Rabu, 12 Juni 2013

BAB I

BAB 1
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang 

Kehamilan sungsang atau posisi sungsang adalah posisi dimana bayi di dalam  rahim berada dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal, pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal.
Penyebab sungsang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu janin dan si Ibu sendiri. Jika janin terlalu kecil yaitu berat bayi di bawah 3 kg, akan kemungkinan menjadi sungsang karena bayi bebas berputar-putar dalam rahim Ibu. Sementara bayi yang terlalu besar pun bermasalah. Pada saat kepala melewati panggul menuju posisi normal, karena terlalu besar dan panggul Ibu terlalu sempit, sehingga kepala bayi sulit berputar ke bawah         (http://www.anmum.com/id/main.aspx?sid=1956&sva=2).

Kejadian letak sungsang berkisar antara sampai 3% bervariasi diberbagai tempat. Sekalipun kejadiannya kecil tetapi mempunyai penyulit yang besar dengan angka kematian sekitar 20 sampai 30% (Manuaba, dkk, 2002;h.491).
1
 
 Kemudian ada yang mengemukakan bahwa angka kematian bayi dengan persalinan sungsang sekitar 25-30%, sehingga terlontar pendapat yang menyatakan bahwa tidak ada tempat bagi pertolongan persalinan sungsang pervaginam. Barangkali pendapat tersebut terlalu berlebihan, namun evaluasi harus dilakukan, yaitu kapan dilakukan seksio sesaria primer pada letak sungsang, sehingga dapat menurunkan angkan morbiditas dan  mortalitas       ( Manuaba,2012;h.491).

Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang. Rasiokematian ibu di Negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematianibu per 100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan Negara maju dan 51 negara persemakmuran. Menurut WHO, 81% AKI akibat komplikasi selama hamil dan bersalin dan 25% selama masa Post Partum (http://www.kesehatanibu.depkes.go.id).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih termasuk yang tinggi dibandingkan negara-negara di asia misalnya Thailand dengan AKI 130/100.000 KH. Data SDKI tahun 2007 mencatat AKI di Indonesia mencapai 228 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH). Walaupun angka ini dipandang mengalami perbaikan dibanding tahun tahun sebelumnya, Target Millenium Development Goals (MDGs) 5 yaitu menurunkan AKI menjadi 102/100.000 (KH) pada tahun 2015 masih memerlukan upaya khusus dan kerja keras dari seluruh  pihak baik Pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat.
AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Lampung sampai dengan bulan Desember tahun 2012 sebanyak 178 kasus. Terjadinya kematian ibu terkait dengan faktor penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 Terlambat dan 4 Terlalu, yang terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi. Kasus 3 Terlambat meliputi: terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan, terlambat dirujuk, terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Berdasarkan Riskesdas 2010, masih cukup banyak ibu hamil dengan faktor risiko 4 Terlalu, yaitu: terlalu tua hamil (hamil di atas usia 35 tahun) sebanyak 27%, terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia 20 tahun) sebanyak 2,6%, terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4) sebanyak 11,8%, terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 di Provinsi Lampung  pada Tahun 2012 Angka Kematian Neonatal 27/ 1000 KH, Kematian Bayi 43/1000 KH dan Kematian Balita 30/1000 KH (SDKI 2012).  Secara umum Angka Kematian Anak menunjukkan penurunan yang lambat. Angka Kematian Neonatal mengalami stagnasi 10 tahun terakhir yaitu 20/1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2002 menjadi 19/1.000 pada SDKI 2007 dan SDKI 2012. ( Profil Dinkes Provinsi Lampung 2012)

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia tahun 2012 sebesar 87,37% yang berarti belum mencapai target renstra 2012 yang sebesar 90% dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 12 provinsi di antaranya (36,4%) yang telah mencapai target tersebut. Target renstra di Lampung 2012 sebesar 90%. Dari 14 kabupaten/kota di Lampung, baru 5 (35,7%) kabupaten/kota yang telah mencapai target tersebut ( Profil renstra provinsi lampung 2012 ).

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang, di negara miskin sekitar 25%-50%, kematian wanita subur usia disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Menanggapi masalah kematian ibu yang demikian besar yaitu menurunkan angka kematian ibu menjadi separuh. MPS (Making Pregnancy Safel) meminta perhatian pemerintah dan masyarakat disetiap negara untuk menempatkan safe mother hood sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional dan internasional,  menyusun acuan nasional dan internasional, menyusun acuan nasional dan standar pelayanan maternal dan neonatal, mengembangkan sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun, meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal serta pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannya (data informasi dan kesehatan Provinsi lampung 2012).

Dengan memberikan asuhan kehamilan terhadap ibu dengan presentasi bokong diharapkan dapat merubah posisi janin sehingga dapat normal kembali,  dan ketika menghadapi persalinan posisi bayi sudah normal dan tidak ada penyulit dalam persalinan, ibu selamat dan bayipun sehat.
Asuhan kebidanan ini dilakukan untuk menambah ketrampilan serta dapat mendeteksi dini komplikasi atau penyulit pada ibu hamil secara tepat.
Berdasarkan hasil survey diketahui jumlah ibu hamil di BPS Rosbiatul Adawiyah, SKM, M.Kes. kemiling Bandar lampung pada bulan februari-april tercatat 420  kunjungan ibu hamil, dengan 15 ibu yang mengalami presentasi bokong.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk membuat suatu study kasus yang didalamnya membahas mengenai “Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan preentasi bokong, di BPS Rosbiatul Adawiyah, SKM., M.Kes”.

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pemberian asuahan kebidananan pada  Ny. S usia 38 th G2 P1 A0 usia kehamilan 33 minggu 3 hari dengan presentasi bokong?”



C.      Tujuan
1.      Tujuan Umum
Agar mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. S usia 38 tahun G2P1A0 usia kehamilan 33 minggu 3 hari dengan presentasi bokong di BPS Rosbiatul Adawiyah kemiling bandar lampung tahun 2013, dengan cara memeriksakan kehamilannya untuk mendeteksi komplikasi secara dini termasuk penatalaksanaan dan rujukan bila diperlukan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
2.      Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan sesuai asuahan kebidanan denagan langkah varney diantaranya:
a.         Mampu melakukan pengumpulan data dasar terhadap Ny. S usia 38 tahun G2P1A0 usia kehamilan 33 minggu 3 hari dengan prensetasi bokong di BPS Rosbiatul adawiyah
b.       Mampu melakukan interpretasi data dasar berdasarkan hasil berdasarkan pengumpulan data terhadap Ny.S usia 38 tahun G2P1A0 usia kehamilan 33 minggu 3 hari dengan prensetasi bokong di BPS Rosbiatul adawiyah
c.       Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi terhadap Ny.S usia 38 tahun  G2P1A0 usia kehamilan 33 minggu 3 hari dengan prensetasi bokong di BPS Rosbiatul adawiyah
d.      Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera terhadap Ny.S usia 38 tahun  G2P1A0 usia kehamilan 33 minggu 3 hari dengan prensetasi bokong di BPS Rosbiatul adawiyah
e.       Mampu merencanakan asuhan yang sesuai kebutuhan Ny.S usia 38 tahun G2P1A0 usia kehamilan 33 minggu 3 hari dengan prensetasi bokong di BPS Rosbiatul adawiyah
f.       Mampu melaksanakan perencanaan secara menyeluruh terhdap Ny.S usia 38 tahun G2P1A0 usia kehamilan 33 minggu 3 hari dengan prensetasi bokong di BPS Rosbiatul adawiyah
g.      Mampu melakukan evaluasi  berdasarkan hassil asuhan yang   telah dilakukan terhadap Ny. S usia 38 tahun us G2P1A0 ia kehamilan 33 minggu 3 hari dengan prensetasi bokong di BPS Rosbiatul adawiyah

D.      Ruang Lingkup
1.       Sasaran
Subjek yang akan diberikan asuhan kebidanan adalah satu orang yaitu  Ny. S usia 38 tahun G2P1A0 usia kehamilan 33 minggu 3 hari dengan presentasi bokong
2.      Tempat
Lokasi tempat pengambilan kasus di BPS Rosbiatul Adawiyah, SKM.M.Kes.
3.      Waktu
Waktu pelaksanaan asuhan kebidanan mulai tanggal 29 april sampai tanggal 11 mei 2013.
E.       Manfaat Penulisan
1.      Bagi Institusi
Dapat dijadikan bahan referensi bagi Mahasiswa Kebidanan Adila tentang asukan kebidanan pada ibu dengan presentasi bokong.
2.      Bagi lahan praktek
Sebagai sumbangan pemikiran dan evaluasi bagi petugas kesehatan.
3.      Bagi masyarakat
Dengan memberikan asuhan kebidanan diharapkan ibu hamil lebih mengerti akan pentingnya pemeriksaan antenatal untuk mengetahui komplikasi secara dini, dan memeriksakan secara rutin ke tenaga kesehatan. Serta bagi bumil yang sungsang dapat melakukan posisi knee chest secara baik dan benar.
4.      Bagi Penulis
Diharapkan dengan melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan peresentasi bokong, dapat menambah ketrampilan sehingga dapat memeberikan asuhan secara tepat dan lebih memiliki keberhasilan yang baik dalam memberikan asuhan pada ibu yang sungsang.

F.       Metodologi Dan Teknik Memperoleh Data
1.      Metodologi penulisan
Metode penelian yang dipakai adalah study kasus.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (1983)Studi kasus adalah metode pengumpulan data yang bersifat integrative dan komprehensif. Integrative adalah menggunakan berbagai teknik pendekatan dan bersifat komprehensif. Komprehensif yaitu data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap.
2.      Tekhnik memperoleh data berdasarkan sumbernya,  peneliti memperoleh data penelitian selama studi kasus kebidanan ini  dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.
a.    Dataprimer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain:
1)                                 Anamnesis
Adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Aanamnesis dapat di lakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut:
a)   Auto anamnesis adalah anamnesis yang di lakukan kepada pasien langsung.
b)   Allo anamnesis adalah anamnesis yang di lakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini di lakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkingkan lagi untuk memberikan data yang akurat.
Selain dari anamnesa yang dilakukan peneliti juga mamperoleh data dari pengkajian fisik yang dilakukan secara head to toe, serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan tekanan darah, dan pemeriksaan urin.
2)                                Observasi
Adalah pengumpulan data melalui indera penglihatan (prilaku pasien, ekspresi wajah, bau, suhu, dan lain-lain)
3)        Wawancara
 adalah perbincangan terarah dengan cara tatap mukadan pertanyaan yang di ajukan mengarah pada data yang relevan dengan pasien.
4)        Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya. Pemeriksaan laboratorium merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimia tubuh (perubahan ini bias penyebab atau akibat). Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu terapan untuk menganalisa cairan tubuh dan jaringan guna membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosis dan mengobati pasien. 


a)        Hemoglobin
Adalah metaloprotein (proteinyang mengandung zat besi) di dalam sel darah merahyang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dariparu-paru ke seluruh tubuh.
Tujuan                  : Untuk memeriksakan kemungkinan anemia.
Nilai normal          : Lakilaki 14 – 16 ,perempuan 12 – 14 gr %
b)        Protein urine
1)      Protein: albumin
Mikroalbuminuria< 60 mg%
Ada test rebus àurin 5 cc dipanaskan
Penilaian test rebus (protein):
a.         -      kekeruhan
b.        +      kekeruhan seperti awan
c.        ++   kekeruhan seperti pasir
d.      +++  kekeruhan seperti gumpalan
e.      ++++  kekeruhan seperti putih telur.
(http://www.google.co.id/url).
b.    Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.


BAB II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.  Tinjauan Teori Medis
1.         Kehamilan
Proses kehamilan merupakan merantai yanag berkesinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozo dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba,2012;h.75).
a.    Tanda – tanda kehamilan
1)   Tanda pasti kehamilan
a)      Terdengar denyut jantung janin(DJJ)
b)      Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio
c)      Ada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin(>16 minggu)
d)     Terasa gerakan janin (Sulistyawati, 2009,h;83) Quickening (persepsi gerakan janin pertama)
13
Gerakan janin pertama biasanya dirasakan pada umur kehamilan 18 minggu(primigravida) atau 16 minggu (multigravida). (Pantiawati, 2010;h.52).
Gerakan pertama biasanya dirasakan si ibu pada usia kehamilan antara 14-16 minggu yang disebut dengan wickening. Di usia ini janin mulai tumbuh besar dan air ketuban pun tersedia cukup banyak, hingga ibu bisa merasakan janinnya bergerak sedikit. Sensasi yang muncul seperti “dikitik-kitik” atau serasa ada bola kecil menggelinding lembut dalam rahimnya. Tapi tak setiap ibu hamil akan merasakan gerakan janin di usia kehamilan yang sama.
(http://ery2.wordpress.com/2010/08/01/pentinganya-memantau-gerakan-janin).
2)      Tanda Tidak Pasti kehamilan
a)      Rahim membesar
b)      Tanda hegar
c)      Tanda Chadwik, yaitu warna kebiruan pada servik, vagina dan vulva
d)     Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol jelas pembesaran tersebut
e)      Braxton hicksbila uterus dirangsang(distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi
f)       Basal metabolism Rate (BMR) meningkat
g)      Ballotement positif .
Jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut ibu dengan cara menggoyang-goyangkan disalah satu sisi, maka akan terasa “pantulan “disisi yang yang lain.
h)      Tes Urine Kehamilan (test HCG0 positif)
Tes urine dilaksanakan satu minggu setelah terjadi pembuahan tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormon gonadotropin dalamm urine,kadar yang melebihi ambang normal, mengindikasi bahwa wanita mengalami kehamilan.
3)   Dugaan Hamil
a)      Amenorea/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus terlambat haid
b)      Nusea, anoreksia, emesis, dan hipervasilasi
c)      Pusing
d)     Miksing/sering buang air besar
e)      Obstipasi
f)       Hiperpigmentasi : striae , cloasma, linea nigra
g)      Varises
h)      Payudara menegang
i)        Perubahan perasaan
j)        BB bertambah
(Sulistyawati,2009;h.85)
14 Standar pelayanan ANC
a)      Ukur tinggi badan dan berat badan
b)      Ukur  tekanan darah
c)      Ukur  TFU
d)     Imunisasi TT 
e)      Tablet Fe
f)       Tes PMS / VDRL
g)      Temu wicara / konseling
h)      Pemeriksaan HB
i)        Pemeriksaan protein urin
j)        Pemeriksaan reduksi urine
k)      Perawatan payudara
l)        Pemeliharaan tingkat kebugaran
m)    Terapi yodium
n)      Pemeriksaan malaria
 (Pantiawati dkk,2010;h.10)
b.    Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
1)         Proses kehamilan merupakan proses alamiah dan fisiologis.
2)         Menggunakan cara-cara yang sederhana atau menghindari segala     bentukintervensiyang tidak dibutuhkan
3)         Bersifat aman bagi keselamatan hidup  ibu, asuhan yang diberikan   ditunjang oleh pengobatan berdasarkan bukti( evidence based          medicine)
4)         Menjaga privasi pasien
5)         Membantu pasien agar merasa aman dan nyaman, seta memberikan             dukungan emosional.
6)         Memberikan informasi, penjelasan, serta konseling yang cukup.
7)         Menghormati praktik adat istiadat, kebudayaan, serta           keyakinan/agama yang ada dilingkungan setempat.
8)         Memelihara kesehatan fisik, psikologis, sosial, serta spiritual klien    dan keluarga.
9)         Melakukan usaha penyuluhan kesehatan dan pencegahan penyakit
(Sulistyawati,2009;h.4).
c.    Tujuan asuahan Kehamilan
Tujuan utama ANC menurunkan/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya:
1)      Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal
2)      Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalksanaan yang diperlukan
3)      Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.
d.   Standar Asuhan Kehamilan
Terdapat 6 standar dalam pelayanan antenatal seperti sebagai berikut:
1)        Standar 3 : identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan kerumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur
2)        Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan anteatal. pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.
3)        Standar 5 : Palpasi abdominal
Bidan melakukan pemerikssaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4)        Standar 6 : pengelolaan Anemia dan Hipertensi
Bidan melakukan  tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5)        Standar 7 : pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6)        Standar 6 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
Ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih, dan aman serta suasana yang menyenangkan, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk , bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.
e.    Hak- hak wanita hamil
Hak – hak ibu menerima layanan asuhan Hak – hak ibu menerima layanan asuhan kehamilan, yaitu :
1)      Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasinya harus diberikan langsung kepada klien(dan keluarganya)
2)      Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap system pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.
3)      Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang dilakukan terhadapnya.
4)      Mendapatkan pelayanan secara pribadi /dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur
5)      Menerima pelayanan senyaman mungkin
6)      Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.
f.     Evidence Based Pratice
Sesuai dengan evidence based  pratice, pemerintah telah menetakan progarm kebijakan ANC sebagai berikut :
1)      Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4x selama kehamilan:
a)      Kunjungan trimester I sebelum usia kehamilan 14 minggu
b)     Kunjungan trimester II usia kehamilan 14-28 minggu
c)      Kunjungan trimester III usia kehamilan 28-36 minggu dan lebih dari 36 minggu
2)      Pemberian suplemen Mikronutrien
Tablet mengandung FeSO4 320 mg(zat besi 60 mg) dan asam folat 500 µg sebanyak 1 tablet /hari segera setelah rasa mual hilang pemberian selama 90 hari (3 bulan )
3)      Imunisasi TT 0.5 cc
(Pantiawati dkk, 2010;h.8).
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin, jenis imunisasi yang di berikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah dari penyakit tetanus. Ibu hamil yang belum mendapatkan imunisasi statusnya T0, dengan status T0 hendaknya ia mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu) dan bila memungkinkan di berikan TT3 dengan interval 6 bulan. Pemberian imunisasi TT1 dapat diberikan pada saat usia kehamilan sudah memasuki usia 16 minggu atau di TM II
(Sulistyawati,2009;h.121).
Suntikan TT melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus neonatorium dan mencegah kematian pada bayi baru lahir yanh disebabkan oleh kuman tetanus yang masuk ketubuh bayi melalui tali pusat (Salmah dkk,2006;h.115).
g.    Perubahan Anatomi dan fisiologi Ibu Hamil
1)        Sistem reproduksi
a)      Uterus
Uterus berkembang samapi ke xisfisternum.penguranag tinggu fundus uteri dikenal dengan istilah lightening, terjadi pada beberapa bulan terakhir kehamilan,pada saat fundus turun kebagian bawah uterus. Hal ini bertujuan untuk membuat jaringan pelvik menjadi lebih lunak, degan tonus uterus yang baik, dengan formasi yang baru dari segmen bawah rahim   
(Salmah dkk,2006;h.60).
Pada kehamilan cukup bulan,ukuran uterus adalah 30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dn hiperplasi otot polos rahim, serabut- serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukuran TFU per tiga jari, dapat di cermati dalam tabell berikut ini:
Tabel 2.1
Perabaan TFU pertigajari
Usia kehamilan
(Minggu)
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
12
3 jari di atas simfisis
16
Pertengahan pusat – simfisis
20
3 jari di bawah pusat
24
Setinggi pusat
28
3 jari di atas pusat
32
Pertengahan pusat–prosesus xiphoideus (px)
36
3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
40
Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
                        (Sulistiyawati,2009;h.59)
b)      Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Perubahan ini akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh servik.
c)      Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilam setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal. Terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu.
d)     Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwick. Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, di mana sekresi akan berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus.
2)        Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukuranya dan vena-vena yang dibawah kulit akan lebih terlihat, hal ini untuk persiapan saat menyusui. Perkembangan payudara dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron, dan somatomammotropin.
Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan olehprolactin inhibiting hormone.Kelenjar Montgomery, yaitu kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung untuk menonjol keluar. Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir (Sarwono, 2009;h.179).
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, setrogen dan progesteron akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk lemak sehingga mammae menjadi lebih besar. Apabila mammae akan membesar lebih tegang dan tampak lebih hitam seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan bewarna putih agak jernih disebut colostrum (Ai yeyeh.2009;h.42).
3)        Sistem integumen
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum.Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut dengan linea nigra.Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut chloasma gravidarum. Adanya peningkatan kadar serum melanocyte stimulating hormone (MSH) pengaruh lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis pada akhir bulan kedua masih sangat diragukan sebagai penyebabnya. Estrogen progesteron diketahui mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya. Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekiling puting susu, sedangkan di perut bawah bagiantengah biasanya tampak garis gelap, yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, dan biasanya di atas pinggang. Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis sering tampak di tungkai bawah.
Pembesaran rahim menimbulkan peregangaan dan menyebabkan robekan serabut elastis di bawah kulit, sehingga menimbulkan strae gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan gemeli, dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba  bertambah pigmentasinya dan di sebut sebagai linea nigra. Adanya vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah berkeringat (Sulistyawati,2009;h.30).
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh Melanophore stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormone yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pada dahi, pipi, hidung dikenal sebagai cloasmagravidarum.
Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di aerola mammae ibu hamil mulai akan mengalami hiperpigmentasi pada muka biasanya terjadi pada usia kehamilan
12 minggu (Wiknjosastro,2005;h,35).
4)        Sistem endokrin kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan pascapartu (nifas). Tes HCG positif dan kadar HCG akan meningkat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu. (Pantiawati,2010;h.56).
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh, plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilano hormon utama yang di hasilkan oleh plasenta adalah HCG, hormon yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk mmepertahankan kehamilan. Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormon yang menyebabkan kulit berwarna legih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon ini kemungkinan menyebabkan tanda peregangan pada kulit perut (Maryunani.2010;h.42).
5)        Sistem perkemihan
Pada akhir kehamilian,apabila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul oleh kandung kemih yang tertekan (Prawirohardjo,2011;h.185).                                              
            Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akn mulai menekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar
(Pantiawati dkk,2010;h.69).
6)        Sistem pencernaan
Esterogen dan HCG meningkat, dengan efek samping mual dan muntah-muntah. Selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar/perasaan ingin makan terus, juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu, terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum). Saliva meningkat dan pada trimester pertama, men dan megeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan. Bulan- bulan pertama kehamilan, hormon esterogen meningkat yang dapat menyebabkan nausea (mual), ada yang mengalami muntah terus menerus sampai menganggu aktivitasnya, dikatakan mengalami hiperemesis gravidarum (muntah-muntah yang banyak ini merupakan keadaan patologik), mual dan muntah tersebut merupakan efek samping dari peningkatan kadar esterogen dan HCG, reabsorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi, rahim yang semakin membesar akan akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi), sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus di perlambat oleh tinginya kadar progesteron (Maryunani,2010;h.43).
7)        Sistem kardiovaskuler
Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke-6-8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32-34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur renin-angiotensin dan aldosteron. Pada kehamilan lanjut kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl itu merupakan suatu hal yang abnormal dan biasanya berhubungan dengan defisiensi zat besi dari pada dengan hipervolemia. Kebutuhan zat besi selama kehamilan lebih kurang 1000 mg atau rata-rata 6-7 mg/hari (Sarwono,2009;h. 183).

Manfaat pemeriksaan Hb yaitu:
a)   Sebagai pemeriksaan penyaring untuk membantu diagnosa
b)   Sebagai pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit,
c)   Dapat dipakai sebagai kemajuan penderita anemia
(https://docs.google.com/documen).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin di bawah 11 gr % pada trismester I dan II atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr % pada trimester II  ( Saifuddin,2001;h.281 ).
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada kriteria WHO th 1972 ditetapkan 3 katagori yaitu: >11 gr /dl, ringan 8-11 gr/ dl, berat <8 gr/dl (Ai yeyeh dkk, 2010;h.115).
8)        Sistem Respirasi
Selama periode kehamilan, sistem respirasi mengalami  perubahan. Hal ini dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan O2 yang semakin meningkat.Disamping itu juga terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim. Ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya. Sesak nafas dan pernafasan yang cepat akanmembuat ibu hamil merasa lelah, hal ini dikarenakan saat kehamilan kerja jantung dan paru-paru meningkat. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37.
Ruang yang di perlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan janinnya (Maryunani,2010;h.50).
h.    Perubahan berat badan
Kenaikan berat badan pada saat hamil yang normal pada wanita yang memiliki ukuran rata-rata biasanya berkisar  antara 12,5-15 kg (sekitar 1-1,5 kg/bulan). Kenaikan berat badan ini (yang normal) terutama berasal dari bertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ/cairan intrauterin, yaitu:
1)        Berat janin 2,5-3,5 kg
2)        Berat plasenta 0,5 kg
3)        Cairan amnion 1,0 kg
4)        Berat uterus 1,0 kg
5)        Penambahan volume sirkulasi maternal 1,5 kg
6)        Pertumbuhan mammae 1 kg
7)        Pertumbuhan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas 1,0-1,5 kg (Maryunani,2010;h.50)
Perkiraan peningkatan berat badan :
1)        4 kg dalam kehamilan trimester I
2)        0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III
3)        Totalnya sekitar 15-16 kg (Sulistyawati,2009,h;50).
Berat badan diukur setiap ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaika berat badan atau penurunan berat badan.
Kenaikan berat badan ibu hamil normal rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg
(Pantiawati,2010;h.36)
Table 2.2
Takaran Makanan Untuk Kebutuhan Wanita
Bahan makanan
Ukuran rumah tangga
Wanita tidak hamil
Wanita hamil
Nasi
Piring
3,5
4
Daging
Potong
1,5
1,5
Tempe
Potong
3
4
Sayur bewarna
Mangkok
1,5
2
Buah
Potong
2
2
Susu
Gelas
-
1
Minyak
Sendok
4
4
Cairan
Gelas
4
6

i.      Informasi Yang Diberikan Ketika Memberikan Asuhan Kebidanan
Trimester III menurut (Sulistyawati,2009;h.6)
1)      Gameli (28-36 minggu)
Pada usia kehamilan ini informasi yang perlu disampaikan adalah pemeriksaan kesejateraan janin dalam kandungan, salah satunya adalah janin tunggal atau ganda. Informasi tersebut akan mengurangi beberapa kekhawatiran yang dirasakan oleh ibu dan keluarga berkaitan dengan janin.
2)      Letak janin (>36 minggu)
Gambaran persalinan yang akan di lalui merupakan salah satu hal yang dikhawatirkan oleh ibu dan keluarga pada akhir masa kehamilan. Informasi mengenai kepastian letak dan posisi janin akan mengurangi kecemasan pasien. Ibu akan lebih siap jika diberikan gambaran mengenai proses persalinan secara lengkap. (Sulistyawati,2010;h.6-7)
3)      Deteksi Dini Masa Kehamilan
Deteksi dini adalah deteksi dini terhadap kelainan,komplikasi dan penyakit yanglazim terjadi pada ibu masa kehamilan, persalinan dan masa nifas yaitu menjadi pokok kebenaran dasar berfikir dan bertindak seorang bidan dalam suatu mekanisme. Umur dikatakan berpengaruh / memiliki resiko jika <20 tahun karena alat-alat reproduksi belum matang dan psikis yang belum siap dan >35 tahun rentan sekali terjadi komplikasi-komplikasi dalam kehamilan dan perdarahan dalam masa nifas, jadi usia reproduktif (subur) seorang wanita yang baik dalam siklus reproduksi berkisar dari usia 20-35 tahun (Manuaba dkk,2010;h.75).
Factor-faktor resiko:
a)         Terlalu muda (< 20 tahun)
b)        Terlalu Tua (> 35 tahun)
c)         Terlalu Sering (paritas >5)
d)        Terlalu Dekat (jarak anrtara 2 kehamilan kurang dari 2 tahun)
(Ai Yeyeh dkk,2010;h.4) 
2.      Adaptasi Psikologis Dalam Masa Kehamilan
Pada kehamilan TM III sering kali di sebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Terkadang ibu merasa khawatir akan bayinya lahir sewaktu-waktu. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut apabila di lahirkan tidak normal. Kebanyakan juga ibu bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan (Nanny dkk,2011;h.110).
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester  ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Di samping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga adalah persiapaan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga jenis kelamin bayinya (apakah laki-laki atau perempuan) dan akan mirip siapa. Dan bahkan mereka juga sudah memeilih sebuah nama untuk bayinya (Nanny dkk,2011;h.110).
Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ dalam, adanya perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin membesar, adanya perubahan gambaran diri (konsep diri, tidak mantap, merasa terasing, tidak dicintai, merasa tidak pasti, takut juga sengang karena kelahiran bayi.
(Nanny dkk,2011;h.110).
Perubahan psikologis trimester III (periode penantian dengan penuh kewaspadaan )
a)         Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik
b)        Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c)         Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya
d)        Khawati bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
e)         Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f)         Merasa kehilangan perhatian
g)        Perasaan mudah terluka(sensitif)
h)        Libido menurun (Sulistyawati,2009;h.77).

3.      Keluhan selama kehamilan pada TM III
1)        Sering Buang Air Kecil
Penyebabnya adalah tekanan rahim terhadap kandung kemih yang membatasi kemampuan kandung kemih untuk menyimpan air seni. Saat kehamilan bertambah besar Ibu hamil akan mengalami rasa sulit menahan air seni. Walaupun repot harus bolak-balik ke kamar kecil jangan pernah untuk mengurangi porsi minum.Inilah keluhan yang paling sering dialami. Adanya janin membuat tekanan pada kandung kemih. Kadang kala penyebabnya kecenderungan ibu hamil yang minum lebih banyak. Akibatnya, ginjal lebih banyak pula memproduksi air seni. Selain itu letak kandung kemih yang bersebelahan dengan rahim membuat kapasitasnya berkurang. Itulah salah satu sebab ibu hamil sering buang air kecil.Yang perlu diwaspadai, saat ini sering terjadi infeksi pada saluran atau kandung kencing pada ibu hamil. Sayangnya, sulit membedakan buang air kecil lantaran hamil dengan yang disebabkan oleh infeksi. Yang mungkin bisa dijadikan pedoman yakni rasa nyeri yang menyertai. Jika keluarnya air seni diiringi oleh rasa nyeri dan warnanya merah atau keruh mungkin itu pertanda infeksi. Untuk mengatasinya, jangan menunda keinginan buang air kecil.
(2http://satubidan.com/ketidaknyamanan-umu).
Sering kencing dikarekan fungsi kandung kemih akibat prubahan vasikuler yang berhubungan dengan hormonal dan volume kandung kemih mengecil akibat terdoring rahim serta presentasi janin. (Salmah dkk.2006;h.71)
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang. Sebab lain adalah karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada saat tidur malam hari. Akibatnya adalah pola diurnal kebalikannya sehingga terjadi peningkatan pengeluaran urin pada saat hamil tua.
Cara mengurangi ketidak nyamanan ini adalah:
a.         Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya mencangkup sebab terjadinya
b.        Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing
c.         Mengurangi asupan cairan pada sore hari dan memperbanyak minum saat siang hari.
Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah dieresis.
(http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/10/05/ketidaknyaman-pada-ibu-hamil-tm-iii)
2)      Konstipasi atau Sembelit
Berhubung hormon kehamilan progesteron mengendurkan sistem pencernaan dan memperlambat gerakan pencernaan, maka konstipasi menjadi keluhan yang umum. Kondisi ini akan semakin memburuk bila memang sudah mengalaminya sebelum kehamilan atau bila mengkonsumsi suplemen zat besi (lihat Anemia)
Cara untuk mencegah konstipasi:
a)     Minumlah sebanyak-banyaknya air putih, jus buah-buahan atau teh herbal. Tapi hindari teh dan kopi, karena dapat membuat bolak-balik buang air kecil yang bisa mengakibatkan dehidrasi.
b)      Konsumsi serat. Buah segar dan buah yang dikeringkan, juga sayur-sayuran dan gandum adalah sumber-sumber penting yang harus dikonsumsi.
c)      Singkirkan junkfood. Hindari makanan manis dan halus, yang bisa menyumbat sistem pencernaan.
d)     Olah raga ringan seperti jalan kaki dan berenang akan membantu menjaga sirkulasi berjalan lancar.
e)      Jangan terburu-buru. Pelan-pelan saja kalau buang air besar, dan jangan mengejan.
f)       Manfaatkan ramuan alami. Para herbalis menyarankan akar teh dandelion untuk menjaga keteraturan BAB dapat diperoleh di toko-toko makanan sehat.
(http://satubidan.com/ketidaknyamanan-umu) 
3)      Hemorrohoid
Secara khusus ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester II dan III.Hal ini sering terjadi karena konstipasi.Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena didaerah anus juga membesar.Diperparah lagi akibat tekanan kepala terhadap vena di rektum (bagian dalam anus).Konstipasi berkontribusi dalam menimbulkan pecahnya hemorid sehingga menimbulkan perdarahan.Untuk menghindari pecahnya pembuluh darah ini maka dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak serat, banyak minum, buah dan sayuran.Kurangnya klep di pembuluh-pembuluh yang berakibat pada perubahan secara langsung pada aliran darah.Pada kehamilan Progesterone menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar.
(http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/10/05/ketidaknyaman-pada-ibu-hamil-tm-iii).
Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena hemorrhoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan menyebabkan kongesti pada vena pelvic (Salmah. 2006;h.73).
Cara meringankan/mencegah :
a)        Menghindari konstipasi
b)        Menghindari ketegangan selama defekasi
c)        Mandi air hangat/kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan kenyamanan tapi juga meningkatkan sirkulasi
d)       Latihan kegel, untuk mengencangkan otot-otot perineal
e)        Istirahat di tempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikkan
(http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/10/05/ketidaknyaman-pada-ibu-hamil-tm-iii)
4)      Heart burn (panas dalam perut)
Rasa panas di perut adalah rasa terbakar yang tidak nyaman pada oesphogus (saluran cerna).Gejala ini lebih sering terjadi pada ibu hamil karena hormon progesteron membuat lentur katup saluran pencernaan, sehingga sebagian makanan yang sudah dicerna atau asam perut naik kembali ke oesphogus.Kondisi ini yang menyebabkan rasa terbakar.
Mengatasi rasa terbakar:
a) Konsumsi makanan dalam porsi kecil-kecil secara lebih sering, ketimbang makanan berat secara lebih jarang.
b)      Berbaringlah atau tidurlah dengan posisi tersangga bantal.
c)      Hindari makanan yang diproses dan kaya bumbu, juga minuman yang mengandung kafein.
d)     Minumlah teh camomile atau teh jahe–keduanya dapat membantu menyamankan sistem pencernaan.
e)      Dokter dapat menuliskan resep antacid yang aman selama kehamilan. (http://satubidan.com/ketidaknyamanan-umu)
5)      Sakit kepala
Biasa terjadi pada trimester II dan III. Ini Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta keletihan (Nanny dkk.2011;h.144). Cara meringankan :
a)        Memassase leher dan otot bahu
b)        Istirahat
c)        Mandi air hangat
Tanda bahaya :
a)        Bila bertambah berat atau berlanjut
b)        Jika disertai dengan hipertensi dan proteinuria (preeklampsi)
c)        Penglihatan berkurang atau kabur.
6)      Edema atau pembengkakan
Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang menggantung secara umum terlihat pada area pergelangan kaki dan hal ini harus dibedakan dengan perbedaan edema karena preeklamsia/eklamsia
(http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/10/05/ketidaknyaman-pada-ibu-hamil-tm-iii)
Adapun cara penangaannya adalah sebagi berikut:
a)        Hindari menggunakan pakaian ketat
b)        Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
c)        Posisi menghadap kesamping saat berbaring
d)       Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat melonggarkan vena-vena panggul.
(http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/10/05/ketidaknyaman-pada-ibu-hamil-tm-iii)
7)      Sesak nafas
Ibu hamil yang mengalami sesak napas di karenakan dengan semakin membesarnya uterus, maka akan mengalami desakan diafragma sehingga naik 4 cm. (Hani dkk,2011;h.64)
Ketika perut semakin membesar maka Ibu akan merasakan sesak nafas, jangan khawatir karena hal ini biasa terjadi pada masa kehamilan. Untuk mencegahnya jangan lupa berdiri dan duduk dengan dengan sikap tenang. Jika ingin berbaring, telentang dan letakkan kepala dan bahu di atas sebuah bantal atau lebih, mengurangi bekerja yang berat seperti turun naik tangga, menyandarkan bahu pada tumpukan bantal (posisi semi Fowler).
8)      Nyeri punggung bawah (Nyeri Pinggang)
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Masalah memburuk apabila wanita hamil memiliki struktur otot abdomen yang lemah sehingga gagal menopang berat rahim yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur. Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang.Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande multipara yang tidak pernah melakukan latihan untuk memperoleh kembali struktur otot abdomen normal.Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe ini (Sulistyawati,2010;h.119).

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuhnya akan mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin. Perubahan tubuhnya yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah lardosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil.keluhan yang sering muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal dipunggung dan pinggang serta kram pada kaki ketika tidur dimalam hari.
(Sulistyawati,2010;h.119).

Nyeri tersebut bisa muncul seiring dengan pertambahan berat badan.Perubahan mobilitas dapat ikut berpengaruh pada perubahan postur tubuh dan dapat menimbulkan rasa tidak enak di punggung bagian bawah.Ini umumnya terjadi pada akhir masa kehamilan. Nyeri pungung dapat diredakan dengan kompres panas, istirahat dan obat pereda sakit yang telah diresepkan dokter kandungan untuk mengantisipasinya juga, perhatikan, diet dan kenaikan berat badan.
Perubahan tubuh selama kehamilan bisa mengakibatkan pegal pada punggung. Apalagi janin berkembang semakin besar sehingga punggung mudah tertarik atau merenggang. Untuk mencegahnya lakukan olahraga hamil secara teratur, gunakan sepatu tanpa hak, tidur di kasur yang rata dan agak keras, jangan tidur melengkung dan berbaringlah dengan punggung lurus. Selama kehamilan, sambungan antara tulang pinggul mulai melunak dan lepas. Ini persiapan untuk mempermudah bayi lahir. Rahim bertambah berat, akibatnya, pusat gravitasi tubuh berubah. Secara bertahap, ibu hamil mulai menyesuaikan postur dengan cara berjalan. Hal ini menyebabkan sakit punggung dan pegal. Mengatasinya tak perlu obat cobalah perbaiki cara berdiri, duduk, dan bergerak. Jika harus duduk atau berdiri lebih lama jangan lupa istirahat setiap 30 menit.Hormon-hormon membantu melenturkan sendi-sendi, tulang-tulang dan otot-otot untuk persiapan kelahiran. Tapi hormon juga menjadikan lebih rentan mengalami terkilir dan rasa tegang selama kehamilan–terutama di punggung bagian bawah. Janin yang semakin besar juga ikut menekan tulang belakang dan panggul, serta mengubah postur.

Tips mengatasi sakit punggung:
a)        Beristirahat
b)        Gunakan bantal-bantal untuk menyangga tubuh.
c)        Saat berbaring miring, taruh sebuah bantal di antara paha dan satu lagi di bawah lutut, untuk menghindari rasa kaku pada punggung.
d)       Hangatkan. Sebotol air panas atau kompres hangat dapat meredakan area tubuh yang sakit.
e)        Berlatih. Untuk memperkuat punggung bagian bawah, coba kencangkan otot-otot pantat dan perut, seolah-olah memakai jeans ketat. Kemudian tahan posisi tersebut selama beberapa detik sambil tetap bernafas seperti biasa. Ulangi dua tiga kali sepanjang hari
f)         Jongkok, tapi jangan membungkuk. Jangan pernah membungkuk untuk memungut sesuatu dari lantai. Turunkan tubuh sampai posisi berjongkok, dengan punggung tegak.
g)        Cari pengobatan alternatif. Beberapa terapi tambahan seperti akupunktur, osteopathy atau chiropractic dapat mengatasi masalah pada punggung.
       (http://satubidan.com/ketidaknyamanan-umu)
9)      Kram Pada Kaki
Ibu hamil yang mengalami kram pada kaki dikarenakan penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada system pernafasan, tekanan uterus pada syaraf, keletihan dan sirkulasi yang buruk pada tungkai. (Hanni dkk,2011;h.64)
10)  Keputihan
Keputihan ini dikarenakan hyperplasia mukosa vagina danpeningkatan lendir dikarenakan peningkatan hormone estrogen. (Nanny dkk,2011;h.146).
Ini merupakan ketidaknyaman yang terjadi pada ibu hamil Trimester pertama hingga ketiga, bahkan pada wanita yang tidak hamil pun mengalami keputihan ini.
Cara mengatasi ketidaknyamanan ini, yaitu :
a)        Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
b)        Memakai pakaian dalam dari bahan katun yang mudah menyerap
c)        Tingkatkan daya tahan tubuh dengan buah dan sayur
(http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/10/05/ketidaknyaman-pada-ibu-hamil-tm-iii).
11)    Varices
Ibu yang mengalami varices dikarenakan penekanan dinding otot polos vena melebar, akibat hormonal. Pembesaran uterus dan gravitasi sehingga menekan vena-vena (Salmah dkk,2006;h.73).  

4.      Mengatasi ibu hamil dengan asam urat
Pengertian Asam urat (bahasa Inggrisuric acid, urate) adalah senyawa turunan purina dengan rumus kimia C5H4N4O3 dan rasio plasma antara 3,6 mg/dL (~214µmol/L) dan 8,3 mg/dL (~494µmol/L) (1 mg/dL = 59,48 µmol/L)[2].
Kelebihan (hiperurisemiahyperuricemia) atau kekurangan (hipourisemiahyporuricemia) kadar asam urat dalam plasma darah ini sering menjadi indikasi adanya penyakit atau gangguan pada tubuh manusia (http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_urat).
Tips Menu Makanan Ibu Hamil Penderita Asam Urat Setelah dipahami bahwa penyebab naiknya kadar asam urat dalam tubuh adalah konsumsi makanan yang tinggi zat purin, maka pemahaman ini harus dijadikan dasar dari penyusunan menu makanan untuk ibu hamil yang sedang menderita asam urat. Adapun jenis-jenis makanan yang mengandung banyak zat purin adalah sebagai berikut:
a.         Makanan olahan dari kacang-kacangan. Contohnya adala melinjo, emping, dan tauco.
b.         Makanan cepat saji kalengan. Contohnya adalah sarden dan kornet daging sapi. Makanan instan kalengan tidak hanya mengandung banyak zat purin, tetapi juga mengandung pengawet dan rentan terhadap bakteri. Dengan atau tanpa penyakit asam urat, ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan jenis ini.
c.         Makanan/minuman hasil fermentasi dan yang mengandung alkohol. Contohnya adalah tape, tuak, wiski, bir, dan anggur.
d.        Beberapa jenis sayuran, seperti daun singkong, asparagus, dan buncis.
e.         Beberapa jenis buah, seperti durian, nanas, dan air kelapa.
f.          Daging dan jeroan, seperti daging kambing, limpa, hati, paru, otak.
g.      Seafood, seperti udang dan kepiting.
Makanan-makanan diatas harus sedapat mungkin dihindari karena dapat memperparah penyakit asam urat yang sedang diderita. Sebaliknya, ada beberapa jenis makanan yang baik bagi ibu hamil penderita asam urat. Di antaranya adalah yoghurt, kentang, pisang, buah-buahan yang kaya vitamin C, terutama jeruk dan juga strawberry.
Agar eksresi kelebihan zat purin lancar, masukkan banyak air putih ke dalam diet yang disusun. Sayuran seperti wortel aman dikonsumsi, sehingga bisa dimasukkan ke dalam menu diet. Agar nafsu makan yang tinggi dapat terakomodir dengan baik tanpa melibatkan makanan yang berdampak buruk, selalu persiapkan buah-buahan seperti pisang, strawberry atau jeruk untuk camilan. Penambahan yoghurt akan menambah cita rasa dan tetap baik bagi kesehatan. Selalu perhatikan keseimbangan dari setiap menu agar semua kebutuhan dapat terpenuhi. (http://artikelduniawanita.com/tips-menu-makanan-ibu-hamil-penderita-asam-urat.html).
5.      Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Adapun tanda-tanda bahaya dalam kehamilan trimester III adalah :
a.    Perdarahan pervaginam
     Pendarahan pada akhir kehamilan, pendarahan yang tidak normal adalah banyak, merah atau kehitaman, nyeri atau tidak nyeri. Pendarahan seperti ini bisa berarti plasenta previa dan solusio plasenta (Ai Yeyeh dkk,2010;h.198).
     Pada umumnya penderita mengalami pendarahan pada triwulan ketiga atau setelah kehamilan 28 minggu. Pendarahan antepartum terjadi kira-kira 3% dari semua persalinan yang terbagi kira-kira antara plasenta previa, solusio plasenta dan pendarahan yang belum jelas sumbernya (Ai Yeyeh dkk, 2010;h.198).
b.    Sakit Kepala yang Hebat dan Menetap
     Sakit kepala selama kehamilan adalah umum dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal selama kehamilan.Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat dan menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat itu, ibu mungkin mengalami pengelihatan kabur atau berbayang.Sakit kepala yang hebat merupakn gejala dari preeklamsi/ eklamsia. (Hanni dkk,2011;h.118)
c.    Masalah penglihatan
     Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin merupakan suatu tanda pre-eklamsia (Sulistyawati,2009,h;175).
d.   Nyeri Abdomen yang hebat
     Nyeri abdodomen mungkin  menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan juwa alah nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang Setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, penyakit radang pelvis, persalinan preterm, ISK dan lain-lain. Pada kehamilan lanjut jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak berhenti dan di sertai dengan tanda-tanda syok yang membuat kaedaan ibu makin lama makin memburuk  dan disertai dengan pendarahan yang tidak sesuai maka kita harus curigai adanya kemungkinan terjadinya solusio plasenta atau plasenta previa (Sulistyawati, 2009; h.176).
e.    Bayi kurang bergerak seperti biasanya
     Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulann ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak sedikitnya 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih terasa jika berbaring atau beristirahat. (Hanni dkk,2011;h.118).

6.      Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III
a.         Kebutuhan nutrisi
       Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari.Tambahan energy ini bertujuan unntuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Jumlah tambahan energy terus meningkat pada trimester II dan III (Sulistyawati,2009;h.108).
       Kebutuhan ibu hamil akan nutrisi lebih tinggi di bandingkan saat sebelum hamil. Kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya. Untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, maka ibu harus makan-makanan yang bergizi karena makanan-makanan tersebut diperlukan untuk janin, plasenta dan buah dada. Apabila kekurangan akaan menyebabkan terjadinya partus prematurus (Nanny dkk,2011;h.119).
       Mulai minggu ke delapan sampai lahir terjadi pertumbuhan janin yang cepat,serta terbentuknya cadangan pada ibu untuk mempersiapkan kelahiran dan memproduksi air susu ibu (ASI). Pada tahap ini terjadi hyperplasia  dan hipertropi sel-sel dan kecepatannya berbeda masing-masing orang.pleh sebab itu suplemen nutrisi sangat diperlukan terutama dalam bentuk kalori protein (Salmah dkk,2006;h.111).
Makanan yang baik dikonsumsi ibu hamil antara lain:
a.    Sayuran Daun Berwarna Hijau Tua.
Manfaat sayuran untuk wanita hamil sudah tidak diragukan, terutama sayuran yang berwarna hijau tua. Contohnya bayam, atau sayuran berdaun hijau lain yang sarat dengan vitamin dan nutrisi, termasuk vitamin A, C, dan K, serta folat yang sangat penting. Sayuan juga telah ditemukan untuk meningkatkan kesehatan mata.
b.    Daging tanpa Lemak
Daging adalah sumber protein berkualitas tinggi, carilah daging tanpa lemak atau lemak yang telah dipisahkan. Ketika membeli daging merah, sangat susah untuk mendaptkan daging yang bebas lemak. Jangan makan hot dog, meskipun, kecuali jika dagingnya dipanaskan dengan uap panas. Ada risiko kecil untuk dalam makanan seperti ini karena bisa menjadi perantara bakteri dan parasit dari daging seperti toxoplasma Listeria monocytogenes, atau salmonella pada bayi
c.    Buah-buahan dan sayuran Beraneka Warna
Makan berbagai berbagai warna sayur serta buah seperti warna hijau, merah, oranye, kuning, ungu, putih akan memastikan bahwa Anda dan bayi Anda mendapatkan berbagai nutrisi. Setiap kelompok warna yang berbeda memberikan vitamin, mineral, dan antioksidan.
Kegunaan zat-zat makanan bagi ibu hamil dan janin,yaitu:
1)      Protein
Ibu hamil mengalami  mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 60%. Widya karya pangan dan gizi nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi 12% perhari atau 75-100 gram.Bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan nilai biologis yang tinggi seperti daging tak berlemak, ikan, telor, susu dan hasil olahannya (Sulistyawati,2009;h.108).
2)      Asam Folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya meningkat dua kali lipat selama hamil. Jenis makanan yang mengandung asam folatadalah ragi, hati, brokoli, sayur berdaun hijau (bayam, asparagus), dan kacang-kacangan (kacang kering, kacang kedelai). Sumberlain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur (Sulistyawati,2009;h.108).
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk pemberian suplemen asam folat dengan besaran 280, 660, dan 470 mikrogram (Sulistyawati,2009;h.108).
3)      Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber  tambahan energy  yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan.pada trimester III energy dari karbohidrat diperlukan untuk persiapan tenaga ibu dalam proses persalinan (Sulistyawati,2009;h.108).
Pada masa kehamilan dianjurkan untuk mengkonsumsi karbohidrat sebanyak 50-60% dari total kebutuhan eneri tubuh. karbohidrat yang dianjurkan  dikonsumsi : karbohidrat kompleks seperti: roti, sereal, nasi,p asta. kandunngan seratnya dapat mencegah sembekit (susah BAB) yang sering terjadi saat kehamilan (Sulistyawati,2009;h.108)
4)      Vitamin dan Mineral
a)      Vitamin A untuk menambah daya tahan terhadap infeksi kebutuhannya ditambah 50 mg/hari
b)      Vitamin B kompleks untuk mencegah perdarahan pada bayi dan menambah darah bagi ibu dan bayi.
c)      Vitamin C mencegah scorbut dan untuk pertumbuhan janin kebutuhannya ditambah 20mg/hari
d)     Vitamin D untuk anti rachitis.
e)      Vitamin E untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio
f)       Kalsium dan fosfor untuk digunakan pembuatan tulang-tulang janin kebutuhan kalsium ditambah 0,6mg/hari.
g)      Fe digunakan untuk pembentukan darah janin dan persediaan ibu masa laktasi sampai 6 bulan sesudah melahirkan,karena itu susu ibu tidak mengandung garam besi.persediaan cadangan untuk mempersiapkan darah yang hilang saat persalinan.pemberian zat besi diberikan ketika rasa mual dan dan muntah hilang, satu tablet sehari selama minimal 90 hari. Bila ibu merasa mual, konstipasi atau diare akibat tablet zat besi dimakan bersama buah-buahan yang mengandung vitamin C, jangan meminum susu, teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Tablet Fe dapat diminum separuh pada malam hari,untuk mengurangi efek samping .bahan makanan yang mengandung zat besi yaitu yang bersumber dari hewani seperti : telur, hati dan daging atau  sumber dari nabati seperti kacang-kacangan  dan sayuran hijau (Salmah dkk,2006:114).


5)      Air
Air berfungsi membantu system pencernaan makanan dan membantu proses transportasi.selama hamil terjadi perubahan nutrisi dan cairan pada membrane sel.air juga menjaga keseimbangan sel,darah,getah bening,dan cairan vital tubuh lainnya.air juga menjaga keseimbangan suhu tubuh,karena itu di anjurkan minum 6-8 gelas air,susu dan jus tiap 24 jam.membatasi minuman yang mengandung pemanis buatan (sakarin) karena bahan ini mempunyai reaksi silang terhadap plasenta.  (Salmah dkk, 2006:115).
6)   Imunisasi
Suntikan TT melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus neonatorium dan mencegah kematian pada bayi baru lahir yanh disebabkan oleh kuman tetanus yang masuk ketubuh bayi melalui tali pusat (Salmah dkk,2006:115).
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin, jenis imunisasi yang di berikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah dari penyakit tetanus. Ibu hamil yang belum mendapatkan imunisasi statusnya T0, dengan status T0 hendaknya ia mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu) dan bila memungkinkan di berikan TT3 dengan interval 6 bulan. Pemberian imunisasi TT1 dapat diberikan pada saat usia kehamilan sudah memasuki usia 16 minggu atau di TM II
(Sulistyawati,2009;h.121)
Table 2.3
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
ANTIGEN
INTERVAL WAKTU
LAMA PERLINDUNGAN
%
TT1
TT2

TT3

TT4

TT5

4 minggu setelah TT1
6 bulan setelah TT2
1 tahun setelah TT3
4 tahun setelah TT4

3 Tahun

5 tahun

10 tahun

Seumur hidup

80

95

99

99
         (Sulistyawati,2009;h.121)
7)        Personal Hygiene
Personal hygiene dibutuhknan untuk menjaga kebersihan terutama perawatan kulit karena keringat bertambah, dianjurkan menggunakan sabun lembut atau ringan, kebersiahan gigi dan mulut, kebersihan alat genitalia (Nanny dkk,2011;h.128).
Kebersihan aalat genitalia  terutama jika sering BAK karena jika ibu tidak menjaga alat genitalianya akan menyebabkan keputihan dan gatal di sekitar vagina yang disebabkan oleh gonococcus trichomonas vaginalis atau candida albicans (Nanny  dkk,2011;h.128).


8)    Seksualitas
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti        :
a.       Sering abortus dan kelahiran prematuritas.
b.      Pendarahan Pervaginam.
c.       Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kahamilan.
d.      Bila ketuban telah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauteri
(Sulistyawati,2009;h.119).
            Alasan berkurangnya minat seksual yang dialami banyak wanita hamil khususnya dalam minggu-minggu terkhir kehamilan. Beberapa wanita merasa takut senggama karena akan merusak bayinya atau menyebabkan prematuritas. Yang lainnya merasa takut bahwa orgasme dengan cara apapun akan menyebabkan hal yang sama. Ada yang malu karena payudara dan perutnya yang membesar dan membengkak dan merasa tidak menarik ataupun seksi. Sementara yang lain lagi menginginkan kontak tubuh dengan pasangannya tapi lebih suka jika tidak bersenggama (Jannah, 2012;h.152).
9)   Perawatan Payudara
Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui saat persalinan, payudara akan membesar dan daerah sekitar putting lebih gelap warnanya serta lebih sensitive.semua ini terjadi sebagai persiapan tubuh ibu hamil untuk memberikan makanan pada bayinya (Sulistyawati,2009;h.118)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara adalah sebagai berikut    :
a.       Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan busa, karena akan mengganggu penyerapan keringat payudara.
b.      Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.
c.       Hindari membersihkan putting dengan sabun mandi karena akan menyebabkan iritasi. Bersihkan putting susu dengan menggunakan minyak kelapa lalu dibilas dengan air hangat.
d.      Pada akhir bulan kehamilan,pijatlah lembut payudara didaerah yang berwarna gelap (areola)putting susu,hal ini akan mengeluarkan bebrapa tetes kolostrum (cairan kental berwarna kekuningan dari putting)untuk membuka saluran susu.
(Sulistyawati,2009;h.118)
10)  Pakaian
Pakaian selama hamil dianjurkan adalah pakaian yang longgar,bersih dan tidak ada ikatan ketat pada daerah  perut.memakai BH yang menyokong payudara, memakai sepatu dan tumit yang tidassk terlalu tinggi dan memakai pakaian dalam keadaan bersih serta menyerap keringat (Pantiawati dkk,2010;h.92)
11)  Istirahat Dan Relaksasi
Semakin tua usia kehamilan,seorang wanita lebih cepat merasa letih,pada kondisi seperti ini,wanita hamil di anjurkan untuk beristirahat  secukupnya dan menghindari aktifitas  yang berat. Berbaringlah dengan posisi kaki lebih tinggi,usakan untuk tidak tidur siang selama lebih 2 jam dan malam hari lebig 9 jam,pada waktu istrahat pikiran wanita hamil harus setenang mungkin (Sulistyawati,2009;h.117).
2.         Pengertian
a.    Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus seperti uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri ( Sarwono,2008;h.606).
b.    Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) adalah  dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri, sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis (Mauaba,2010;h.67).
c.    Letak sungsang merupakan janin yang letaknya memanjang dalam rahim, dengan kepala berada difundus dan bokong berada bagian terandah(presentasi bokong ).angka kejadiannya ± 3%dari kehamilan (Fauziah,2012;h.112).                    
d.   Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan kelainan dalam polaritas. Panggul merupakan kutub bawah. Penunjukknya adalah sacrum. Sacrum kanan depan (RSA=right sacrum anterior) adalah presentasi bokong dengan sacrum janin ada dikuadran kanan depan panggul ibu, dan diameter bitrochanteria janin berada pada diameter obliqua dextra panggul ibu.(Oxorn dkk, 2010;h.195)
e.    Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3 – 4 % dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25 – 30 %, dan sebagaian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu. (Sarwono,2008;h.588)
f.     Posisi sungsang, posisi janin memanjang dengan kepala di bagian atas rahim dan bokongnya ada di bagian bawah, tergolong sebagai kelainan letak janin. Kondisi ini biasanya sudah terdekteksi saat kehamilan memasuki trimester kedua. Jika situasi ini terjadi pada saat kehamilan masih berusia di bawah 9 bulan maka masih dikategorikan sebagai sesuatu yang normal.
(http://danishmubarok.blogspot.com/2011/12/lebih-memahami-bayi-sungsang-dan-cara.html)
g.    faktor janin dan ibu, dari segi janin, mungkin karena ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ruangan rahim ibu. Akibatnya, janin bebas berputar, baik ke atas maupun ke bawah. Di Indonesia, bila berat bayi di bawah 3 kg dan ibunya telah beberapa kali melahirkan, ada kemungkinan akan menjadi sungsang.
(http://danishmubarok.blogspot.com/2011/12/lebih-memahami-bayi-sungsang-dan-cara.html)
3.         Bentuk-bentuk letak sungsang
a.       Latak bokong murni
1)        Teraba bokong
2)        Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
3)        Kedua kaki bertindak sebagai spalk 
b.      Letak bokong kaki sempurna
1)        Teraba bokong
2)        Kedua Kaki berada di samping bokong 
3)        Letak bokong tak sempurna
a)        Teraba bokong
b)        Di samping bokong terata satu kaki
4)        Letak kaki
a)        Bila bagian terendah teraba salah satu kedua kaki atau lutut
b)        Bila dibedakan : letak kaki, bila kaki terendah letak lutut terendah. (Manuaba,2008;h.360)

4.         Macam-macam presentasi bokong
a.    sempurna : fleksi pada paha dan lutut
b.    murni : fleksi pada paha : extensi pada lutut. Ini merupakan jenisyang  tersering
                         dan meliputi hampir dua pertiga presentasi bokong
c.    kaki: Satu atau dua kaki, dengan extensi pada paha dan lutut. Kaki   merupakan bagian terendah
d.   lutut:             satu atau dua lutut, dengan extensi pada paha, flexi pada lutut bagian terendahnya adalah lutut (Oxorn dkk,2010;h.196)
Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat menentukan beberapa letak sungsang sebagai berikut:
a.         Letak bokong murni, yaitu presentasi bokong murni, dalambahasa inggris “ frank breech”. Bokong saja yang menjadi bagian depan, sedangkan kedua tungkai.
b.         Letak bokong kaki, yaitu presentasi bokongkaki disamping bokong teraba kaki, dalam bahasa inggris” compleete breech”. Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna jika disamping bokong teraba kedua kaki atau kaki saja.
c.         Letak lutut, presentasi lutut
d.        Letak kaki, presentasi kaki , dalam bahasa inggris kedua letak yang terakhir disebut” inclomplete breech presentasion”.
(Fauziah,2012;h.112)
 






Gambar 1. Macam-macam posisi sungsang
(http://chellious.wordpress.com/2011/02/20/mekanisme- pesalinan-sungsang)
5.         Etiologi
a.    Sudut ibu
1)   Keadaan rahim
a)    Rahim  arkuatus
b)   Septum pada rahim
c)    Uterus dupleks
d)   Mioma bersama kehamilan
2)   Keadaan placenta
a)      Plasenta letak rendah
b)      Plasenta previa
3)   Keadaan jalan lahir
a)      Kesempitan panggul
b)      Deformitas tulang panggul
c)      Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran posisi kepala.
b.      Sudut Janin
a)      Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b)      Hidrocefalus dan anenafalus
c)      Kehamilan kembar
d)     Hidramnion atau oligohidramnion
e)      Prematuritas
(Manuaba,2012;h.497)
Faktor- faktor etiologi presentasi bokong meliputi  prematuritas, air ketuban yang berlebihan,  kehamilan ganda, placenta previa, panggul sempit, fibromyoma, hydrocepalus, dan janin besar. Setiap keadaan yang mempengaruhi masuknya kepala janin ke dalam panggul mempunyai peranan dalam etiologi presentasi bokong. Banyak yang tidak ketahui sebabnya, dan setelah mngesampingkan kemungkinan-kemungkinan lain saja. Sebaliknya, ada presentasi bokong yang membakat. Beberapa ibu melahirkan bayinya semuanya dengan presentasi bokong, menunjukkan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong dari pada presentasi kepala. Implantasi placenta difundus atau dicornu uteri cenderung untuk mempermudah terjadinga presentasi bokong ( harry oxorn % william R. Forte, .2010;h.195)
Posisi sungsang terjadi di bawah usia kehamilan 32 minggu sebab, pada usia kehamilan ini, jumlah air ketuban relatif banyak, sehingga janin masih dapat bergerak bebas. (Sarwono,2008;h.588)


6.    Diagnosis
a.    Pemeriksaan abdominal
1)        Letaknya adalah memanjang
2)        Diatas panggul teraba massa lunak, irreguler dan tidak terasa sepert kepala. Dicurugai bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot paha teregang di atas tulang-tulang dibawahnya, memeberikan gambaran keras mennyerupai kepala dan menyebabakan kesalahan diagnostik.
3)        Punggung ada disebelah kanan dekat dengan garis tengah. Bagian- bagian kecil ada disebelah kiri, jauh daari garis tengah dan belakang
4)        Kepala teraba difundus uteri  mungkin kepala sukar diraba bila kepala ada dibawah hepar atau iga-iga. kepala lebih keras dan lebih bulat dari pada bokong. Dan kadang- kadang dapat dipantulkan (ballottable). idak Kalau difundus uteri terba massa yang dapat dipantulkan, harus dicurigai presentasi bokong.
       Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bahwa, ibu sering merasa ada benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada daerah tulang iga karena kepala janin. (Ai Yeyeh, 2010;h.240)
5)        Tonjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan.
       (Oxorn dkk,2010;h.198)

b.    Denyut jantung janin
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau atas umbilikus dan pada sisi yang sama dengan punggung. Pada RSA denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadran kanan atas perut ibu. Kadang- kadang denyut jantung janin terdenganr dibawaah umbilikus. Dalam hal ini maka diagnosis yang dibuat dengan palpasi jangan dirubah oleh karena denyut jantung janin tidak terdengar ditempat biasa.
(Oxorn dkk, 2010;h.198,)
Pada pemeriksaan abdomen (kepala teraba di bagian atas, bokong pada daerah pelvis.Auskultasi menunjukan DJJ lokasinya lebih tinggi daripada yang diharapkan dengan presentasi verteks).
(http://bidanbidan.blogspot.com/2011/10/letak-sungsang-dan-penanganannya.html)
c.    Pemeriksaan Vaginal
1)        bagian terendah teraba tinggi
2)        tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garris-garis sutura dan fontanella, hasil pemeriksaan negatif ini menunjukkan adanya malpresentasi.irreguler. Anus dan tuberischiadikum terletak pada satu garis. Bokong dapat di
3)        bagiaan terendahnya teraba lunak danelirukan dengan muka.
4)        kadang- kadang pada presentasi biking murni sacrum tertarik kebawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa. Ia dapat dikelirukan dengan kepala oleh karena  tulang yang keras.
5)        sacrum ada dikuadran kanan depan panggul, dan diameter bitrochanterica   ada   pada diameter obligua kanan.
6)        kadang- kadang teraba kaki dan harus dibedakan dengan tangan.
(Oxorn dkk, 2010;h.198,)
d.   Pemeriksaan sinar – X
Sinar X berguna baik untuk mengakkan diagnosis maupun untuk memperkirakan ukuran konfigurasi panggul ibu. Pemeriksaan sinar X harus dikerjakan pada semua primigravida dan pada multipara dan mempunyai riwayat pwesalinan sukar atau bayi-bayi yang dilahirkan sebelunmya kecil semua. Senar X menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi janin, demikian pula kelainan-kelainan seperti hydrocepalus (Oxorn dkk,2010;h.198,)

7.    Prognosis
a.    Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi
(http://rizkisakura.wordpress.com/2012/04/12/asuhan-kebidanan-letak-sungsang).
b.    Bagi Anak
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul, anak bisa menderita asfiksia (http://rizkisakura.wordpress.com/2012/04/12/asuhan-kebidanan-letak-sungsang).

8.    Penanganan selama kehamilan
Mengingat bahaya-bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang dihindari. Untuk itu bila pada waktu antenatal ditemukan letak sungsang hal yang harus dilakukan adalah :
a.    Beritahu hasil pemerisaan yang sebenarnya, jelaskan pada pasienmenegenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dengan letak  sungsang.
b.    Beri konseling mengenai gerakan knee-chest, yaitu meletakkan kepala diantara kedua tangan lalu menoleh kesamping kiri atau kanan, kemudian turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur dengan menggeser siku sejauh mungkin. Kegunaan geakan ini adalah untuk mempertahankan atau memperbaiki posisi janin agar bagian kepala janin berada dibawah. Gerakan ini disebut juga sebagai gerakan “ anti usngsang”.
c.    Jika deketahui janin letak sungsang pada usia kehamilan kurang 34 minggu tidak perlu dilakukan intervensi apapun, karena janin masih cukup kecil dan cairan amnion masih cukup banyak sehingga kemungkinan besar janin masih dapat memutar dengan sendirinya.
d.   Lakukan rujukan atau kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan USG pada usia kehamilan 35-36 minggu. Untuk  mengetahui presentasi janin, menegetahui jumlah cairan amnion , letak plasenta, dan keadaan plasentanya.
e.    Konseling pada ibu mnegenai pilihan untuk melahirkan jika saat umur kehamilan 35-36 minggu bagian terendah janin bukan kepala
f.     Konseling dan diskusikan menegnai kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pilihan persalinan tersebut.
(http://www.scribd.com/doc/54300747/Asuhan-Kebidanan-Patologi-Letak-Sungsang)
Pada kehamilan tua, mendeteksi sungsang dengan cara perabaan dapat dilakukan. Bila bagian perut atas adalah bagian paling keras berarti kepala bayi berada di kutub atas. Cara ini hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Cara lain adalah melalui pemeriksaan bagian dalam dengan menggunakan jari. Cara ini pun hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila dibagian panggul Ibu lunak dan bagian atas keras, berarti bayinya sungsang. Jika ingin lebih jelas lagi Ibu dapat melakukan USG (ultrasonografi).
Usaha untuk mengembalikan posisi ke normal Biasanya para ibu dengan janin berposisi sungsang dianjurkan untuk melakukan terapi bersujud. Jika posisi ini dilakukan secara benar dan teratur, kemungkinan bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi normal mencapai 92 persen. Terapi ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal.
(http://www.anmum.com/id/main.aspx?sid=1956&sva=2 )
Kehamilan sungsang biasanya dianjurkan oleh dokter untuk persalinan perabdominal dengan SC saat ini lebih sering dilakukan. Data terbaru menunjukkan bahwa cara persalinan pada presentasi sungsang tidak mempengaruhi morbiditas jangka panjang pada janin. Resiko umum SC terhadap ibu (perdarahan, anestesi dan infeksi) dan resiko janin pada persalinan sungsang pervaginam(asfiksia dan trauma) harus merupakan pertimbangan kuat dalam pengambilan keputusan mengenai cara persalinan yang dipilih. Ahli obstetri yang memilih persalinan dengan SC umumnya dengan alasan : 
1.      Cedera persalinan sungsang perabdominal lebih rendah dibandingkan persalinan pervaginam.
2.         Banyak pasangan yang mempunyai pandangan “anak sedikit” dan membutuhkan anak yang “perfect” sehingga memilih persalinan sungsang perabdominal.
3.         30 – 40% trial of labor pada persalinan sungsang berakhir dengan persalinan SC.
4.         SC pada masa sekarang adalah operasi yang “aman”.
Ahli obstetri yang cenderung untuk mencoba berlangsungnya persalinan sungsang pervaginam umumnya memiliki alasan: 
1.        Morbiditas maternal pada SC lebih besar.
2.        5 – 15% janin pada presentasi sungsang disertai dengan kelaina kongenital.
3.   Sejumlah ibu ingin memiliki pengalaman persalinan pervaginam.
a. Persalinan dengan Sectio Caesar (Perabdominal)

Jenis insisi SBR yang dipilih pada saat SC sangat penting. Bila SBR sudah terbentuk dengan baik maka dengan insisi melintang pada SBR, persalinan sungsang dapat diselesaikan tanpa banyak kesulitan. Pada kehamilan prematur dan pasien yang belum inpartu atau pada beberapa kelainan letak lain, SBR cukup sempit sehingga sebaiknya dilakukan insisi vertikal untuk menghindari cedera persalinan yang lebih luas [cedera pada vesika urinaria.
b. Persalinan pervaginam

Dokter yang akan menolong persalinan sungsang pervaginam perlu menguasai maneuver dalam persalinan sungsang pervaginam dan hendaknya didampingi oleh 4 orang asisten : (1) ahli obstetri yang berpengalaman (2) ahli anak yang mampu memberikan pertolongan resusitasi pada anak dan(3) anaesthesiolog yang dibutuhkan untuk memberikan kenyamanan pada ibu bersalin (4) paramedis yang memahami proses dan penatalaksanaan persalinan sungsang per vaginam. (http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/09/presentasi-sungsang.html )

Melakukan posisi bahu-lutut untuk letak sengsang atau lintang yang dilakukan sekitar 3 kali/hari selama 10-15 menit, mulai usia kehamilan 28-32 minggu. Situasi ini memberi harapan karena air ketuban relatif banyak dan ruangan uterus relatif longgar. Bila tidak berhasil sebaiknya konsultasi kepada dokter, apalagi pada primigravida sehingga tindakan yang akan diambil adalah melakukan seksio sesaria (Manuaba,2012;h.462).
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah melahirkan sungsang
a)         Hilangkan kekhawatiran karena posisi bayi yang sungsang. Membayangkan bayi akan berputar ke posisi yang benar setiap hari dapat mengirimkan pesan kepada bayi untuk berputar.
b)        Melakukan posisi bersujud (knee chest position), dengan posisi perut seakan-akan menggantung kebawah. Lakukan rutin 2 kali setiap hari pagi dan sore selama 10 menit. Kegiatan ini sangat mengurangi kemungkinan melahirkan sungsang, aman dan member ruang pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal. Kemungkinan berhasilnya adalah 92 %.
 









Gambar 2. Posisi knee chest
Beberapa cara diatas hanyalah tips untuk mencegah melahirkan sungsang, sering mengkontrol keadaan bayi dalam perut di dokter atau bidan sangat baik untuk memberikan kenyamanan pada Ibu. Kesiapan emosional ibu dalam proses melahirkan dapat mengurangi kemungkinan melahirkan sungsang (www.tentangbunda.com/tips-agar-tidak-melahirkan-sungsang.html).

Senam hamil adalah olahraga khusus untuk ibu hamil yang berpusat pada latihan otot perut, panggul, dan pernapasan. Senam hamil yang dilakukan secara teratur dapat memperlancar proses persalinan dan menjaga kebugaran tubuh selama hamil.
Senam hamil dapat melancarkan peredaran darah sehingga distribusi nutrisi dan oksigen dapat berjalan lancar. Keadaan ini sangat baik untuk kesehatan ibu dan janin. Oksigen dan nutrisi sangat diperlukan untuk tumbuh kembang janin. Peredaran darah yang lancar juga akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga ibu lebih jarang sakit.
Saat hamil, terjadi peningkatan kebutuhan darah yang cukup signifikan. Keadaan ini tentunya memperberat kerja jantung. Peredaran darah yang lancar dapat meringankan kerja jantung sehingga mencegah berbagai macam penyakit jantung.
Peningkatan hormon estrogen saat hamil menyebabkan penyerapan lemak lebih tinggi sehingga perempuan seringkali menjadi gemuk. Senam hamil berfungsi membakar lemak di sekitar pinggang dan paha sehingga membantu menjaga berat badan agar tetap normal, baik selama maupun setelah hamil. Selain itu, senam hamil juga dapat menurunkan kadar gula darah sehingga mencegah diabetes.
Senam dapat mengendurkan otot-otot yang tegang sehingga menghilangkan nyeri dan pegal-pegal. Dengan tubuh yang bugar seperti ini, maka kualitas tidur akan meningkat yang berujung pada peningkatan kesehatan secara umum.

Sedangkan jika kondisi ibu hamil tidak memungkinkan seperti pernah terjadi perdarahan, riwayat abortus, dan terdapat kelainan jantung, maka senam hamil tidak boleh dilakukan.
Mengurangi rasa sakit persalinan, memperkuat otot-otot panggul sehingga memperlancar dan mempercepat proses kelahiran, dan mengurangi keluhan-keluhan saat kehamilan.





(http://www.neraca.co.id/harian/article/24950/Senam.Ibu.Hamil.untuk.Bantu.Proses.Melahirkan)

B.  Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney
1.    Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.
Menejemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah dalam menjemen kebidanan merupakan alur pikir bidn dalam memecahkan masalah atau menegmbalikan keputusan klinis. Asuhan yang

dilakukan harus dicatat secara benar, jelas, dan sederhana, jelas, dan logis sehingga perlu suatu metode pendokumentasian.
Dokementasi ini dapat digunakan sebagai bahan untuk memepertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan, dana apabila ada kejadian gugatan, dokumentasi kebidanan dapat membantu. Bidan sebagai tenaga kesehatan dan pelaksana asuhan kebudanan bidan wajib mencatat dan melaporkan kegiatnnya yang dokumentasinya harus tersimpan dengan baik. Aspek pelayanan yang didokumentasikan adalah semua pelayanan mandiri yang diberiakan oleh bidan, pelayanan konsultasi, dan pelayanan kolaborasi.( Jannah,2011; h.13)
Menurut varney (1997), proses penyelesaian masalah merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan dalam manajemen kebidanan. Varney berpendapat bahwa dalam melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki kemampuan berfikir secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau masalah potensial kebidanan. Selain itu, diperlukan pula kemampuan kolaborasi dan atau kerjasama. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan kebidanan selanjutnya (Saminem,2009;h.37).
Langkah manajemen menurut Helen varney :
Pengkajian (pengumpulan data)
Mengumpulkan semua data yang dikumpulkan untuk menilai keadaan kliensecara keseluruhan.Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara melakukan Anamnesa : biodata, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial, spiritual, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.Dalam pendekatan ini haruslah dilakukan secara komprehensif meliputi data subyektif dan data obyektif, sehingga menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya dan Valid. (http://allan-ety.blogspot.com/2011/09/manajemen-kebidanan-menurut-varney-for.html)

a.      Data Subjektif
Data Subjektif merupakan data hasil anamnessa kepada pasien, mencangkup identitas, kluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit sebelumnya dann riwayat penyakit keluarga ( Wafi dkk, 2009;h.56)
1.      Biodata yang mencangkup identitas pasien
a)      Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan (Ambarwati dkk,2008;h.131).
b)      Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam kehamilan (Ambarwati dkk,2009;h.131).
Selain jumlah sel telur yang tinggal sedikit, faktor usia (di atas 35 tahun) juga berpengaruh terhadap kemampuan rahim untuk menerima bakal janin atau embrio. Dalam hal ini, kemampuan rahim untuk menerima janin, menurun. Faktor penuaan juga akan menyebabkan embrio yang dihasilkan oleh wanita di atas 35 tahun terkadang mengalami kesulitan untuk melekat di lapisan lendir rahim atau endometrium. Ini dapat meningkatkan kejadian keguguran
c)  Agama
                          Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa
                           (Sulistyawati,2009;h.180).
d) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya (Sulistyawati,2009;h.180).
Berdasarkan jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi dibagi dalam 3 kategori yakni rendah/dasar ( SD dan SMP sederajat), sedang/menengah (SMA sederajat), dan tinggi (perguruan tinggi)
 (http://nenkiuedubio.blogspot.com/2011/04/klasifikasi-pendidikan.html).
Pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap yang makin positif terhadap objek tertentu. salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.
(http://hidayatun-mukaromah.blogspot.com/2011/08/hubungan-tingkat-pengetahuan-ibu-hamil.html)
Status Pendidikan seseorang akan memengaruhi seseorang dalam menggunakan pelayanan kesehatan. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan layanan kesehatan meningkat seiring dengan peningkatan jenjang pendidikan. Peningkatan pendidikan juga meningkatkan pengetahuan dan kepedulian serta akses terhadap informasi yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
(
http:repository.usu.ac.id/bitstream/.../3/Chapter%20II.pdf).
Wanita yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai jumlah pemeriksaan kehamilan lebih baik (Nielsen et al., 2001).Wanita berpendidikan tinggi memulai pemeriksaan kehamilan lebih awal daripada wanita yang berpendidikan rendah (Matthews et al., 2001). Penelitian Simanjuntak (2000), menyatakan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu terhadap kunjungan antenatal care.
e) Suku/bangsa
                       Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
                                    (Sulistyawati,2009;h.180).
f)  Pekerjaan
Wanita hamil dapat tetap bekerja namun aktifitas yang di jalaninya tidak boleh terlalu berat. Seorang wanita hamil disarankan untuk menghentikan aktifitas apabila mereka merasakan gangguan dalam kehamilannya, pekerjaan ibu  juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terhambatnya ibu hamil untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan (Sulistyawati,2010;h.167).
Gunanya untuk mengetahui dan mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karna ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati dkk,2008;h.132).
g) Alamat
Selain sebagai data mengenai gambaran mengenai jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi tenaga kesehatan (Sulistyawati,2009;h.180)
Selain sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien, data ini juga memberi gambaran mengenani jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju lokasi tenaga kesehatan.Ini mungkin berkaitan dengan keluhan. (Priharjo,2006;h.96)
b.      Keluhan utama
Keluhan utama dikaji untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien saat ini (Sulistyawati,2010;h.167).

c.       Gerakan janin pertama kali
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksan.gerakan janin baru dapat dirasakan pertama kali pada usia kehamilan sekitar 18 minggu pada primigravida, dan usia kehamilan 16 minggu pada multigravida. (Jannah,2012;h.85).
d.      Riwayat kesehatan
1)      Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa kehamilan ini  (Ambarwati dkk,2008;h.133).
2)      Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa kehamilan (Ambarwati dkk,2009;h.133)
3)      Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan janinnya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertai dalam kehamilannya
(Ambarwati dkk,2009;h.131).
4)      Riwayat Obstetri
5)      Menstruasi
a)        Menarce
Menarce adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita Indonesia pada umumnya megalami menarce sekitar 12 sampai 16 tahun (Sulistyawati, 2009;h.181).
b)      Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikunya, dalam hitungan hari 23 sampai 32 (Sulistyawati, 2009;h.181).
c)      Volume
Data ini menjelaskan beberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valvid. Sebgai acuan biasanya kita gunakan kriteria banyak, sedang dan sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat gali lebih dalam lagi dengan beberapapertanyaan pendukung seperti sampai berapa kali ganti pembalut dalam sehari (Sulistyawati, 2009;h.181).
d)     Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi misalnya sakit yang sangat, pening sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjukkan kepada diagnosa tertentu (Sulistyawati, 2009;h.181).
e.         Riwayat perkawinan
                 Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karna bila tidak akan mempengaruhi kondisi psikis ibunya (Sulistyawati,2009;h.180).
f.       Riwayat obstetric
a.       Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
 Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu
(Ambarwati dkk,2008;h.133).
                 b. Riwayat persalinan sekarang
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa persalinan bayinya nanti (Ambarwati dkk,2009;h.133).
g.      Riwayat KB                    
                 Meskipun pemakaian alat kontrasepsi masih lama, namun tidak ada salahnya jika kita mengkajinya lebih awal agar pasien memperoleh informasi sebanyak mungkin mengenai pilihan beberapa alat kontrasepsi. Kita juga dapat memberikan penjelasan mengenai alat kontrasepsi tertentu yang sesuai dengan keinginan dan kondisi pasien (Ambarwati dkk,2009;h.134).

h.      Kehidupan social budaya
              Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa hamil misalnya pada kebiasaan pantangan makan (Ambarwati dkk,2009;h.134).
i.        Data Psikososial
Di dalam data psikososial terdapat kahemilan direncanakan dan tidak direncanakan.Kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan bisa berdampak pada kesehatan maternal, baik ibu maupun bapaknya. Menurut Najiman et all. (1991) kehamilan yang tidak diinginkan akan meningkatkan kecemasan dan depresi kedua orang tua (Salmah dkk, 2006;h.106).
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak mengalami perubahan emosi/psikologis selama masa hamil sementara ia harus menyesuaikan diri dengan keadaan dirinya yang sekarang dan perubahan-perubahan yang ada pada dirinya.Perubahan Psikologis Pada Trimester III  :
1)        Rasa tidak nyaman, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik.
2)        Merasa tidak menyenagkan ketika bayi lahir tidak tepat waktu.
3)        Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4)        Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal.
5)        Merasa kehilangan perhatian.
6)        Perasaan mudah terluka.
7)        Libido menurun.
       (Sulistyawati,2009;h.77)
j.        Data pengetahuan
              Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan selama kehamilan (Ambarwati dkk,2009;h.136).
k.      Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1)      Nutrisi
                   Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizi selama hamil. Kita bisa menggali dari pasien makanan yang disukai dan tidak disukai, seberapa banyak dan seberapa sering ibu mengkonsumsinya dan ini juga mengambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan (Sulistyawati,2009;h.183).
2)      Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasan buang air kecil meliputi frekuensi dan warna dan jumlah (Ambarwati dkk,2009;h.136).



3)      Istirahat
Istirahat adalah keadaan yang tanpa adanya emosional dan bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas, melainkan berhenti sejenak (Uliyah dkk,2008;h.110).
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur.Istirahat sangat penting bagi ibu hamil karna dengan istirahat yang cukup berguna untuk menjaga kesehatan ibu pada saat ibu hamil. Malam hari yaitu 6-8 jam dan siang hari 1-2 jam (Sulistyawati,2009;h.184).
4)      Personal hygiene
Data ini perlu dikaji karena bagaimanapun hal ini akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya maka akan mempengaruhi kesehatan ibunya dan bayinya seperti terjadinya infeksi. Ibu hamil sangat dianjurkan untuk menjaga kebersihan dirinya dengan cara mandi dan mengganti baju dan mengganti baju minimal sakali dalam sehari, sedangkan ganti celana dalam minimal dua kali sekali. Namun jika sewaktu-waktu kotor aray sudah lembab sebaiknya segera diganti tampa harus menunggu waktu mengganti berikutnya. (Sulistyawati, 2009;h.185).
Perawatan personal hygiene yang kurang baik dapat menyebabkan keputihan dikarenakan jamur candida albican yang dapt menyebabkan gatal atau yang disebabkan infeksi oleh parasit kecil seukuran ujung jarum yang disebut trichomonas vaginalis
            (Jannah, 2012;h.150).
5)      Seksualitas
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti sering abortus, kelahiran prematur, perdarahan pervaginam, dan juga hubungan sexsual harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan, bila ketuban sudah pecah maka hubungan seksual dilarang karena dapat menyebabkan infeksi pada janin intra-uteri. (Sulistyawati, 2009; h. 119)
Pada Trimester III perubahan pesikologis yang dialami ibu adalah khawatir, sensitive, rasa tidk nyaman, merasa kehilangan perhatian dan libido menurun (Sulistyawati, 2009;h.77).
Alasan berkurangnya minat seksual yang dialami banyak wanita hamil khususnya dalam minggu-minggu terkhir kehamilan. Beberapa wanita merasa takut senggama karena akan merusak bayinya atau menyebabkan prematuritas. Yang lainnya merasa takut bahwa orgasme dengan cara apapun akan menyebabkan hal yang sama. Ada yang malu karena payudara dan perutnya yang membesar dan membengkak dan merasa tidak menarik ataupun seksi. Sementara yang lain lagi menginginkan kontak tubuh dengan pasangannya tapi lebih suka jika tidak bersenggama (Jannah, 2012;h.152).
6)      Aktivitas sehari-hari
Perlu dilakukan pengkajian aktivitas sehari-hari karena data ini menggambarkan tentang seberapa berat aktivitas yang dilakukan pasien.Jika kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat menyebabkan partus prematurus
(Sulistyawati,2009;h.183).

b.          Data Obyektif
     Dalam menghadapi masa kehamilan dari seorang klien, seorang harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan stabil. Data objektif meliputi data hasil pemeriksaan fisk, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya
     (Mufdilah dkk,2009;h.56)
     Langkah-langkah pemeriksaannya sebagai berikut :
                                 1.    Keadaan Umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan kita laporkan dengan criteria sebagai berikut :
a)      Baik
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadp lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan berjalan (Sulistyawati,2009;h.189).
b)      Lemah
Pasien dimasukkan dalam criteria ini jika ia kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain dn pasien sudah tidak mampu lagi berjalan sendiri (Sulistyawati,2009;h.189).
                            2.         Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat mengakaji tingkat kesadaran mulai dari compos mentis sampai dengan koma (Sulistyawati,2009;h.189).
                            3.         Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan salah satu ukuran pertumbuhan seseorang. Tinggi badan dapat diukur dengan stasiometer atau tongkat pengukur (Tambunan dkk,2011;h.9).
                            4.         Berat Badan
Berat badan atau massa tubuh diukur dengan pengukur massa atau timbangan. Indeks massa tubuh digunakan untuk menghitung hubungan antara tinggi dan berat badan, serta menilai tingkat kegemukan. Penimbangan pada pemeriksaan kehamilan sangat penting, karena kenaikan berat badan yang terlalu banyak menndakan retensi air yang berlebihan atau keadaan itu disebut juga pra-oedema dan merupan gejala dini dari pre-eklamsi dan kurang naiknya berat badan dapat menandakan gangguan pertumbuhan janin (Tambunan dkk,2011;h.9).
                            5.         Tanda-tanda vital
a)      Tekanan darah
Tekanan darah arteri mengganbarkan dua hal, yaitu besar tekanan yang dihasilkan vertikel kiri sewaktu berkontraksi (angka sistolik). Nilai normal rata-rata tekanan sistol pada orang dewasa adalah 100 sampai 140 mmHg, sedangkan rata-rata diastol adalah 60 sampai 90 mmHg. (Priharjo, 2006;h. 107).
b)      Nadi
Nadi adalah gelombang yang diakibatkan oleh adanya perubahan pelebaran (vasodilatasi) dan penyempitan (Vasokontriksi) dari pembuluh darah arteri akibat kontraksi vebtrikel melawan dinding aorta.Tekanan nadi adalah tekanan yang ditimbulkan oleh perbedaan sistolik dan diastolic. Denyut nadi dipengaruhi oleh saraf simpatik (untuk meningkatkan) dan saraf parasimpatik ( untuk menurunkan). Normalnya 60-80 kali per menit. (Tambunan dkk,2011;h.36)
c)      Pernafasan
Pernafasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi sistem pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan penganturan asam basal.Adapun pernapasan pada orang dewasa yaitu 16-24x/menit (Priharjo, 2006;h. 81).
 Pernafasan normal orang dewasa sehat adalah 16-20 kali/menit (Tambunan dkk,2011;h.45)
d)     Suhu
Suhu adalah derajat panas yang dipertahankan oleh tubuh dan diatur oleh hipotalamus (dipertahankan dalam batas normal yaitu ±6 ̊C dari 37 ̊C) dengan menyeimbangkan anatara panas yang dihasilkan dan panas yang dilepaskan. Suhu normal pemeriksaan Axila yaitu 36,6.  (Tambunan dkk,2011;h.15).
                            6.         Pemeriksaan fisik
a)      Kepala
Kepala merupakan organ tubuh yang penting dikaji  karena dikepala terdapat organ-organ yang sangat berperan dalam fungsi kehidupan.Inspeksi dengan memperhatiakan bentuk kepala terdapat benjolan atau tidak, nyeri tekan dan dan kebersihan kepala (Priharjo,2006;h.47).
Kepala pengkajian diawali dengan inspeksi lalu palpasi.posisi pasiem dapat duduk, atau berdiri (tergantung pada kondisi pasien).
Inspeksi dilakukan dengan memperhatikan bentuk kepala yang abnormal dan ukuran kepala dapat diukur dengan pita pengukuran. Bagian yang juga perlu  umtuk dilihat. Pada daerah muka/ wajah dilihat kesimetrisan muka, apakah kulitnya normal pucat, sianosis atau ikterus.bagian muka keadaan normalnya adalah simetris antara kanan dan kiri.Ketidaksimetrisan muka menunjukkan adanya gangguan pada saraf ketujuh (nervus fasialis). Delain itu , juga diperiksa ada tidaknya gangguan sensorik di daerah wajah. Pemeriksaan sensorik dilakukan menggunakan perangsangan nyeri dengan menggunakan tusukan jarum secara  perlahan-lahan. Pada trauma kepala dilihat ada tidaknya perlukaan atau pembengkakandll.Setelah keadaan umum diperiksa klien dapat diatasi terlebih dahulu.
Palpasi dapat dilakukan untuk mengetahui keadaan rambut, massa, pembengkakan, nyeri tekan, dan kulit kepala.(Tambunan dkk,2011;h.65)
b)      Muka
Pada daerah wajah/muka dilihat simetris atau tidak, apakah kulitnya normal atau tidak, pucat/tidak, atau ikhterus dan lihat apakah terjadi hiperpigmentasi. Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh Melanophore stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormone yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Pada daerah perut yang di sebut linea nigra . Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di aerola mammae (Wiknjosastro,2005; h.97).
c)      Mata           
Pemeriksaan mata dilakukan untuk menilai adanya visus atau ketajaman pengelihatan.Pemeriksaan skelera bertujuan untuk menilai warna, apakah dalam keadaan normal yaitu putih. Apabila ditemukan warna lain. Pemeriksaan pupil, secara normal berbentuk bulat dan simetris. Apabila diberikan sinar, akan mengecil. Midriasis aatu dilatasi pupil menunjukkan adanya rangsangan simpatis.Sedangkan miosis menunjukkan kadaan pupil yang mengecil.Pupil yang berwarna putih menunjukkan kemungkinan adanya pnyakit katarak.Kondisi bola mata yang menonjol dinamakan eksoftalmos dan bola mata mengecil dinamakan enoftalmos. Strabismus atau juling merupakan sumbu visual yang tidak sejajar pada lapang gerakan bola mata, selain itu terdapat nistagmus yang merupakan gerakan bola mata ritmik yang cepat dan horizontal (Uliyah dkk,2008;h.168).
Tujuan pengkajian mata adalah untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata.Dalam setiap pengkajian selalu bandingkan antara mata kanan dan kiri.Teknik yang digunakan adalah inspeksi dan palpasi.Inspeksi merupakan teknik yang paling penting dilakukan sebelum palpasi.
                            Inspeksi
Dalam inspeksi yang dikaji adalah bagian-bagian mata (bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sclera, dan dada), ketajaman penglihatan (visus) dengan bantuan kartu snellen, dan pemeriksaan lapangan pandanan.
1)   Secara umum untuk pemeriksaan fisik mata dilihat kelopak mata, konjungtiva (pucat/tidak), sclera kuning/tidak. Mata yang kering dapat terjadi pada gangguan akibat difisiensi vitamin A. Mata udem atau hyperemia atau secret mata berlebihan dapat terjadi karena adanya reaksi alergi, benda asing, perlukaan, dll.
     Pada inspeksi mata juga dilihat adanya mata cekung seperti pada klien dehidrasi.Dapat diamati pula da tidaknya infeksi pada mata (konjungtivitis atau keratitis dll).Katarak pada mata dapat diamati pada lansia.
2)   Pemeriksaan visus (ketajaman penglihatan)
     Alat yang digunakan adalah optotip dari snellen yang diletakkan sejarak5 atau 6 meter dari klien.Pemeriksaan dilakukan betrut-turut pada kedua mata.
3)   Funduskopi
     Funduskopi merupakan pengkajian mata tingkat mahir.Pengkajian funduskopi dilakukan untuk mengetahui susunan retina dengan menggunakan opthalmoscope.Untuk dapat melakukan funduskopi, maka diperlukan pengetahuan anatomi dan fisiologi mata yang memadai, serta keterampilan khusus.
Palpasi
Pemeriksaan palpasi pada bola mata untuk memeriksa secara kasar adanya peninggian tekanan intraokuler misaknya pada oebderita glaucoma.
Inspeksi konnjungtiva dan sclera
1)   Amati konjungtiva dan sclera dengan cara sebagai berikut
a.         Anjurkan klien untuk melihat kedepan
b.         Amati konjungtiva untuk mengetahui ada tidaknya kemrah-merahan
c.         Peeriksaan konjungtiva dilakukan dengan cara menarik kelopak mata bagian bawah kebawah dengan menggunakan ibu jari
d.        Amati keadaan konjungtiva dan kantong konungtiva bagian bawah, cata bila didapatkan warna yang tidak normal, misaknya anemic dan adanya pus.
e.         Saat memeriksa konjungtiva, amati pula warna sclera catat adanya perubahan warna menjadi ikterik
2)   Amati warna iris, serta ukuran dan bentuk pupil. Evaluasi reaksi pupil terhadap cahaya dengan menggunakan senter. Normalnya pupil adalah sama besar (isokor). Pupil yang mengecil disebut miosis, sangat kecil disebut pin point, sedangkan pupil yang mengalami dilatasi (melebar) disebut midriasis.
Langkah-langkah dalam melakukan gerakan mata dan medan penglihatan:
a.         Dalam menirukan gerakan mata anjurkan klien melihat kedepan.
b.         Amati apakah kedua mata memandang lurus kedepan atau salah satu deviasi. Amati pula apakah kedua mata tetap diam atau bergerak secara spontan (nistagmus), seperti gerakan mata mula-mula lambat bergerak ke satu arah kemudian dengan cepat kembali ke posisi semula.
c.         Luruskan tunjuk perawat dan dekatkan sekitar jarak 15-30 cm.
d.        Beritahu klien untuk mengikuti jari perawat dan anjurkan klien untuk tetap memertahankan posisi kepala. Gerakan jari perawat ke delapan arah untuk mengetahui fungsi enam otot mata.
e.         Selanjutnya untuk melihat mdan penglihatan kaji mata klien secra terpisah, dengan cara menutup mata yng tidak diperiksa
f.          Anjurkan klien untuk memfokuskan pada satu titik pandang misalnya hidung perawat
g.         Gerakan jari perawat secara vertical dari sampng dan dekatkan kemata klien secara perlahan-lahan
h.         Anjurkan klien untuk memberitahu sewktu mlai melihat jari perawat.
i.           Selanjutnya kaji mata sebelahnya
Palpasi
Palasi ditujukan untuk mengetahui tekana bola mata dan adanya nyeri tekan.Untuk mengukur tekanan bola mata scra khusus diperlukan tonometri yang memerlukan eahlian khusus. Palpasi dilakukan untuk mengukr tekanan bola mata dapat dilakuakan sebagai berikut:
a.         Beritahu klien untuk duduk
b.         Anjurkan klien untuk memejamkan mata
c.         Lakukan palpasi pada kedua mata. Bila tekanan bola mata tinggi maka akan terba keras. (Tambunan dkk,2011;h.45)
d)     Telinga       
Pada pemeriksaan telinga bagian luar dapat dimulai dengan pemeriksaan daun telinga dan liang telinga engan menentukan bentuk, besar dan posisinya. Pemeriksaan liang telinga ini dapat dilakukan dengan bantuan otoskop. Pemeriksaan pendengaran dilaksanakan dengan bantuan garfutala untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan pendengaran atau tidak (Uliyah dkk,2008;h.169).
e)      Hidung       
Hidung dikaji denagn tujuan untuk mengetahui keadaan atau bentuk dan fungsi hidung.Pengkajian hidung mulai dari bagian luar, bagian dalam kemudian sinus-sinus. Pada pemeriksaan hidung juga dilihat apakah ada polip dan kebersihannya (Priharjo,2006;h.67) .
Telinga mempunyai funsi sebagai alat pendengaran dan menjaga keseimbangan. Pendengaran yang baik akan dengan mudah dapat mengetahui adanya bisikan. Bila dicurigai pendengaran tidak berfungsi dengan baik, maa pemeriksaan yang lebih teliti dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan garpu tala.
Pemeriksaan garpu tala dilakukan dengan dua cara yaitu pemeriksaan rinne dan weber. Pemeriksaan rinne dilakukan untuk membandingkan antara konduksi udara dan konduksi tulang.Pada pemeriksaan rinne, normalnya konduksi udar lebih baik dibandingkan dengan konduksi tulang. Pemeriksaan weber bertujuan untuk mengetahui ketulian akibat gangguan saraf atau gangguan hantaran tulang dengan prinsi hantar suara yang ditimbulkan tepat ditengah-tengah dahi atau ubun-ubun kepala aka disalurka sama kuatnya dengan kedua telinga (lateralisasi) sementara itu, pemeriksaan weber, normalnya fibrasi suara dirasakan di tengah-tengah kepala atau seimbang diantara kedua telinga.
Inspeksi dandan palpasi telinga.
1.         Pasien dalm posos duduk.
2.         Atur posisi duduk perawat menghadap pada sisi telinga yang akan dikaji.
3.         Diawali dengan mengamati telinga luar, perhatikan adanya perubahan bentuk, warna. Lesi, maupun massa.
4.         Pengkajian palpasi dengan cac memegang telinga dengan ibu jari dan jari telunjuk. Palpasi kartilago telinga luar dan catat bila ada nyeri.
5.         Tekan bagian tragus kedalam dan tekan pula tulang telinga dibawah daun telinga. Bola ada peradangan, klien akan merasa nyeri.
6.         Selanjutnya pegang bagian pinggir daun telinga dan secara perlahan-lahan tarik daun telinga ke atas atau kebelakang sehingga lubang telinga mudah untuk diamati.
7.         Lihat lubang telinga, perhatikan terhadat ada tidaknya peradangan, perdarahan, maupun kotoran.
8.         Masukkan spekulu, telinga secara hati-hati. Bila sudah tepat, letakkan mata yang diatas eye-piece
9.         Amati membrane timpani, perhatikan bentuk, atau adanya darah/ cairan.
f)       Mulut         
Pemeriksaan mulut bertujuan untuk menilai ada tidaknya trismus, halitosis dan labioskisis.Trismus yaitu kesukaran membuka mulut.Halitosis yaitu bau mulut tidak sedap karena personal hygine yang kurang.Labioskisis yaitu keadaan bibir tidak simetris. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada gusi untuk menilai edema atau tanda-tanda radang (Uliyah dkk,2008;h.169).
Pengkajian mulai mengamati bibir, gigi, gusi, lidah, selaput lendir, pipi bagian dalam, lantai dasar mulut, dan palatum/langit-langit mulut kemudian faring (Priharjo,2006;h.70).
g)      Hidung dikaji untuk mngetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung. Dimulai dari bagian luar hidung, bagian dalam, lalu sinus- sinus. Bila memungkinkan, selama pemeriksaan klien dalam posisi duduk.
Langkah- langkah inspeksi dan papasi hidung bagian luar sinus-sinus adalah sebagai berikut.
1.         Perawat duduk menghadap klien
2.         Atur penerangan dan amati hidung bagian luar. Perhatikan bentuk tulang hidung klien dari tiga sisi yaitu sisi depan, samping dan atas.
3.         Perhatiakan perubahan warna kulit hidung dan adanya pembengkakan.
4.         Lanjutkan dengan melakukan palpasi hidung luar, cata bila ditemukan ketidaknormalan tulang hidung.
5.         Palpasi sunus maksilaris, frontalis, dan etmoidalis.
(Tambunan dkk,2011;h.70)
h)      Leher          
Tujuan pengkjian leher secara umum adalah mengetahui bentuk leher serta organ-organ penting yang berkaitan.Palpasi pada leher dilakukan untuk mengetahui keadaan dan lokasi kelenjar limfe, kelenjar tyroi dan trakea.Pembesaran kelanjar limfe dapat disebabkan oleh berbagai penyaki, misalnya peradangan akut/ kronis.pembesaran limfe juga terjadi dibeberapa kasus seperti tuberculosis atau sifilis. Palpasi kelenjar tyroid dilakukan untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar tyroid yang biasanya disebabkan oleh kekurangan garaam yodium (Priharjo, 2006;h.73-74).
Tujuan pengkajian leher adalah untuk mengetahui bentuk leher, serta organ-organ penting yang berkaitan.Pengkajian dimulai dengan inspeksi kemudian palpasi.Inspeksi dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan kulit termasuk kadaan pucat, ikterus, sianosis, dan ada tidaknya pembengkakan. Pemeriksaan papasi ditujukan untuk melihat apakah ada massa yang teraba pada kelnjar liimfe kelenjar tiroid, dan trakea. (Tambunan dkk,2011;h.66)

i)        Dada
Suara paru-paru dan jantung, puttin, benjolan, nyeri tekan, dan hyperpigmentasi. Mengkaji kesehatan pernafasan
Bila mengkaji kesehatan pernapasan, perhatikan tahap perkembangan klien, factor psikososial seperti keadaan cemas dan stres,factor perawatan diri seperti kebiasaan latihan (exescise) dan nutrisi, serta factor lingkungan seperti adanya polusi. Semua factor ini akan mempengaruhi fumgsi pernapasan.
Dada anterior yang merupakan bagian pertama rongga dada dibagi kedalam lima garis vertical imaginer yaitu sbagai berikut.
1.         Garis midsternum
2.         Garis aksila anterior kiri
3.         Garis midklavikula kanan
4.         Garis anterior kanan
5.         Garis midklavikula kiri
Dada posterior yang merupakan bagian kedua rongga dada dapat dibagi pula menjadi lima garis vertical imaginer, yaitu sebagai berikut:
1.         Garis vertebra
2.         Garis skapula  kanan
3.         Garis scapula kiri
4.         Garis aksila scapula posterior kanan
5.         Garis aksila scapula kiri
Pengkajian fisik sistem kardiovaskuler  padajantung
Sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung dan pembuluh darah.Jantung merupakan organ yang mempunyai peranan dalam mengedarkan oksigen.Didalam sel darah mengngkut sisa pengolahan dan membawanya ke organ –organ tertentu untuk disarung atau dikeluarkan dari dalam tubuh. Berat jantung berkisar antara 300-350 gr pada laki-laki dewasa normal dan antara 250-300 gr pada wanita dewasa normal atau sekitar 0,5% dari berat badan. Jantung terletak di mediasternum antara tulang rusuk kedua dam keenam.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, perawat sebaiknya mengumpulkan data riwayat kesehatan mengenai factor risiko yang meninkatkan kemungkinan penyakit jantung pada klien.
(Tambunan dkk,2011;h.86)
j)     Axilla
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak, dan apakah ada nyeri tekan atau tidak( priharjo, 2006.h:117)
k)   Payudara
Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopouse. pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak.
Areola mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya.
Selama kehamilan, hormon prolaktin dan plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. (Ambarwati, 2009;h.7)
l)        Abdoment
Untuk mengetahui struktur dan fungsi abdoment, untuk mengetahui keadaan hepar, limpa, ginjal, dan kandung kemih dilihat dari lokasi, moblitas, kontur, konsistensi, dan adanya nyeri tekan( priharjo, 2006. 123).
Bentuk abdomen yang normal adalah simetris, baik pada orang gemuk maupun pada orang kurus.Abdomen menjadi besar dan tidak simetris pada berbagai keadaan, misalnya kehamilan, tumor dalam rongga abdomen, tumor ovarium atau tumor kandung kemih.Pada bagian abdomen juga kita mendengarkan bissing usus yang disebabkan oleh perpindahan gas atau makanan sepanjang intestinum dan suara pembuluh darah serta suara Denyut jantung Janin. Di daerah abdomen kita meraba bagian-bagian janin, menentukan TFU (Priharjo, 2006;h.123).
Pemeriksaan leopold dengan cara palpasi abdominal dimulai dari leopold I untuk mengtahui TFU dan bagian teratas janin, leopold II untuk mengetahui bagian di sebelah kanan dan kiri perut ibu, leopold III untuk mengetahui bagian janin dibagian bawah uterus ibu, leopold IV untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk PAP atau belum (Ari Sulistyawati, 2010; h.89-93).Kepala masuk PAP pada multipara pada saat menjelang proses persalinan (Manuaba, 2010; h.143).
Palpasi
Mammae:    Untuk mengetahui apakah ada benjolan atau tidak  (saminem, 2008:h.85)
Abdoment
Leopold I:   Untuk mengetahui tinggi fundus uteri, bagian janin dalam fundus.
Leopold II: Untuk menentukan batas samping uterus kanan dan kiri, menentukan letk punggung janin.
Leopold III:Untuk menentukan bagian janin berada dibawah, apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk PAP atau masih dapat digoyangkan.
Leopold IV : untuk menentukan bagian terbawah janin apa dan seberapa jauh sudah masuk PAP.
Taksiran berat janin(TBJ) normal:
Dihitung dengan menggunakan rumus jhon-Tausak.
TBJ=(TBJ(dalam cm-N)x 155)
Ket              N= 13, bila kepala belum masuk melewati PAP
N=12, bila kepala masih dibawah spina ischidika
N= 11, bila kepala masih dibawah spina ischiadika
Auskultasi
Untuk mengetahui apakah ada ronchi, alat yang digunakan adalah stetoskop
DJJ: untuk mengetahui apakah janin yang dalam kandungan dalam keadaan sehat atau tidak dengan menilai detak jantung dan gerakan janin. Frekunsi normal ialah antara 120-160 denytan permenit (Winkjosastro.hal 711).
m)    Genetalia
Untuk mengetahui bersih atau tidak, ada varises atau tidak, ada kandiloma atau tidak, oedema atau tidak (Priharjo, 2006: 141) 
n)      Ekstermitas
Inspeksi : ada edema (tekan daerah tibia / dorsalis pedis bila ada cekungan di bekas tekanan : edema + ), varises, kesimetrisan, kelainan). Lakukan pengetukan dengan reflex hammer di daerah tendon muskulus kuadriser femoris di bawah patella (http://marlinasulistianingsih.blogspot.com/p/pemeriksaan-fisik-pada-ibu-hamil.html).
o)      Pemeriksaan Penunjang
1)        Kadar Hb
Manfaat pemeriksaan Hb yaitu:
a)    Sebagai pemeriksaan penyaring untuk membantu diagnosa
b)   Sebagai pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit,
c)    Dapat dipakai sebagai kemajuan penderita anemia (https://docs.google.com/documen).
2)        Protein Urine
Manfaat pemeriksaan Protein urine yaitu untuk mengetahui tingginya kadar protein dalam urine pada ibu hamil yang dapat mengindikasikan terjadinya preeklamsi.
(http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/prosedur-klinik-pemeriksaan-urine-ibu.html)
3)        Glukosa Urine
Untuk mengetahui adanya gejala diabetes mellitus karena Glukosa mempunyai sifat mereduksi.Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata.Semua larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid atauketonbebas)
(http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/prosedur-klinik-pemeriksaan-urine-ibu.html)


       2. Langkah II ( identifikasi diagnosis, masalah, dan kebutuhan )
Mengidentifikasi diagnose kebidanan dan masalah berdasarkan intepretasi yang benar atas data-data yang telah diikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan diintepretasikan menjadi diagnose tetapi membutuhkan penaganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan. Sebagai contoh masalah yang menyertai diagnosis seperti diagnosis kemungkinan kemungkinan wanita hamil, maka masalah yang berhubungan adalah wanita tersebut mungkin tidak menginginkan kehamilan lainnya atau apabila wanita hamil tersebut masuk trimester III, maka masalah yang memungkinkan dapat muncul adalah takut untuk menghadapi proses persalinan dan melahirkan.
            (Saminem,2009;h.40).
untuk menegakkan diagnosa didapatkan dan hasil pengkajian berupa data subjektif dan data objektif (Wiknjosastro, 2005;h.158)
a.    Diagnosis Kebidanan
     Diagnose dapat ditegakkan yang berkaitan dengan jumlah kehamilan, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan janin (Ambarwati dkk,2009;h.141).
Dalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan antara lain :
a.    Paritas
     Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan primigravida (hamil yang pertama kali), dibedakan dengan multigravida (hamil yang kedua atau lebih) (Sulistyawati,2009;h.191).
b.    Masalah
     Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan “diagnosis”.Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya (Sulistyawati,2009;h.192).
     Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. (Ambarwati,2009 h.141).
     Hal-hal yang berkaitan dengan pengamatan klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis (Hanni dkk,2010;h.99).
c.    Kebutuhan Pasien
     Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya. Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap diagnosinya (Sulistyawati,2009;h.192).

  3. Langkah III ( merumuskan diagnosis / masalah potensial yang membutuhkan antisipasi masalah potensial )
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi. Pada langkah diidentifikasi masalah atau diagnosa, ini membutuhkan antisifasi masalah, pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati dan siap – siap apabila hal tersebut benar – benar terjadi.Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal ini. (Ambarwati, 2009; 135)
Langkah ini merupakan langkah etika bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah  potensial dan mengatisipasi penagnannya. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan, dilakukan pencegahan. Bidan harus waspada menghadapi diagnosis /masalah potensial yang benar-benar akan terjadi. (Jannah, 2011.h. 44).

       4. Langkah IV  Identifikasi dan penerapan kebutuhan yang memerlukan tindakan segera
Tahap ini dialakuakan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan.Beberapa data demi menunjukan situasi emergensi dimaan kita perlu bertindak demi keselamatan klien (Hidayat dkk, 2009; h. 75).
Tindakan segera adalah memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atai ditangani bersama anggota TIM kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien. (Ambarwati; 2009; 135)

5. Langkah V Perencanaan asuahn secara menyeluruh   
Langkah-langkah ini di tentukan oleh sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose yang telah di identifikasi atau antisipasi.Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya. (Ambarwati,2009 h.143)

6. Langkah VI Pelaksaan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang di tegakkan. Mengarahkan atau melaksanaan rencana asuhan secara efisien dan aman. (Ambarwati,2009;h.145).
Pada kasus kehamilan dengan presentasi bokong dianjurkan duacara yang dipakai untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala yaitu versi luar, dan posisi dada-lutut pada ibu. Bukti-bukti tentang manfaat dan keamanan tindakan versi luar sudah cukup tetapi masih belum bagi tindakan, dan posisi dada-lutut ( Sarwono, 2008; h.590).

7. Langkah VII Evaluasi
Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi (Jannah, 2011.h.48)

C. Landasan Hukum Kewenagan Bidan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
1.    Kewenangan normal:
a.    Pelayanan kesehatan ibu
b.    Pelayanan kesehatan anak
c.    Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2.    Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3.    Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi:
1.    Pelayanan kesehatan ibu
a.    Ruang lingkup:
1)                  Pelayanan konseling pada masa pra hamil
2)                  Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
3)                  Pelayanan persalinan normal
4)                  Pelayanan ibu nifas normal
5)                  Pelayanan ibu menyusui
6)                  Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
b.    Kewenangan:
1)                  Episiotomi
2)                  Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
3)                  Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
4)                  Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
5)                  Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
6)                  Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
7)                  Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
8)                  Penyuluhan dan konseling
9)                  Bimbingan pada kelompok ibu hamil
10)           Pemberian surat keterangan kematian
11)           Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2.     Pelayanan kesehatan anak
a.    Ruang lingkup:
1)        Pelayanan bayi baru lahir
2)        Pelayanan bayi
3)        Pelayanan anak balita
4)        Pelayanan anak pra sekolah
b.    Kewenangan:
1)                  Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat
2)                  Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
3)                  Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
4)                  Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
5)                  Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
6)                  Pemberian konseling dan penyuluhan
7)                  Pemberian surat keterangan kelahiran
8)                  Pemberian surat keterangan kematian
3.    Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan kewenangan:
a.    Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatanreproduksi perempuan dan keluarga berencana
b.    Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:
1)        Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2)        Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)
3)        Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
4)        Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
5)           Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah
6)        Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
7)            Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
8)   Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
9) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah (http://www.kesehatanibu.depkes.go.id.)