisahkan. Ketika membeli daging merah, sangat susah
untuk mendaptkan daging yang bebas lemak. Jangan makan hot dog, meskipun,
kecuali jika dagingnya dipanaskan dengan uap panas. Ada risiko kecil untuk
dalam makanan seperti ini karena bisa menjadi perantara bakteri dan parasit
dari daging seperti toxoplasma Listeria monocytogenes, atau salmonella pada
bayi
c. Buah-buahan dan sayuran
Beraneka Warna
Makan berbagai berbagai warna sayur serta buah seperti warna hijau, merah,
oranye, kuning, ungu, putih akan memastikan bahwa Anda dan bayi Anda
mendapatkan berbagai nutrisi. Setiap kelompok warna yang berbeda memberikan
vitamin, mineral, dan antioksidan.
Kegunaan
zat-zat makanan bagi ibu hamil dan janin,yaitu:
1)
Protein
Ibu hamil
mengalami mengalami peningkatan
kebutuhan protein sebanyak 60%. Widya karya pangan dan gizi nasional
menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi 12% perhari atau 75-100
gram.Bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan pangan
dengan nilai biologis yang tinggi seperti daging tak berlemak, ikan, telor,
susu dan hasil olahannya (Sulistyawati,2009;h.108).
2)
Asam Folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya meningkat dua
kali lipat selama hamil. Jenis makanan yang mengandung asam folatadalah ragi,
hati, brokoli, sayur berdaun hijau (bayam, asparagus), dan kacang-kacangan
(kacang kering, kacang kedelai). Sumberlain adalah ikan, daging, buah jeruk,
dan telur (Sulistyawati,2009;h.108).
Widya Karya Pangan dan
Gizi Nasional menganjurkan untuk pemberian suplemen asam folat dengan besaran 280,
660, dan 470 mikrogram (Sulistyawati,2009;h.108).
3)
Karbohidrat
Karbohidrat
merupakan sumber tambahan energy yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan
perkembangan janin selama dalam kandungan.pada trimester III energy dari
karbohidrat diperlukan untuk persiapan tenaga ibu dalam proses persalinan (Sulistyawati,2009;h.108).
Pada masa
kehamilan dianjurkan untuk mengkonsumsi karbohidrat sebanyak 50-60% dari total
kebutuhan eneri tubuh. karbohidrat yang dianjurkan dikonsumsi : karbohidrat kompleks seperti:
roti, sereal, nasi,p asta. kandunngan seratnya dapat mencegah sembekit (susah
BAB) yang sering terjadi saat kehamilan (Sulistyawati,2009;h.108)
4) Vitamin dan
Mineral
a) Vitamin A
untuk menambah daya tahan terhadap infeksi kebutuhannya ditambah 50 mg/hari
b) Vitamin B
kompleks untuk mencegah perdarahan pada bayi dan menambah darah bagi ibu dan
bayi.
c) Vitamin C
mencegah scorbut dan untuk pertumbuhan janin kebutuhannya ditambah 20mg/hari
d) Vitamin D
untuk anti rachitis.
e) Vitamin E
untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio
f) Kalsium dan
fosfor untuk digunakan pembuatan tulang-tulang janin kebutuhan kalsium ditambah
0,6mg/hari.
g) Fe digunakan untuk
pembentukan darah janin dan persediaan ibu masa laktasi sampai 6 bulan sesudah
melahirkan,karena itu susu ibu tidak mengandung garam besi.persediaan cadangan
untuk mempersiapkan darah yang hilang saat persalinan.pemberian zat besi
diberikan ketika rasa mual dan dan muntah hilang, satu tablet sehari selama
minimal 90 hari. Bila ibu merasa mual, konstipasi atau diare akibat tablet zat
besi dimakan bersama buah-buahan yang mengandung vitamin C, jangan meminum
susu, teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Tablet Fe dapat diminum separuh pada malam
hari,untuk mengurangi efek samping .bahan makanan yang mengandung zat besi
yaitu yang bersumber dari hewani seperti : telur, hati dan daging atau sumber dari nabati seperti
kacang-kacangan dan sayuran hijau
(Salmah dkk,2006:114).
5) Air
Air berfungsi
membantu system pencernaan makanan dan membantu proses transportasi.selama
hamil terjadi perubahan nutrisi dan cairan pada membrane sel.air juga menjaga
keseimbangan sel,darah,getah bening,dan cairan vital tubuh lainnya.air juga
menjaga keseimbangan suhu tubuh,karena itu di anjurkan minum 6-8 gelas air,susu
dan jus tiap 24 jam.membatasi minuman yang mengandung pemanis buatan (sakarin)
karena bahan ini mempunyai reaksi silang terhadap plasenta. (Salmah dkk, 2006:115).
6) Imunisasi
Suntikan TT
melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus neonatorium dan mencegah kematian
pada bayi baru lahir yanh disebabkan oleh kuman tetanus yang masuk ketubuh bayi
melalui tali pusat (Salmah dkk,2006:115).
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit
yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin, jenis imunisasi yang di berikan
adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah dari penyakit tetanus. Ibu hamil
yang belum mendapatkan imunisasi statusnya T0, dengan status T0 hendaknya ia
mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu) dan bila memungkinkan di berikan TT3 dengan interval 6 bulan.
Pemberian imunisasi TT1 dapat diberikan pada saat usia kehamilan sudah memasuki
usia 16 minggu atau di TM II
(Sulistyawati,2009;h.121)
Table 2.3
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
ANTIGEN
|
INTERVAL
WAKTU
|
LAMA
PERLINDUNGAN
|
%
|
TT1
TT2
TT3
TT4
TT5
|
4 minggu
setelah TT1
6 bulan
setelah TT2
1 tahun
setelah TT3
4 tahun
setelah TT4
|
3 Tahun
5 tahun
10 tahun
Seumur hidup
|
80
95
99
99
|
(Sulistyawati,2009;h.121)
7)
Personal Hygiene
Personal
hygiene dibutuhknan untuk menjaga kebersihan terutama perawatan kulit karena
keringat bertambah, dianjurkan menggunakan sabun lembut atau ringan,
kebersiahan gigi dan mulut, kebersihan alat genitalia (Nanny dkk,2011;h.128).
Kebersihan
aalat genitalia terutama jika sering BAK
karena jika ibu tidak menjaga alat genitalianya akan menyebabkan keputihan dan
gatal di sekitar vagina yang disebabkan oleh gonococcus trichomonas vaginalis
atau candida albicans (Nanny dkk,2011;h.128).
8) Seksualitas
Hubungan
seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit
seperti :
a. Sering abortus
dan kelahiran prematuritas.
b. Pendarahan
Pervaginam.
c. Koitus harus
dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kahamilan.
d. Bila ketuban
telah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauteri
(Sulistyawati,2009;h.119).
Alasan berkurangnya minat seksual
yang dialami banyak wanita hamil khususnya dalam minggu-minggu terkhir
kehamilan. Beberapa wanita merasa takut senggama karena akan merusak bayinya
atau menyebabkan prematuritas. Yang lainnya merasa takut bahwa orgasme dengan
cara apapun akan menyebabkan hal yang sama. Ada yang malu karena payudara dan
perutnya yang membesar dan membengkak dan merasa tidak menarik ataupun seksi.
Sementara yang lain lagi menginginkan kontak tubuh dengan pasangannya tapi
lebih suka jika tidak bersenggama (Jannah, 2012;h.152).
9) Perawatan
Payudara
Perawatan payudara selama kehamilan adalah
salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk
menyusui saat persalinan, payudara akan membesar dan daerah sekitar putting
lebih gelap warnanya serta lebih sensitive.semua ini terjadi sebagai persiapan
tubuh ibu hamil untuk memberikan makanan pada bayinya (Sulistyawati,2009;h.118)
Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara adalah sebagai berikut :
a. Hindari
pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan busa,
karena akan mengganggu penyerapan keringat payudara.
b. Gunakan bra
dengan bentuk yang menyangga payudara.
c. Hindari
membersihkan putting dengan sabun mandi karena akan menyebabkan iritasi.
Bersihkan putting susu dengan menggunakan minyak kelapa lalu dibilas dengan air
hangat.
d. Pada akhir
bulan kehamilan,pijatlah lembut payudara didaerah yang berwarna gelap
(areola)putting susu,hal ini akan mengeluarkan bebrapa tetes kolostrum (cairan
kental berwarna kekuningan dari putting)untuk membuka saluran susu.
(Sulistyawati,2009;h.118)
10) Pakaian
Pakaian selama
hamil dianjurkan adalah pakaian yang longgar,bersih dan tidak ada ikatan ketat
pada daerah perut.memakai BH yang
menyokong payudara, memakai sepatu dan tumit yang tidassk terlalu tinggi dan
memakai pakaian dalam keadaan bersih serta menyerap keringat (Pantiawati dkk,2010;h.92)
11) Istirahat Dan
Relaksasi
Semakin tua
usia kehamilan,seorang wanita lebih cepat merasa letih,pada kondisi seperti
ini,wanita hamil di anjurkan untuk beristirahat
secukupnya dan menghindari aktifitas
yang berat. Berbaringlah dengan posisi kaki lebih tinggi,usakan untuk
tidak tidur siang selama lebih 2 jam dan malam hari lebig 9 jam,pada waktu
istrahat pikiran wanita hamil harus setenang mungkin (Sulistyawati,2009;h.117).
2.
Pengertian
a.
Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus seperti uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri ( Sarwono,2008;h.606).
b.
Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) adalah dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan
ibu, kepala berada pada fundus uteri, sedangkan bokong merupakan bagian
terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis (Mauaba,2010;h.67).
c.
Letak sungsang merupakan janin yang letaknya memanjang dalam rahim, dengan
kepala berada difundus dan bokong berada bagian terandah(presentasi bokong
).angka kejadiannya ± 3%dari kehamilan (Fauziah,2012;h.112).
d.
Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan kelainan dalam polaritas.
Panggul merupakan kutub bawah. Penunjukknya adalah sacrum. Sacrum kanan depan
(RSA=right sacrum anterior) adalah presentasi bokong dengan sacrum janin ada
dikuadran kanan depan panggul ibu, dan diameter bitrochanteria janin berada
pada diameter obliqua dextra panggul ibu.(Oxorn dkk, 2010;h.195)
e.
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3 – 4 % dari seluruh
kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu), presentasi
bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur
kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25 – 30 %, dan
sebagaian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan
34 minggu. (Sarwono,2008;h.588)
f.
Posisi sungsang, posisi janin memanjang dengan kepala di
bagian atas rahim dan bokongnya ada di bagian bawah, tergolong sebagai kelainan
letak janin. Kondisi
ini biasanya sudah terdekteksi saat kehamilan memasuki trimester kedua. Jika
situasi ini terjadi pada saat kehamilan masih berusia di bawah 9 bulan maka
masih dikategorikan sebagai sesuatu yang normal.
(http://danishmubarok.blogspot.com/2011/12/lebih-memahami-bayi-sungsang-dan-cara.html)
g.
faktor
janin dan ibu, dari segi janin, mungkin karena
ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ruangan rahim ibu. Akibatnya, janin
bebas berputar, baik ke atas maupun ke bawah. Di Indonesia, bila berat bayi di
bawah 3 kg dan ibunya telah beberapa kali melahirkan, ada kemungkinan akan
menjadi sungsang.
(http://danishmubarok.blogspot.com/2011/12/lebih-memahami-bayi-sungsang-dan-cara.html)
3.
Bentuk-bentuk letak
sungsang
a.
Latak bokong murni
1)
Teraba bokong
2)
Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
3)
Kedua kaki bertindak sebagai spalk
b.
Letak bokong kaki sempurna
1)
Teraba bokong
2)
Kedua Kaki berada di samping bokong
3)
Letak bokong tak sempurna
a)
Teraba bokong
b)
Di samping bokong terata satu kaki
4)
Letak kaki
a)
Bila bagian terendah teraba salah satu kedua kaki atau lutut
b)
Bila dibedakan : letak kaki, bila kaki terendah letak lutut terendah. (Manuaba,2008;h.360)
4.
Macam-macam presentasi bokong
a.
sempurna : fleksi pada paha dan lutut
b.
murni : fleksi pada paha : extensi pada lutut.
Ini merupakan jenisyang tersering
dan meliputi hampir dua pertiga presentasi
bokong
c. kaki: Satu atau dua kaki, dengan extensi pada paha dan lutut. Kaki merupakan bagian terendah
d.
lutut: satu atau dua lutut, dengan extensi pada paha, flexi pada lutut bagian
terendahnya adalah lutut (Oxorn dkk,2010;h.196)
Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat menentukan beberapa
letak sungsang sebagai berikut:
a.
Letak bokong murni, yaitu presentasi bokong
murni, dalambahasa inggris “ frank breech”. Bokong saja yang menjadi bagian
depan, sedangkan kedua tungkai.
b.
Letak bokong kaki, yaitu presentasi bokongkaki
disamping bokong teraba kaki, dalam bahasa inggris” compleete breech”. Disebut
letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna jika disamping bokong teraba kedua
kaki atau kaki saja.
c.
Letak lutut, presentasi lutut
d.
Letak kaki, presentasi kaki , dalam bahasa
inggris kedua letak yang terakhir disebut” inclomplete breech presentasion”.
(Fauziah,2012;h.112)
Gambar 1. Macam-macam posisi sungsang
(http://chellious.wordpress.com/2011/02/20/mekanisme-
pesalinan-sungsang)
5.
Etiologi
a. Sudut ibu
1) Keadaan rahim
a) Rahim arkuatus
b) Septum pada rahim
c) Uterus dupleks
d) Mioma bersama kehamilan
2) Keadaan placenta
a) Plasenta letak rendah
b) Plasenta previa
3) Keadaan jalan lahir
a)
Kesempitan panggul
b)
Deformitas tulang panggul
c)
Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran posisi kepala.
b.
Sudut Janin
a)
Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b)
Hidrocefalus dan anenafalus
c)
Kehamilan kembar
d) Hidramnion atau
oligohidramnion
e)
Prematuritas
(Manuaba,2012;h.497)
Faktor- faktor etiologi
presentasi bokong meliputi prematuritas,
air ketuban yang berlebihan, kehamilan
ganda, placenta previa, panggul sempit, fibromyoma, hydrocepalus, dan janin
besar. Setiap keadaan yang mempengaruhi masuknya kepala janin ke dalam panggul
mempunyai peranan dalam etiologi presentasi bokong. Banyak yang tidak ketahui
sebabnya, dan setelah mngesampingkan kemungkinan-kemungkinan lain saja.
Sebaliknya, ada presentasi bokong yang membakat. Beberapa ibu melahirkan
bayinya semuanya dengan presentasi bokong, menunjukkan bahwa bentuk panggulnya
adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong dari pada
presentasi kepala. Implantasi placenta difundus atau dicornu uteri cenderung
untuk mempermudah terjadinga presentasi bokong ( harry oxorn % william R.
Forte, .2010;h.195)
Posisi
sungsang terjadi di bawah usia kehamilan 32 minggu sebab, pada usia kehamilan
ini, jumlah air ketuban relatif banyak, sehingga janin masih dapat bergerak
bebas. (Sarwono,2008;h.588)
6.
Diagnosis
a.
Pemeriksaan abdominal
1)
Letaknya adalah memanjang
2)
Diatas panggul teraba massa lunak, irreguler dan
tidak terasa sepert kepala. Dicurugai bokong. Pada presentasi bokong murni
otot-otot paha teregang di atas tulang-tulang dibawahnya, memeberikan gambaran
keras mennyerupai kepala dan menyebabakan kesalahan diagnostik.
3)
Punggung ada disebelah kanan dekat dengan garis
tengah. Bagian- bagian kecil ada disebelah kiri, jauh daari garis tengah dan
belakang
4)
Kepala teraba difundus uteri mungkin kepala sukar diraba bila kepala ada
dibawah hepar atau iga-iga. kepala lebih keras dan lebih bulat dari pada
bokong. Dan kadang- kadang dapat dipantulkan (ballottable). idak Kalau
difundus uteri terba massa yang dapat dipantulkan, harus dicurigai presentasi
bokong.
Pergerakan anak
teraba oleh ibu di bagian perut bahwa, ibu sering merasa ada benda keras
(kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada daerah tulang iga karena
kepala janin. (Ai Yeyeh, 2010;h.240)
5)
Tonjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat
dipantulkan.
(Oxorn dkk,2010;h.198)
b.
Denyut jantung janin
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau atas umbilikus dan
pada sisi yang sama dengan punggung. Pada RSA denyut jantung janin terdengar
paling keras di kuadran kanan atas perut ibu. Kadang- kadang denyut jantung
janin terdenganr dibawaah umbilikus. Dalam hal ini maka diagnosis yang dibuat
dengan palpasi jangan dirubah oleh karena denyut jantung janin tidak terdengar
ditempat biasa.
(Oxorn dkk, 2010;h.198,)
Pada pemeriksaan abdomen (kepala teraba di bagian atas, bokong pada daerah
pelvis.Auskultasi menunjukan DJJ lokasinya lebih tinggi daripada yang
diharapkan dengan presentasi verteks).
(http://bidanbidan.blogspot.com/2011/10/letak-sungsang-dan-penanganannya.html)
c.
Pemeriksaan Vaginal
1)
bagian terendah teraba tinggi
2)
tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur
dengan garris-garis sutura dan fontanella, hasil pemeriksaan negatif ini
menunjukkan adanya malpresentasi.irreguler. Anus dan tuberischiadikum terletak
pada satu garis. Bokong dapat di
3)
bagiaan terendahnya teraba lunak danelirukan dengan
muka.
4)
kadang- kadang pada presentasi biking murni
sacrum tertarik kebawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa. Ia dapat
dikelirukan dengan kepala oleh karena
tulang yang keras.
5)
sacrum ada dikuadran kanan depan panggul, dan
diameter bitrochanterica ada pada diameter obligua kanan.
6)
kadang- kadang teraba kaki dan harus dibedakan
dengan tangan.
(Oxorn dkk, 2010;h.198,)
d.
Pemeriksaan sinar – X
Sinar X berguna baik untuk mengakkan diagnosis maupun untuk memperkirakan
ukuran konfigurasi panggul ibu. Pemeriksaan sinar X harus dikerjakan pada semua
primigravida dan pada multipara dan mempunyai riwayat pwesalinan sukar atau
bayi-bayi yang dilahirkan sebelunmya kecil semua. Senar X menunjukkan dengan
tepat sikap dan posisi janin, demikian pula kelainan-kelainan seperti
hydrocepalus (Oxorn dkk,2010;h.198,)
7.
Prognosis
a.
Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada
perineum lebih besar, juga karena dilakukan tindakan, selain itu ketuban lebih
cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi
(http://rizkisakura.wordpress.com/2012/04/12/asuhan-kebidanan-letak-sungsang).
b.
Bagi Anak
Prognosa tidak begitu
baik, karena adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir dan
juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul, anak
bisa menderita asfiksia (http://rizkisakura.wordpress.com/2012/04/12/asuhan-kebidanan-letak-sungsang).
8. Penanganan selama kehamilan
Mengingat
bahaya-bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang dihindari. Untuk
itu bila pada waktu antenatal ditemukan letak sungsang hal yang harus dilakukan
adalah :
a. Beritahu hasil pemerisaan yang sebenarnya,
jelaskan pada pasienmenegenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dengan
letak sungsang.
b. Beri konseling mengenai gerakan knee-chest,
yaitu meletakkan kepala diantara kedua tangan lalu menoleh kesamping kiri atau
kanan, kemudian turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur dengan menggeser
siku sejauh mungkin. Kegunaan geakan ini adalah untuk mempertahankan atau
memperbaiki posisi janin agar bagian kepala janin berada dibawah. Gerakan ini
disebut juga sebagai gerakan “ anti usngsang”.
c. Jika deketahui janin letak sungsang pada usia
kehamilan kurang 34 minggu tidak perlu dilakukan intervensi apapun, karena
janin masih cukup kecil dan cairan amnion masih cukup banyak sehingga
kemungkinan besar janin masih dapat memutar dengan sendirinya.
d. Lakukan rujukan atau kolaborasi dengan dokter kandungan
untuk melakukan USG pada usia kehamilan 35-36 minggu. Untuk mengetahui presentasi janin, menegetahui
jumlah cairan amnion , letak plasenta, dan keadaan plasentanya.
e. Konseling pada ibu mnegenai pilihan untuk melahirkan jika
saat umur kehamilan 35-36 minggu bagian terendah janin bukan kepala
f. Konseling dan diskusikan menegnai kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing pilihan persalinan tersebut.
(http://www.scribd.com/doc/54300747/Asuhan-Kebidanan-Patologi-Letak-Sungsang)
Pada kehamilan tua,
mendeteksi sungsang dengan cara perabaan dapat dilakukan. Bila bagian perut
atas adalah bagian paling keras berarti kepala bayi berada di kutub atas. Cara
ini hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Cara lain adalah melalui
pemeriksaan bagian dalam dengan menggunakan jari. Cara ini pun hanya bisa
dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila dibagian panggul Ibu lunak dan bagian
atas keras, berarti bayinya sungsang. Jika ingin lebih jelas lagi Ibu dapat
melakukan USG (ultrasonografi).
Usaha untuk mengembalikan
posisi ke normal Biasanya para ibu dengan janin berposisi sungsang dianjurkan
untuk melakukan terapi bersujud. Jika posisi ini dilakukan secara benar dan teratur,
kemungkinan bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi normal mencapai 92
persen. Terapi ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada
bayi untuk berputar kembali ke posisi normal.
(http://www.anmum.com/id/main.aspx?sid=1956&sva=2
)
Kehamilan sungsang biasanya dianjurkan
oleh dokter untuk persalinan perabdominal dengan SC saat ini lebih sering
dilakukan. Data terbaru menunjukkan bahwa cara persalinan pada presentasi
sungsang tidak mempengaruhi morbiditas jangka panjang pada janin. Resiko
umum SC terhadap ibu (perdarahan, anestesi dan infeksi) dan resiko janin pada
persalinan sungsang pervaginam(asfiksia dan trauma) harus merupakan
pertimbangan kuat dalam pengambilan keputusan mengenai cara persalinan yang
dipilih. Ahli obstetri yang memilih persalinan dengan SC umumnya dengan
alasan :
1.
Cedera persalinan sungsang
perabdominal lebih rendah dibandingkan persalinan pervaginam.
2.
Banyak pasangan yang
mempunyai pandangan “anak sedikit” dan membutuhkan anak yang “perfect” sehingga
memilih persalinan sungsang perabdominal.
3.
30 – 40% trial of
labor pada persalinan sungsang berakhir dengan persalinan SC.
4.
SC pada masa sekarang
adalah operasi yang “aman”.
Ahli obstetri yang cenderung untuk
mencoba berlangsungnya persalinan sungsang pervaginam umumnya memiliki
alasan:
1.
Morbiditas maternal pada
SC lebih besar.
2.
5 – 15% janin pada
presentasi sungsang disertai dengan kelaina kongenital.
3.
Sejumlah ibu ingin
memiliki pengalaman persalinan pervaginam.
a. Persalinan dengan Sectio Caesar (Perabdominal)
Jenis insisi SBR yang dipilih pada saat SC sangat
penting. Bila SBR sudah terbentuk dengan baik maka dengan insisi melintang pada
SBR, persalinan sungsang dapat diselesaikan tanpa banyak kesulitan. Pada
kehamilan prematur dan pasien yang belum inpartu atau pada beberapa kelainan
letak lain, SBR cukup sempit sehingga sebaiknya dilakukan insisi vertikal untuk
menghindari cedera persalinan yang lebih luas [cedera pada vesika urinaria.
b. Persalinan pervaginam
Dokter yang akan menolong persalinan sungsang pervaginam
perlu menguasai maneuver dalam persalinan sungsang pervaginam dan hendaknya
didampingi oleh 4 orang asisten : (1) ahli obstetri yang berpengalaman (2) ahli
anak yang mampu memberikan pertolongan resusitasi pada anak dan(3)
anaesthesiolog yang dibutuhkan untuk memberikan kenyamanan pada ibu bersalin
(4) paramedis yang memahami proses dan penatalaksanaan persalinan sungsang per
vaginam. (http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/09/presentasi-sungsang.html
)
Melakukan posisi
bahu-lutut untuk letak sengsang atau lintang yang dilakukan sekitar 3 kali/hari
selama 10-15 menit, mulai usia kehamilan 28-32 minggu. Situasi ini memberi
harapan karena air ketuban relatif banyak dan ruangan uterus relatif longgar.
Bila tidak berhasil sebaiknya konsultasi kepada dokter, apalagi pada
primigravida sehingga tindakan yang akan diambil adalah melakukan seksio
sesaria (Manuaba,2012;h.462).
Ada beberapa hal yang
bisa dilakukan untuk mencegah melahirkan sungsang
a)
Hilangkan kekhawatiran karena posisi bayi yang sungsang. Membayangkan bayi
akan berputar ke posisi yang benar setiap hari dapat mengirimkan pesan kepada
bayi untuk berputar.
b)
Melakukan posisi bersujud (knee chest position), dengan posisi perut
seakan-akan menggantung kebawah. Lakukan rutin 2 kali setiap hari pagi dan sore
selama 10 menit. Kegiatan ini sangat mengurangi kemungkinan melahirkan
sungsang, aman dan member ruang pada bayi untuk berputar kembali ke posisi
normal. Kemungkinan berhasilnya adalah 92 %.
Gambar 2. Posisi knee
chest
Beberapa cara diatas
hanyalah tips untuk mencegah melahirkan sungsang, sering mengkontrol keadaan
bayi dalam perut di dokter atau bidan sangat baik untuk memberikan kenyamanan
pada Ibu. Kesiapan emosional ibu dalam proses melahirkan dapat mengurangi kemungkinan
melahirkan sungsang
(www.tentangbunda.com/tips-agar-tidak-melahirkan-sungsang.html).
Senam hamil adalah
olahraga khusus untuk ibu hamil yang berpusat pada latihan otot perut, panggul,
dan pernapasan. Senam hamil yang dilakukan secara teratur dapat memperlancar
proses persalinan dan menjaga kebugaran tubuh selama hamil.
Senam hamil dapat
melancarkan peredaran darah sehingga distribusi nutrisi dan oksigen dapat
berjalan lancar. Keadaan ini sangat baik untuk kesehatan ibu dan janin. Oksigen
dan nutrisi sangat diperlukan untuk tumbuh kembang janin. Peredaran darah yang
lancar juga akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga ibu lebih jarang sakit.
Saat hamil, terjadi peningkatan
kebutuhan darah yang cukup signifikan. Keadaan ini tentunya memperberat kerja
jantung. Peredaran darah yang lancar dapat meringankan kerja jantung sehingga
mencegah berbagai macam penyakit jantung.
Peningkatan hormon
estrogen saat hamil menyebabkan penyerapan lemak lebih tinggi sehingga
perempuan seringkali menjadi gemuk. Senam hamil berfungsi membakar lemak di
sekitar pinggang dan paha sehingga membantu menjaga berat badan agar tetap
normal, baik selama maupun setelah hamil. Selain itu, senam hamil juga dapat
menurunkan kadar gula darah sehingga mencegah diabetes.
Senam dapat mengendurkan
otot-otot yang tegang sehingga menghilangkan nyeri dan pegal-pegal. Dengan
tubuh yang bugar seperti ini, maka kualitas tidur akan meningkat yang berujung
pada peningkatan kesehatan secara umum.
Sedangkan jika kondisi
ibu hamil tidak memungkinkan seperti pernah terjadi perdarahan, riwayat
abortus, dan terdapat kelainan jantung, maka senam hamil tidak boleh dilakukan.
Mengurangi rasa sakit
persalinan, memperkuat otot-otot panggul sehingga memperlancar dan mempercepat
proses kelahiran, dan mengurangi keluhan-keluhan saat kehamilan.
(http://www.neraca.co.id/harian/article/24950/Senam.Ibu.Hamil.untuk.Bantu.Proses.Melahirkan)
B. Teori Manajemen Kebidanan Menurut
Varney
1.
Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan
keputusan yang berfokus pada klien.Manajemen kebidanan menyangkut pemberian
pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya, yang merupakan suatu
proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara
sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai
dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan
efisien.
Menejemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang digunakan
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah dalam menjemen
kebidanan merupakan alur pikir bidn dalam memecahkan masalah atau menegmbalikan
keputusan klinis. Asuhan yang
dilakukan harus dicatat secara benar, jelas, dan sederhana, jelas, dan
logis sehingga perlu suatu metode pendokumentasian.
Dokementasi ini dapat digunakan sebagai bahan untuk memepertanggungjawabkan
tindakan yang dilakukan, dana apabila ada kejadian gugatan, dokumentasi
kebidanan dapat membantu. Bidan sebagai tenaga kesehatan dan pelaksana asuhan
kebudanan bidan wajib mencatat dan melaporkan kegiatnnya yang dokumentasinya
harus tersimpan dengan baik. Aspek pelayanan yang didokumentasikan adalah semua
pelayanan mandiri yang diberiakan oleh bidan, pelayanan konsultasi, dan
pelayanan kolaborasi.( Jannah,2011; h.13)
Menurut varney (1997), proses penyelesaian masalah merupakan salah satu
upaya yang dapat digunakan dalam manajemen kebidanan. Varney berpendapat bahwa
dalam melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki kemampuan berfikir
secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau masalah potensial kebidanan.
Selain itu, diperlukan pula kemampuan kolaborasi dan atau kerjasama. Hal ini
dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan kebidanan selanjutnya (Saminem,2009;h.37).
Langkah manajemen
menurut Helen varney :
Pengkajian
(pengumpulan data)
Mengumpulkan semua data yang dikumpulkan
untuk menilai keadaan kliensecara keseluruhan.Pada langkah ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara melakukan
Anamnesa : biodata, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas, biopsikososial, spiritual, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.Dalam pendekatan ini haruslah dilakukan secara komprehensif meliputi data
subyektif dan data obyektif, sehingga menggambarkan kondisi klien yang
sebenarnya dan Valid. (http://allan-ety.blogspot.com/2011/09/manajemen-kebidanan-menurut-varney-for.html)
a. Data
Subjektif
Data
Subjektif merupakan data hasil anamnessa kepada pasien, mencangkup identitas,
kluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit sebelumnya dann
riwayat penyakit keluarga ( Wafi dkk, 2009;h.56)
1. Biodata
yang mencangkup identitas pasien
a) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu
nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan
(Ambarwati dkk,2008;h.131).
b) Umur
Dicatat
dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun,
alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan
umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam kehamilan
(Ambarwati dkk,2009;h.131).
Selain
jumlah sel telur yang tinggal sedikit, faktor usia (di atas 35 tahun) juga
berpengaruh terhadap kemampuan rahim untuk menerima bakal janin atau embrio.
Dalam hal ini, kemampuan rahim untuk menerima janin, menurun. Faktor penuaan
juga akan menyebabkan embrio yang dihasilkan oleh wanita di atas 35 tahun
terkadang mengalami kesulitan untuk melekat di lapisan lendir rahim atau
endometrium. Ini dapat meningkatkan kejadian keguguran
c) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa
(Sulistyawati,2009;h.180).
d) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat intelektualnya,sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya (Sulistyawati,2009;h.180).
Berdasarkan jenjang sekolah dasar sampai
perguruan tinggi dibagi dalam 3 kategori yakni rendah/dasar ( SD dan SMP
sederajat), sedang/menengah (SMA sederajat), dan tinggi (perguruan tinggi)
(http://nenkiuedubio.blogspot.com/2011/04/klasifikasi-pendidikan.html).
Pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan
tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang
tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.
Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap yang makin
positif terhadap objek tertentu. salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.
(http://hidayatun-mukaromah.blogspot.com/2011/08/hubungan-tingkat-pengetahuan-ibu-hamil.html)
Status Pendidikan seseorang akan memengaruhi seseorang dalam menggunakan
pelayanan kesehatan. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan layanan
kesehatan meningkat seiring dengan peningkatan jenjang pendidikan. Peningkatan
pendidikan juga meningkatkan
pengetahuan dan kepedulian serta akses terhadap informasi yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi
(http:repository.usu.ac.id/bitstream/.../3/Chapter%20II.pdf).
Wanita yang berpendidikan tinggi cenderung
mempunyai jumlah pemeriksaan kehamilan lebih baik (Nielsen et al., 2001).Wanita
berpendidikan tinggi memulai pemeriksaan kehamilan lebih awal daripada wanita
yang berpendidikan rendah (Matthews et al., 2001). Penelitian Simanjuntak
(2000), menyatakan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu terhadap
kunjungan antenatal care.
e) Suku/bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
(Sulistyawati,2009;h.180).
f) Pekerjaan
Wanita hamil dapat tetap bekerja namun aktifitas yang di
jalaninya tidak boleh terlalu berat. Seorang wanita hamil disarankan untuk
menghentikan aktifitas apabila mereka merasakan gangguan dalam kehamilannya,
pekerjaan ibu juga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan terhambatnya ibu hamil untuk mendapatkan akses
pelayanan kesehatan (Sulistyawati,2010;h.167).
Gunanya untuk mengetahui dan mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya, karna ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati dkk,2008;h.132).
g) Alamat
Selain sebagai data mengenai gambaran mengenai jarak dan waktu yang
ditempuh pasien menuju lokasi tenaga kesehatan (Sulistyawati,2009;h.180)
Selain sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien, data ini juga
memberi gambaran mengenani jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi tenaga kesehatan.Ini mungkin berkaitan
dengan keluhan. (Priharjo,2006;h.96)
b. Keluhan
utama
Keluhan utama dikaji untuk mengetahui keluhan yang
dirasakan pasien saat ini (Sulistyawati,2010;h.167).
c. Gerakan
janin pertama kali
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksan.gerakan janin baru dapat dirasakan pertama kali pada usia kehamilan
sekitar 18 minggu pada primigravida, dan usia kehamilan 16 minggu pada
multigravida. (Jannah,2012;h.85).
d. Riwayat
kesehatan
1)
Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti jantung, DM,
hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa kehamilan ini (Ambarwati dkk,2008;h.133).
2)
Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya
dengan masa kehamilan (Ambarwati dkk,2009;h.133)
3)
Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan
pasien dan janinnya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertai dalam
kehamilannya
(Ambarwati dkk,2009;h.131).
4)
Riwayat Obstetri
5)
Menstruasi
a)
Menarce
Menarce adalah usia pertama kali mengalami menstruasi.
Wanita Indonesia pada umumnya megalami menarce sekitar 12 sampai 16 tahun (Sulistyawati,
2009;h.181).
b) Siklus
Siklus menstruasi adalah
jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikunya, dalam hitungan
hari 23 sampai 32 (Sulistyawati, 2009;h.181).
c) Volume
Data ini menjelaskan beberapa banyak darah menstruasi
yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang
valvid. Sebgai acuan biasanya kita gunakan kriteria banyak, sedang dan sedikit.
Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita
dapat gali lebih dalam lagi dengan beberapapertanyaan pendukung seperti sampai
berapa kali ganti pembalut dalam sehari (Sulistyawati, 2009;h.181).
d) Keluhan
Beberapa wanita
menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi misalnya sakit
yang sangat, pening sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Keluhan yang
disampaikan oleh pasien dapat menunjukkan kepada diagnosa tertentu (Sulistyawati, 2009;h.181).
e.
Riwayat perkawinan
Yang
perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karna
bila tidak akan mempengaruhi kondisi psikis ibunya (Sulistyawati,2009;h.180).
f. Riwayat
obstetric
a. Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus,
cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu
(Ambarwati dkk,2008;h.133).
b.
Riwayat persalinan sekarang
Tanggal
persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB,
penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses
persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa persalinan
bayinya nanti (Ambarwati dkk,2009;h.133).
g. Riwayat
KB
Meskipun
pemakaian alat kontrasepsi masih lama, namun tidak ada salahnya jika kita
mengkajinya lebih awal agar pasien memperoleh informasi sebanyak mungkin
mengenai pilihan beberapa alat kontrasepsi. Kita juga dapat memberikan
penjelasan mengenai alat kontrasepsi tertentu yang sesuai dengan keinginan dan
kondisi pasien (Ambarwati dkk,2009;h.134).
h. Kehidupan
social budaya
Untuk
mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan
menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa hamil misalnya pada
kebiasaan pantangan makan (Ambarwati dkk,2009;h.134).
i.
Data Psikososial
Di
dalam data psikososial terdapat kahemilan direncanakan dan tidak
direncanakan.Kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan bisa
berdampak pada kesehatan maternal, baik ibu maupun bapaknya. Menurut Najiman et
all. (1991) kehamilan yang tidak diinginkan akan meningkatkan kecemasan dan
depresi kedua orang tua (Salmah dkk, 2006;h.106).
Untuk
mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak
mengalami perubahan emosi/psikologis selama masa hamil sementara ia harus
menyesuaikan diri dengan keadaan dirinya yang sekarang dan perubahan-perubahan
yang ada pada dirinya.Perubahan Psikologis Pada Trimester III :
1)
Rasa tidak nyaman, merasa dirinya
jelek, aneh dan tidak menarik.
2)
Merasa tidak menyenagkan ketika bayi
lahir tidak tepat waktu.
3)
Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4)
Khawatir bayi akan dilahirkan dalam
keadaan tidak normal.
5)
Merasa kehilangan perhatian.
6)
Perasaan mudah terluka.
7)
Libido menurun.
(Sulistyawati,2009;h.77)
j.
Data pengetahuan
Untuk
mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan selama kehamilan (Ambarwati
dkk,2009;h.136).
k. Pola
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1)
Nutrisi
Ini
penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan gambaran bagaimana pasien
mencukupi asupan gizi selama hamil. Kita bisa menggali dari pasien makanan yang
disukai dan tidak disukai, seberapa banyak dan seberapa sering ibu
mengkonsumsinya dan ini juga mengambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan (Sulistyawati,2009;h.183).
2)
Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi
yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau
serta kebiasan buang air kecil meliputi frekuensi dan warna dan jumlah (Ambarwati
dkk,2009;h.136).
3)
Istirahat
Istirahat adalah keadaan
yang tanpa adanya emosional dan bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas,
melainkan berhenti sejenak (Uliyah dkk,2008;h.110).
Menggambarkan pola
istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum
tidur.Istirahat sangat penting bagi ibu hamil karna dengan istirahat yang cukup
berguna untuk menjaga kesehatan ibu pada saat ibu hamil. Malam hari yaitu 6-8
jam dan siang hari 1-2 jam (Sulistyawati,2009;h.184).
4)
Personal hygiene
Data ini perlu dikaji
karena bagaimanapun hal ini akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya.
Jika pasien mempunyai kebiasaan kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya
maka akan mempengaruhi kesehatan ibunya dan bayinya seperti terjadinya infeksi.
Ibu
hamil sangat dianjurkan untuk menjaga kebersihan dirinya dengan cara mandi dan
mengganti baju
dan mengganti baju minimal sakali dalam sehari, sedangkan ganti celana dalam
minimal dua kali sekali. Namun jika sewaktu-waktu kotor aray sudah lembab
sebaiknya segera diganti tampa harus menunggu waktu mengganti berikutnya. (Sulistyawati,
2009;h.185).
Perawatan personal hygiene yang kurang
baik dapat menyebabkan keputihan dikarenakan jamur candida albican yang dapt
menyebabkan gatal atau yang disebabkan infeksi oleh parasit kecil seukuran
ujung jarum yang disebut trichomonas vaginalis
(Jannah,
2012;h.150).
5)
Seksualitas
Hubungan
seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit
seperti sering abortus, kelahiran prematur, perdarahan pervaginam, dan juga
hubungan sexsual harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir
kehamilan, bila ketuban sudah pecah maka hubungan seksual dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi pada janin intra-uteri. (Sulistyawati, 2009; h. 119)
Pada Trimester
III perubahan pesikologis yang dialami ibu adalah khawatir, sensitive, rasa
tidk nyaman, merasa kehilangan perhatian dan libido menurun (Sulistyawati,
2009;h.77).
Alasan
berkurangnya minat seksual yang dialami banyak wanita hamil khususnya dalam
minggu-minggu terkhir kehamilan. Beberapa wanita merasa takut senggama karena
akan merusak bayinya atau menyebabkan prematuritas. Yang lainnya merasa takut
bahwa orgasme dengan cara apapun akan menyebabkan hal yang sama. Ada yang malu
karena payudara dan perutnya yang membesar dan membengkak dan merasa tidak
menarik ataupun seksi. Sementara yang lain lagi menginginkan kontak tubuh
dengan pasangannya tapi lebih suka jika tidak bersenggama (Jannah, 2012;h.152).
6)
Aktivitas sehari-hari
Perlu dilakukan pengkajian aktivitas sehari-hari
karena data ini menggambarkan tentang seberapa berat aktivitas yang dilakukan
pasien.Jika kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat
menyebabkan partus prematurus
(Sulistyawati,2009;h.183).
b.
Data Obyektif
Dalam
menghadapi masa kehamilan dari seorang klien, seorang harus mengumpulkan data
untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan stabil. Data objektif
meliputi data hasil pemeriksaan fisk, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
penunjang lainnya
(Mufdilah dkk,2009;h.56)
Langkah-langkah pemeriksaannya sebagai
berikut :
1. Keadaan
Umum
Untuk mengetahui data ini
kita cukup dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan
kita laporkan dengan criteria sebagai berikut :
a) Baik
Jika pasien memperlihatkan
respon yang baik terhadp lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien
tidak mengalami ketergantungan berjalan (Sulistyawati,2009;h.189).
b) Lemah
Pasien dimasukkan dalam
criteria ini jika ia kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain dn pasien sudah tidak mampu lagi berjalan sendiri (Sulistyawati,2009;h.189).
2.
Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang
kesadaran pasien, kita dapat mengakaji tingkat kesadaran mulai dari compos mentis
sampai dengan koma (Sulistyawati,2009;h.189).
3.
Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan
salah satu ukuran pertumbuhan seseorang. Tinggi badan dapat diukur dengan
stasiometer atau tongkat pengukur (Tambunan dkk,2011;h.9).
4.
Berat Badan
Berat badan atau massa
tubuh diukur dengan pengukur massa atau timbangan. Indeks massa tubuh digunakan
untuk menghitung hubungan antara tinggi dan berat badan, serta menilai tingkat
kegemukan. Penimbangan pada pemeriksaan kehamilan sangat penting, karena
kenaikan berat badan yang terlalu banyak menndakan retensi air yang berlebihan
atau keadaan itu disebut juga pra-oedema dan merupan gejala dini dari
pre-eklamsi dan kurang naiknya berat badan dapat menandakan gangguan
pertumbuhan janin (Tambunan dkk,2011;h.9).
5.
Tanda-tanda vital
a) Tekanan
darah
Tekanan darah arteri
mengganbarkan dua hal, yaitu besar tekanan yang dihasilkan vertikel kiri
sewaktu berkontraksi (angka sistolik). Nilai normal rata-rata tekanan sistol
pada orang dewasa adalah 100 sampai 140 mmHg, sedangkan rata-rata diastol
adalah 60 sampai 90 mmHg. (Priharjo, 2006;h. 107).
b) Nadi
Nadi adalah gelombang yang
diakibatkan oleh adanya perubahan pelebaran (vasodilatasi) dan penyempitan
(Vasokontriksi) dari pembuluh darah arteri akibat kontraksi vebtrikel melawan
dinding aorta.Tekanan nadi adalah tekanan yang ditimbulkan oleh perbedaan
sistolik dan diastolic. Denyut nadi dipengaruhi oleh saraf simpatik (untuk
meningkatkan) dan saraf parasimpatik ( untuk menurunkan). Normalnya 60-80 kali
per menit. (Tambunan dkk,2011;h.36)
c) Pernafasan
Pernafasan merupakan salah
satu indikator untuk mengetahui fungsi sistem pernafasan yang terdiri dari
mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan
penganturan asam basal.Adapun pernapasan pada orang dewasa yaitu 16-24x/menit (Priharjo, 2006;h. 81).
Pernafasan normal orang dewasa sehat adalah
16-20 kali/menit (Tambunan dkk,2011;h.45)
d) Suhu
Suhu adalah derajat panas yang
dipertahankan oleh tubuh dan diatur oleh hipotalamus (dipertahankan dalam batas
normal yaitu ±6 ̊C dari 37 ̊C) dengan menyeimbangkan anatara panas yang
dihasilkan dan panas yang dilepaskan. Suhu normal pemeriksaan Axila yaitu
36,6. (Tambunan dkk,2011;h.15).
6.
Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Kepala merupakan organ tubuh yang penting dikaji karena dikepala terdapat organ-organ yang
sangat berperan dalam fungsi kehidupan.Inspeksi dengan memperhatiakan bentuk
kepala terdapat benjolan atau tidak, nyeri tekan dan dan kebersihan kepala
(Priharjo,2006;h.47).
Kepala
pengkajian
diawali dengan inspeksi
lalu palpasi.posisi pasiem dapat duduk, atau berdiri (tergantung pada kondisi
pasien).
Inspeksi
dilakukan dengan memperhatikan bentuk kepala yang abnormal dan ukuran kepala
dapat diukur dengan pita pengukuran. Bagian yang juga perlu umtuk dilihat. Pada daerah muka/ wajah
dilihat kesimetrisan muka, apakah kulitnya normal pucat, sianosis atau
ikterus.bagian muka keadaan normalnya adalah simetris antara kanan dan
kiri.Ketidaksimetrisan muka menunjukkan adanya gangguan pada saraf ketujuh
(nervus fasialis). Delain itu , juga diperiksa ada tidaknya gangguan sensorik
di daerah wajah. Pemeriksaan sensorik dilakukan menggunakan perangsangan nyeri
dengan menggunakan tusukan jarum secara
perlahan-lahan. Pada trauma kepala dilihat ada tidaknya perlukaan atau
pembengkakandll.Setelah keadaan umum diperiksa klien dapat diatasi
terlebih dahulu.
Palpasi
dapat dilakukan untuk mengetahui keadaan rambut, massa, pembengkakan, nyeri
tekan, dan kulit kepala.(Tambunan dkk,2011;h.65)
b) Muka
Pada daerah wajah/muka dilihat simetris
atau tidak, apakah kulitnya normal atau tidak, pucat/tidak, atau ikhterus dan
lihat apakah terjadi hiperpigmentasi. Pada kulit terdapat deposit pigmen dan
hiperpigmentasi alat-alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh
Melanophore stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu
hormone yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Pada daerah perut
yang di sebut linea nigra . Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang
sama juga di aerola mammae (Wiknjosastro,2005; h.97).
c) Mata
Pemeriksaan mata dilakukan untuk menilai adanya visus
atau ketajaman pengelihatan.Pemeriksaan skelera bertujuan untuk menilai warna,
apakah dalam keadaan normal yaitu putih. Apabila ditemukan warna lain.
Pemeriksaan pupil, secara normal berbentuk bulat dan simetris. Apabila
diberikan sinar, akan mengecil. Midriasis aatu dilatasi pupil menunjukkan
adanya rangsangan simpatis.Sedangkan miosis menunjukkan kadaan pupil yang
mengecil.Pupil yang berwarna putih menunjukkan kemungkinan adanya pnyakit
katarak.Kondisi bola mata yang menonjol dinamakan eksoftalmos dan bola mata
mengecil dinamakan enoftalmos. Strabismus atau juling merupakan sumbu visual
yang tidak sejajar pada lapang gerakan bola mata, selain itu terdapat nistagmus
yang merupakan gerakan bola mata ritmik yang cepat dan horizontal (Uliyah dkk,2008;h.168).
Tujuan
pengkajian mata adalah untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata.Dalam setiap
pengkajian selalu bandingkan antara mata kanan dan kiri.Teknik yang digunakan
adalah inspeksi dan palpasi.Inspeksi merupakan teknik yang paling penting
dilakukan sebelum palpasi.
Inspeksi
Dalam inspeksi
yang dikaji adalah bagian-bagian mata (bola mata, kelopak mata, konjungtiva,
sclera, dan dada), ketajaman penglihatan (visus) dengan bantuan kartu snellen,
dan pemeriksaan lapangan pandanan.
1) Secara
umum untuk pemeriksaan fisik mata dilihat kelopak mata, konjungtiva
(pucat/tidak), sclera kuning/tidak. Mata yang kering dapat terjadi pada
gangguan akibat difisiensi vitamin A. Mata udem atau hyperemia atau secret mata
berlebihan dapat terjadi karena adanya reaksi alergi, benda asing, perlukaan,
dll.
Pada
inspeksi mata juga dilihat adanya mata cekung seperti pada klien
dehidrasi.Dapat diamati pula da tidaknya infeksi pada mata (konjungtivitis atau
keratitis dll).Katarak pada mata dapat diamati pada lansia.
2) Pemeriksaan
visus (ketajaman penglihatan)
Alat
yang digunakan adalah optotip dari snellen yang diletakkan sejarak5 atau 6
meter dari klien.Pemeriksaan dilakukan betrut-turut pada kedua mata.
3) Funduskopi
Funduskopi
merupakan pengkajian mata tingkat mahir.Pengkajian funduskopi dilakukan untuk
mengetahui susunan retina dengan menggunakan opthalmoscope.Untuk dapat
melakukan funduskopi, maka diperlukan pengetahuan anatomi dan fisiologi mata
yang memadai, serta keterampilan khusus.
Palpasi
Pemeriksaan
palpasi pada bola mata untuk memeriksa secara kasar adanya peninggian tekanan
intraokuler misaknya pada oebderita glaucoma.
Inspeksi konnjungtiva dan sclera
1) Amati
konjungtiva dan sclera dengan cara sebagai berikut
a.
Anjurkan klien untuk melihat kedepan
b.
Amati konjungtiva untuk mengetahui ada
tidaknya kemrah-merahan
c.
Peeriksaan konjungtiva dilakukan
dengan cara menarik kelopak mata bagian bawah kebawah dengan menggunakan ibu
jari
d.
Amati keadaan konjungtiva dan kantong konungtiva
bagian bawah, cata bila didapatkan warna yang tidak normal, misaknya anemic dan
adanya pus.
e.
Saat memeriksa konjungtiva, amati pula
warna sclera catat adanya perubahan warna menjadi ikterik
2) Amati
warna iris, serta ukuran dan bentuk pupil. Evaluasi reaksi pupil terhadap
cahaya dengan menggunakan senter. Normalnya pupil adalah sama besar (isokor).
Pupil yang mengecil disebut miosis, sangat kecil disebut pin point, sedangkan
pupil yang mengalami dilatasi (melebar) disebut midriasis.
Langkah-langkah
dalam melakukan gerakan mata dan medan penglihatan:
a.
Dalam menirukan gerakan mata anjurkan
klien melihat kedepan.
b.
Amati apakah kedua mata memandang
lurus kedepan atau salah satu deviasi. Amati pula apakah kedua mata tetap diam
atau bergerak secara spontan (nistagmus), seperti gerakan mata mula-mula lambat
bergerak ke satu arah kemudian dengan cepat kembali ke posisi semula.
c.
Luruskan tunjuk perawat dan dekatkan
sekitar jarak 15-30 cm.
d.
Beritahu klien untuk mengikuti jari
perawat dan anjurkan klien untuk tetap memertahankan posisi kepala. Gerakan
jari perawat ke delapan arah untuk mengetahui fungsi enam otot mata.
e.
Selanjutnya untuk melihat mdan
penglihatan kaji mata klien secra terpisah, dengan cara menutup mata yng tidak
diperiksa
f.
Anjurkan klien untuk memfokuskan pada
satu titik pandang misalnya hidung perawat
g.
Gerakan jari perawat secara vertical
dari sampng dan dekatkan kemata klien secara perlahan-lahan
h.
Anjurkan klien untuk memberitahu
sewktu mlai melihat jari perawat.
i.
Selanjutnya kaji mata sebelahnya
Palpasi
Palasi
ditujukan untuk mengetahui tekana bola mata dan adanya nyeri tekan.Untuk
mengukur tekanan bola mata scra khusus diperlukan tonometri yang memerlukan
eahlian khusus. Palpasi
dilakukan untuk mengukr tekanan bola mata dapat dilakuakan sebagai berikut:
a.
Beritahu klien untuk duduk
b.
Anjurkan klien untuk memejamkan mata
c.
Lakukan palpasi pada kedua mata. Bila
tekanan bola mata tinggi maka akan terba keras. (Tambunan dkk,2011;h.45)
d) Telinga
Pada pemeriksaan telinga bagian luar dapat dimulai dengan
pemeriksaan daun telinga dan liang telinga engan menentukan bentuk, besar dan
posisinya. Pemeriksaan liang telinga ini dapat dilakukan dengan bantuan
otoskop. Pemeriksaan pendengaran dilaksanakan dengan bantuan garfutala untuk
mengetahui apakah pasien mengalami gangguan pendengaran atau tidak (Uliyah dkk,2008;h.169).
e) Hidung
Hidung dikaji denagn tujuan untuk mengetahui keadaan atau
bentuk dan fungsi hidung.Pengkajian hidung mulai dari bagian luar, bagian dalam
kemudian sinus-sinus. Pada pemeriksaan hidung juga dilihat apakah ada polip dan
kebersihannya (Priharjo,2006;h.67) .
Telinga
mempunyai funsi sebagai alat pendengaran dan menjaga keseimbangan. Pendengaran
yang baik akan dengan mudah dapat mengetahui adanya bisikan. Bila dicurigai
pendengaran tidak berfungsi dengan baik, maa pemeriksaan yang lebih teliti
dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan garpu tala.
Pemeriksaan
garpu tala dilakukan dengan dua cara yaitu pemeriksaan rinne dan weber.
Pemeriksaan rinne dilakukan untuk membandingkan antara konduksi udara dan
konduksi tulang.Pada pemeriksaan rinne, normalnya konduksi udar lebih baik
dibandingkan dengan konduksi tulang. Pemeriksaan weber bertujuan untuk
mengetahui ketulian akibat gangguan saraf atau gangguan hantaran tulang dengan
prinsi hantar suara yang ditimbulkan tepat ditengah-tengah dahi atau ubun-ubun
kepala aka disalurka sama kuatnya dengan kedua telinga (lateralisasi) sementara
itu, pemeriksaan weber, normalnya fibrasi suara dirasakan di tengah-tengah
kepala atau seimbang diantara kedua telinga.
Inspeksi dandan
palpasi telinga.
1.
Pasien dalm posos duduk.
2.
Atur posisi duduk perawat menghadap
pada sisi telinga yang akan dikaji.
3.
Diawali dengan mengamati telinga luar,
perhatikan adanya perubahan bentuk, warna. Lesi, maupun massa.
4.
Pengkajian palpasi dengan cac memegang
telinga dengan ibu jari dan jari telunjuk. Palpasi kartilago telinga luar dan
catat bila ada nyeri.
5.
Tekan bagian tragus kedalam dan tekan
pula tulang telinga dibawah daun telinga. Bola ada peradangan, klien akan
merasa nyeri.
6.
Selanjutnya pegang bagian pinggir daun
telinga dan secara perlahan-lahan tarik daun telinga ke atas atau kebelakang
sehingga lubang telinga mudah untuk diamati.
7.
Lihat lubang telinga, perhatikan
terhadat ada tidaknya peradangan, perdarahan, maupun kotoran.
8.
Masukkan spekulu, telinga secara
hati-hati. Bila sudah tepat, letakkan mata yang diatas eye-piece
9.
Amati membrane timpani, perhatikan
bentuk, atau adanya darah/ cairan.
f) Mulut
Pemeriksaan mulut bertujuan untuk menilai ada tidaknya
trismus, halitosis dan labioskisis.Trismus yaitu kesukaran membuka
mulut.Halitosis yaitu bau mulut tidak sedap karena personal hygine yang
kurang.Labioskisis yaitu keadaan bibir tidak simetris. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan pada gusi untuk menilai edema atau tanda-tanda radang (Uliyah dkk,2008;h.169).
Pengkajian mulai mengamati bibir, gigi, gusi, lidah,
selaput lendir, pipi bagian dalam, lantai dasar mulut, dan
palatum/langit-langit mulut kemudian faring (Priharjo,2006;h.70).
g)
Hidung dikaji untuk mngetahui keadaan
bentuk dan fungsi hidung. Dimulai dari bagian luar hidung, bagian dalam, lalu
sinus- sinus. Bila memungkinkan, selama pemeriksaan klien dalam posisi duduk.
Langkah-
langkah inspeksi dan papasi hidung bagian luar sinus-sinus adalah sebagai
berikut.
1.
Perawat duduk menghadap klien
2.
Atur penerangan dan amati hidung
bagian luar. Perhatikan bentuk tulang hidung klien dari tiga sisi yaitu sisi
depan, samping dan atas.
3.
Perhatiakan perubahan warna kulit
hidung dan adanya pembengkakan.
4.
Lanjutkan dengan melakukan palpasi
hidung luar, cata bila ditemukan ketidaknormalan tulang hidung.
5.
Palpasi sunus maksilaris, frontalis,
dan etmoidalis.
(Tambunan dkk,2011;h.70)
h) Leher
Tujuan pengkjian leher secara umum adalah mengetahui
bentuk leher serta organ-organ penting yang berkaitan.Palpasi pada leher
dilakukan untuk mengetahui keadaan dan lokasi kelenjar limfe, kelenjar tyroi
dan trakea.Pembesaran kelanjar limfe dapat disebabkan oleh berbagai penyaki,
misalnya peradangan akut/ kronis.pembesaran limfe juga terjadi dibeberapa kasus
seperti tuberculosis atau sifilis. Palpasi kelenjar tyroid dilakukan untuk
mengetahui adanya pembesaran kelenjar tyroid yang biasanya disebabkan oleh kekurangan
garaam yodium (Priharjo, 2006;h.73-74).
Tujuan
pengkajian leher adalah untuk mengetahui bentuk leher, serta organ-organ
penting yang berkaitan.Pengkajian dimulai dengan inspeksi kemudian
palpasi.Inspeksi dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan kulit termasuk
kadaan pucat, ikterus, sianosis, dan ada tidaknya pembengkakan. Pemeriksaan papasi
ditujukan untuk melihat apakah ada massa yang teraba pada kelnjar liimfe
kelenjar tiroid, dan trakea. (Tambunan dkk,2011;h.66)
i)
Dada
Suara paru-paru dan jantung, puttin,
benjolan, nyeri tekan, dan hyperpigmentasi. Mengkaji kesehatan pernafasan
Bila mengkaji
kesehatan pernapasan, perhatikan tahap perkembangan klien, factor psikososial
seperti keadaan cemas dan stres,factor perawatan diri seperti kebiasaan latihan
(exescise) dan nutrisi, serta factor lingkungan seperti adanya polusi. Semua
factor ini akan mempengaruhi fumgsi pernapasan.
Dada anterior
yang merupakan bagian pertama rongga dada dibagi kedalam lima garis vertical
imaginer yaitu sbagai berikut.
1.
Garis midsternum
2.
Garis aksila anterior kiri
3.
Garis midklavikula kanan
4.
Garis anterior kanan
5.
Garis midklavikula kiri
Dada posterior yang merupakan bagian
kedua rongga dada dapat dibagi pula menjadi lima garis vertical imaginer, yaitu
sebagai berikut:
1.
Garis vertebra
2.
Garis skapula kanan
3.
Garis scapula kiri
4.
Garis aksila scapula posterior kanan
5.
Garis aksila scapula kiri
Pengkajian
fisik sistem kardiovaskuler padajantung
Sistem
kardiovaskuler terdiri atas jantung dan pembuluh darah.Jantung merupakan organ
yang mempunyai peranan dalam mengedarkan oksigen.Didalam sel darah mengngkut
sisa pengolahan dan membawanya ke organ –organ tertentu untuk disarung atau
dikeluarkan dari dalam tubuh. Berat jantung berkisar antara 300-350 gr pada
laki-laki dewasa normal dan antara 250-300 gr pada wanita dewasa normal atau
sekitar 0,5% dari berat badan. Jantung terletak di mediasternum antara tulang
rusuk kedua dam keenam.
Sebelum
melakukan pemeriksaan fisik, perawat sebaiknya mengumpulkan data riwayat
kesehatan mengenai factor risiko yang meninkatkan kemungkinan penyakit jantung
pada klien.
(Tambunan dkk,2011;h.86)
j)
Axilla
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak, dan
apakah ada nyeri tekan atau tidak( priharjo, 2006.h:117)
k)
Payudara
Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya
mengecil setelah menopouse. pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan
struma jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak.
Areola mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi
putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan
penimbunan pigmen pada kulitnya.
Selama kehamilan, hormon prolaktin dan plasenta meningkat
tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang
tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan
progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada
saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. (Ambarwati, 2009;h.7)
l)
Abdoment
Untuk mengetahui struktur dan fungsi abdoment, untuk
mengetahui keadaan hepar, limpa, ginjal, dan kandung kemih dilihat dari lokasi,
moblitas, kontur, konsistensi, dan adanya nyeri tekan( priharjo, 2006. 123).
Bentuk abdomen yang normal adalah simetris, baik pada orang gemuk maupun pada orang
kurus.Abdomen menjadi besar dan tidak simetris pada berbagai keadaan, misalnya
kehamilan, tumor dalam rongga abdomen, tumor ovarium atau tumor kandung
kemih.Pada bagian abdomen juga kita mendengarkan bissing usus yang disebabkan
oleh perpindahan gas atau makanan sepanjang intestinum dan suara pembuluh darah
serta suara Denyut jantung Janin. Di daerah abdomen kita meraba bagian-bagian
janin, menentukan TFU (Priharjo, 2006;h.123).
Pemeriksaan leopold dengan cara palpasi abdominal
dimulai dari leopold I untuk mengtahui TFU dan bagian teratas janin, leopold II
untuk mengetahui bagian di sebelah kanan dan kiri perut ibu, leopold III untuk
mengetahui bagian janin dibagian bawah uterus ibu, leopold IV untuk mengetahui
apakah kepala sudah masuk PAP atau belum (Ari Sulistyawati, 2010; h.89-93).Kepala masuk PAP pada
multipara pada saat menjelang proses persalinan (Manuaba, 2010; h.143).
Palpasi
Mammae: Untuk mengetahui apakah ada benjolan atau tidak (saminem, 2008:h.85)
Abdoment
Leopold I: Untuk mengetahui tinggi fundus uteri, bagian janin dalam fundus.
Leopold II: Untuk
menentukan batas samping uterus kanan dan kiri, menentukan letk punggung janin.
Leopold III:Untuk menentukan bagian janin berada dibawah, apakah bagian terbawah
tersebut sudah masuk PAP atau masih dapat digoyangkan.
Leopold IV : untuk menentukan bagian terbawah janin apa
dan seberapa jauh sudah masuk PAP.
Taksiran berat
janin(TBJ) normal:
Dihitung dengan
menggunakan rumus jhon-Tausak.
TBJ=(TBJ(dalam
cm-N)x 155)
Ket N= 13, bila kepala belum masuk
melewati PAP
N=12, bila kepala masih dibawah spina ischidika
N= 11, bila kepala masih dibawah spina ischiadika
Auskultasi
Untuk mengetahui
apakah ada ronchi, alat yang digunakan adalah stetoskop
DJJ: untuk
mengetahui apakah janin yang dalam kandungan dalam keadaan sehat atau tidak dengan
menilai detak jantung dan gerakan janin. Frekunsi normal ialah antara 120-160
denytan permenit (Winkjosastro.hal 711).
m) Genetalia
Untuk mengetahui bersih atau tidak, ada varises
atau tidak, ada kandiloma atau tidak, oedema atau tidak (Priharjo, 2006: 141)
n) Ekstermitas
Inspeksi : ada
edema (tekan daerah tibia / dorsalis pedis bila ada cekungan di bekas tekanan :
edema + ), varises, kesimetrisan, kelainan). Lakukan pengetukan dengan reflex
hammer di daerah tendon muskulus kuadriser femoris di bawah patella (http://marlinasulistianingsih.blogspot.com/p/pemeriksaan-fisik-pada-ibu-hamil.html).
o) Pemeriksaan
Penunjang
1)
Kadar Hb
Manfaat
pemeriksaan Hb yaitu:
a) Sebagai
pemeriksaan penyaring untuk membantu diagnosa
b) Sebagai
pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit,
c) Dapat
dipakai sebagai kemajuan penderita anemia (https://docs.google.com/documen).
2)
Protein Urine
Manfaat
pemeriksaan Protein urine yaitu untuk mengetahui tingginya kadar protein dalam
urine pada ibu hamil yang dapat mengindikasikan terjadinya preeklamsi.
(http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/prosedur-klinik-pemeriksaan-urine-ibu.html)
3)
Glukosa Urine
Untuk
mengetahui adanya gejala diabetes mellitus karena Glukosa mempunyai sifat
mereduksi.Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata.Semua
larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan
reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna
untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena
tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid atauketonbebas)
(http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/prosedur-klinik-pemeriksaan-urine-ibu.html)
2.
Langkah II ( identifikasi diagnosis,
masalah, dan kebutuhan )
Mengidentifikasi
diagnose kebidanan dan masalah berdasarkan intepretasi yang benar atas
data-data yang telah diikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah
dikumpulkan diintepretasikan menjadi diagnose tetapi membutuhkan penaganan yang
dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah sering berkaitan dengan
pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan. Sebagai contoh
masalah yang menyertai diagnosis seperti diagnosis kemungkinan kemungkinan
wanita hamil, maka masalah yang berhubungan adalah wanita tersebut mungkin
tidak menginginkan kehamilan lainnya atau apabila wanita hamil tersebut masuk
trimester III, maka masalah yang memungkinkan dapat muncul adalah takut untuk
menghadapi proses persalinan dan melahirkan.
(Saminem,2009;h.40).
untuk menegakkan diagnosa didapatkan dan hasil
pengkajian berupa data subjektif dan data objektif (Wiknjosastro, 2005;h.158)
a. Diagnosis
Kebidanan
Diagnose dapat ditegakkan yang berkaitan dengan jumlah
kehamilan, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan janin (Ambarwati dkk,2009;h.141).
Dalam bagian ini yang
disimpulkan oleh bidan antara lain :
a. Paritas
Paritas
adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan primigravida
(hamil yang pertama kali), dibedakan dengan multigravida (hamil yang kedua atau
lebih) (Sulistyawati,2009;h.191).
b. Masalah
Dalam
asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan “diagnosis”.Kedua istilah
tersebut dipakai karena beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai
diagnosis, tetapi tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana yang
menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami
kenyataan terhadap diagnosisnya (Sulistyawati,2009;h.192).
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien.
(Ambarwati,2009 h.141).
Hal-hal yang berkaitan dengan pengamatan klien yang ditemukan
dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis (Hanni dkk,2010;h.99).
c. Kebutuhan
Pasien
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan
keadaan dan masalahnya. Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu
mengalami kenyataan terhadap diagnosinya (Sulistyawati,2009;h.192).
3. Langkah III ( merumuskan diagnosis /
masalah potensial yang membutuhkan antisipasi masalah potensial )
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan
terjadi. Pada langkah diidentifikasi masalah atau diagnosa, ini membutuhkan
antisifasi masalah, pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati dan siap –
siap apabila hal tersebut benar – benar terjadi.Melakukan asuhan yang aman
penting sekali dalam hal ini. (Ambarwati,
2009; 135)
Langkah ini merupakan langkah etika
bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengatisipasi penagnannya.
Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan, dilakukan pencegahan.
Bidan harus waspada menghadapi diagnosis /masalah potensial yang benar-benar
akan terjadi. (Jannah, 2011.h. 44).
4. Langkah IV Identifikasi dan penerapan kebutuhan yang
memerlukan tindakan segera
Tahap
ini dialakuakan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan menetapkan
beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan
pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan.Beberapa
data demi menunjukan situasi emergensi dimaan kita perlu bertindak demi
keselamatan klien (Hidayat dkk, 2009; h. 75).
Tindakan segera adalah memerlukan kesinambungan dari manajemen
kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultasikan atai ditangani bersama anggota TIM
kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien. (Ambarwati; 2009; 135)
5. Langkah V Perencanaan asuahn secara menyeluruh
Langkah-langkah
ini di tentukan oleh sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau
diagnose yang telah di identifikasi atau antisipasi.Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut
yaitu apa yang akan terjadi berikutnya. (Ambarwati,2009 h.143)
6. Langkah VI Pelaksaan perencanaan
Tahap ini
merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya, baik terhadap
masalah pasien ataupun diagnosis yang di tegakkan. Mengarahkan atau melaksanaan
rencana asuhan secara efisien dan aman. (Ambarwati,2009;h.145).
Pada kasus kehamilan dengan presentasi bokong
dianjurkan duacara yang dipakai untuk mengubah presentasi bokong menjadi
presentasi kepala yaitu versi luar, dan posisi dada-lutut pada ibu. Bukti-bukti
tentang manfaat dan keamanan
tindakan versi luar sudah cukup tetapi masih belum bagi tindakan, dan posisi
dada-lutut ( Sarwono, 2008; h.590).
7. Langkah VII Evaluasi
Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah
terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi (Jannah,
2011.h.48)
C. Landasan Hukum Kewenagan Bidan
Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
1. Kewenangan
normal:
a.
Pelayanan kesehatan ibu
b.
Pelayanan kesehatan anak
c.
Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
2. Kewenangan
dalam menjalankan program Pemerintah
3. Kewenangan
bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter
Kewenangan
normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini
meliputi:
1. Pelayanan
kesehatan ibu
a. Ruang lingkup:
1)
Pelayanan konseling pada masa pra hamil
2)
Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3)
Pelayanan persalinan normal
4)
Pelayanan ibu nifas normal
5)
Pelayanan ibu menyusui
6)
Pelayanan konseling pada masa antara dua
kehamilan
b. Kewenangan:
1)
Episiotomi
2)
Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
3)
Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan
dengan perujukan
4)
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
5)
Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu
nifas
6)
Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini
(IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
7)
Pemberian uterotonika pada manajemen aktif
kala tiga dan postpartum
8)
Penyuluhan dan konseling
9)
Bimbingan pada kelompok ibu hamil
10)
Pemberian surat keterangan kematian
11)
Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2. Pelayanan kesehatan anak
a. Ruang lingkup:
1)
Pelayanan bayi baru lahir
2)
Pelayanan bayi
3)
Pelayanan anak balita
4)
Pelayanan anak pra sekolah
b. Kewenangan:
1)
Melakukan asuhan bayi baru lahir normal
termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi
vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan tali pusat
2)
Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan
segera merujuk
3)
Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan
dengan perujukan
4)
Pemberian imunisasi rutin sesuai program
Pemerintah
5)
Pemantauan
tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
6)
Pemberian konseling dan penyuluhan
7)
Pemberian surat keterangan kelahiran
8)
Pemberian surat keterangan kematian
3. Pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan kewenangan:
a. Memberikan
penyuluhan dan konseling kesehatanreproduksi perempuan dan keluarga berencana
b. Memberikan
alat kontrasepsi oral dan kondom
Selain
kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang
menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan
pelayanan kesehatan yang meliputi:
1)
Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat
kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2)
Asuhan antenatal
terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di
bawah supervisi dokter)
3)
Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai
pedoman yang ditetapkan
4)
Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di
bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan
lingkungan
5) Pemantauan
tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah
6)
Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
7) Melaksanakan deteksi
dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS)
termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
8) Pencegahan penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
9) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan
program Pemerintah (http://www.kesehatanibu.depkes.go.id.)